TRIBUN-VIDEO.COM - Operasi militer khusus Rusia ke Ukraina terus bergulir hingga hari ke-251 pada Selasa(1/11/2022).
Ada sederet peristiwa di antaranya Rusia mengklaim punya bukti Inggris meledakkan pipa gas nord stream di Laut Baltik.
Hingga, Uni Eropa bersiap menjatuhkan sanksi ke Belarus yang merupakan sekutu Rusia
Dikutip dari Kompas.com, dalam hari ke-251 ini, kebocoran gas nord stream beberapa waktu lalu menjadi sorotan di tengah kecamuk perang Rusia dan Ukraina.
Diketahui, pipa gas itu mengalirkan energi gas dari Rusia ke Eropa.
Pipa gas itu berada di Laut Baltik disebut-sebut rusak sebagai buntut sanksi Barat ke Rusia.
Sejumlah negara Barat dan Rusia pun menyelidiki penyebab kebocoran pipa gas itu.
Termasuk Rusia terkini mengklaim Inggris menjadi biang keladi kebocoran pipa.
Baca: Sosok Tersangka Dalang Serangan Pipa Gas Nord Stream, Mantan Penasehat Pentagon Sebut Negara Ini
Kremlin menuduh Inggris mengarahkan dan mengkoordinasikan ledakan di jaringan pipa gas Nord Stream.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menerangkan, Dinas Intelijen Rusia memiliki data bukti.
Data tersebut menunjukkan bahwa spesialis militer Inggris mengarahkan dan mengoordinasikan serangan.
Sehingga pipa gas mengalami kebocoran.
"Dinas intelijen kami memiliki data yang menunjukkan bahwa spesialis militer Inggris mengarahkan dan mengoordinasikan serangan itu," terangnya.
Diungkapkan pula, ada bukti Inggris terlibat dalam sabotase terhadap infrastruktur energi vital tersebut.
"Ada bukti bahwa Inggris terlibat dalam sabotase, dalam serangan teroris terhadap infrastruktur energi vital, bukan Rusia, tetapi internasional," tambahnya.
Kendati begitu, Peskov tidak menjelaskan secara rinci terkait bukti yang didapat.
Namun, pihaknya tetap bersikukuh Barat harus berhati-hari dalam menganalisis informasi Rusia.
Terkait hal ini, Inggris membantah tuduhan Moskwa tersebut.
Dalam hari ke-251 ini juga, Uni Eropa bersiap-spa menargetkan sanksi kepada Belarus.
Sebagaimana diketahui, Belarus selama ini mendukung dan bersekutu dengan Rusia.
Hal ini tidak disukai oleh Barat.
Untuk itu, Uni Eropa akan meninjau sanksi lebih lanjut terhadap Belarus atas perannya dalam perang di Ukraina.
Hal ini diungkapkan, Perdana Menteri Ceko, Petr Fiala yang menyebut negaranya menjabat sebagai presiden bergilir Uni Eropa.
"Kami sekarang melihat... peran Belarus dan potensi kebutuhan untuk menargetkannya," kata Perdana Menteri Ceko Petr Fiala kepada wartawan setelah kembali dari Kyiv.
Kepala Pemerintahan Ceko menerangkan, sanksi tertentu untuk Belarus sudah disiapkan.
"Sanksi tertentu terhadap Belarus sudah ada, tetapi kami tidak dapat membuat Belarus bergabung dengan kebijakan Rusia atau Rusia menghindari dampak sanksi melalui negara-negara seperti Belarusia," tambahnya.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Ceko, Jan Lipavsky membeberkan Belarus memiliki peran memasok senjata ke Rusia.
"Kita harus menyadari bahwa serangan terhadap Ukraina dipimpin keluar dari wilayah udara Belarus dan bahwa Belarus memasok senjata ke Rusia," kata Menteri Luar Negeri Ceko Jan Lipavsky.
Sebagaimana diketahui, pada buklan lalu, Belarus dan Rusia mengumumkan pasukan gabungan untuk mempertahankan perbatasan Belarus.
Sedangkan, Ukraina memperingatkan unit penerbangan Rusia dikerahkan ke pangkalan Belarusia di perbatasannya.(Tribun-Video.com/ Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Rangkuman Hari Ke-251 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Denda Wikipedia, 70.000 Penduduk Kherson Dievakuasi
# TRIBUNNEWS UPDATE # Inggris # Rusia # Ukraina # Pipa Gas # Belarus
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.