Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUN-VIDEO.COM - Massa aksi dari sejumlah aliansi ojek online menggelar unjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta Pusat pada Senin (29/8/2022).
Pengamatan TribunJakarta.com di lokasi pada 12.27 WIB, massa berjalan kaki dari Jalan Gerbang Pemuda, tepatnya depan TVRI menuju gedung DPR.
Saat berjalan melintas di Jalan Raya Gatot Subroto, massa aksi melihat beberapa pengendara ojol yang masih ngebid alias cari orderan.
Beberapa dari mereka pun menyoraki pengendara ojol itu.
Baca: Nasib Para Driver Ojek Online di Solo Terancam saat Pemerintah Bakal Naikkan Harga BBM Pertalite
"Woy enggak tahu malu! Kita berjuang di sini untuk kalian!" teriak mereka.
Selain itu ada juga yang menyindir mereka yang lagi dapat banyak pesanan saat lagi demo.
"Gacor-gacor nih yee," teriaknya lagi.
Mereka berjalan menuju depan gedung DPR untuk mengajukan sejumlah tuntutan.
Ketua Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) Lily Pujiati, ada 4 tuntutan yang mereka bawa dalam aksi demo nanti.
Sebelum menuju gedung DPR, para peserta aksi akan berunjuk rasa di depan Kementrian Perhubungan untuk mengajukan tuntutan pertama.
Pengendara ojol menuntut Kementerian Perhubungan untuk konsisten dengan aturan kenaikan tarif baru ojol.
"Karena sudah dua kali diundur tanpa kejelasan kapan dan tarifnya seperti apa. Untuk itu kami akan ke kemenhub minta kejelasan soal ini," katanya kepada TribunJakarta.com pada Senin (29/8/2022).
Tuntutan yang kedua, mereka kemudian menuju gedung DPR untuk menuntut kebijakan potongan aplikator yang dibebankan ke driver diturunkan menjadi maksimal 10 persen.
Sebab, selama ini potongan 20 persen sangat memberatkan driver.
"Karena kami sudah menanggung biaya BBM, parkir, pulsa, biaya ganti ban dan spare parts lainnya," tambahnya.
Baca: Tarif Ojek Online Naik Serempak Mulai 14 Agustus 2022, Berikut Rinciannya Tiap Zona di Indonesia
Tuntutan yang ketiga, massa demo meminta kesejahteraan lebih diperhatikan dengan menetapkan status sebagai pekerja tetap bukan mitra.
Karena selama ini yang terjadi ialah hubungan kerja atau industrial bukan hubungan kemitraan.
"Sehingga kami menuntut hak kami seperti jam kerja yang layak, jaminan upah minimum yang layak. Hak perempuan: cuti haid, melahirkan dan hak berserikat untuk berunding dan perusahaan," tambahnya.
Tuntutan terakhir, mereka meminta pemerintah batal menaikan harga BBM.
Kebijakan ini, kata Lily, semakin memberatkan hidup ojek online dan masyarakat kecil.
"Ini juga kami duga kenapa tarif ojol diundur menunggu BBM naik terlebih dahulu," pungkasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Jalan Ramai-ramai, Massa Ojol Soraki Rekan yang Masih Narik: Woy Nggak Tahu Malu!
# Demo # Teriaki # Ojek Online # Ojol # BBM
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.