TRIBUN-VIDEO.COM, TARAKAN – Total 61 jemaah haji akhirnya tiba di Tarakan setelah melaksanakan berbagai rangkaian ibadah haji di tahun 2022 ini di Tanah Suci Makkah selama kurang lebih satu bulan lebih lamanya.
Berbagai pengalaman dan cerita dirasakan seluruh jemaah asal Tarakan. Seperti yang dialami H. Hamid Amren, jemaah asal Tarakan ini.
Dikatakan H. Hamid Amren, mengikuti ibadah haji untuk pertama kalinya adalah sebuah perjalanan rohani yang panjang.
“Ibadah fisik sebenarnya. Alhamdulillah semua jemaah Tarakan kembali dalam keadaan utuh. Berangkatnya sama, pulangnya juga sama. Karena memang yang paling berat ketika berada di Arafah, Musdalifah dan di Mina,” aku H. Hamid Amren.
Saat berada di Arafah, Musdalifah dan Mina yang disebut juga Armusna, membutuhkan fisik luar biasa.
Di sini titik kesabaran begitu diuji.
Meski demikian, semua jemaah asal Tarakan bisa melalui dengan lancar.
Begitu juga lanjutnya saat hari kedua, proses pelemparan jumrah, ada insiden listrik padam.
Baca: 61 Jemaah Haji Tiba di Tarakan dalam Kondisi Sehat, 21 Hari Dipantau dan Diimbau Melapor jika Demam
Sebenarnya lanjutnya, hanya di kehebohan jemaah yang cukup besar yang disebabkan persoalan kecil yakni listrik padam.
“Terowongan Mina besarnya seperti di ruang Islamic Center. Mungkin separuh ini, jadi kalau mati lampu tidak masalah. Arus jemaah yang masuk dan keluar tidak ada tabrakan orang karena sudah diatur,” ujarnya.
Ia melanjutkan, memang justru yang heboh adalah warga di Indonesia saat ia membaca pemberitaan viral di sejumlah media.
Justru lanjutnya, jemaah di Makkah semua dalam kondisi adem.
“Maktab kami 27 dari Kloter 7 Kaltim sebagian jemaah dan Kaltara semua utuh jemaahnya, hanya 500 meter dari pintu terowongan Mina. Jadi tahu persis ketika terjadi keributan, kami sudah tahu jadi tidak ada masalah sebenarnya,” ungkapnya.
Ia bersyukur semua berjalan dengan baik dan diharapkan semua menjadi mabrur khususnya jemaah Tarakan.
“Selaku pribadi saya tidak bisa mewakili teman-teman. Karena pengalaman rohani ini masing-masing orang akan mengalami hal berbeda tidak akan sama. Tapi seluruh dunia jemaah berkumpul di Masjidil Haram dan Masjidil Nabawi di Madinah,” ujarnya.
Adapun lanjutnya, seluruh jemaah tahun ini tak bisa mencium batu Hajar Aswad yang ada di Ka’bah.
Baca: Merawat Tradisi, Warga Sebengkok Sambut Jemaah Haji dengan Cara Diarak sampai ke Rumah
Karena memang semua sudah dikelilingi pagar dan dijaga ketat.
“Baru dibuka setelah semua proses haji sudah selesai. Orang sudah berpindah semua ke Madinah, itu baru dibuka jadi pas kami sehari sudah berangkat, besoknya sudah dibuka,” ujarnya.
Di sana lanjutnya, tidak ada warga Arab memakai masker untuk jemaah hajinya.
Dimungkinkan lanjutnya, karena kondisi panas 43 derajat Celcisus, maka Covid-19 tak berpengaruh.
“Kalau itu dirasakan di Tarakan, orang akan keluar rumah dan merasa itu kiamat, panas sekali. Tapi kalau kita berada di Masjidil Haram, di bawahnya tidak panas. Yang bagian atas saja panas,” ujarnya.
Ia melanjutkan saat berangkat dan berada di Balikpapan semua sudah swab test.
Dan kembali ke Balikpapan semua diswab lagi.
“Alhamdulillah ini pengalaman pertama yang pertama kali menunaikan ibadah haji,” ungkap H. Hamid Amren yang juga menjabat sebagai Sekda Tarakan.
Sementara itu, mewakili Wali Kota Tarakan, dr.H.Khairul, M.Kes, Asisten Satu Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Tarmiji mengungkapkan terima kasih kepada seluruh jemaah yang sudah menjaga nama baik Kota Tarakan dan Indonesia pada umumnya selama berada di Tanah Suci.
“Pertana, selama berada di Tanag Suci, mereka sudah menjaga kekompakan jemaah haji dan menjadi duta bangsa, membawa nama baik negara. Pemerintah sampaikan apresiasi sebesar-besarnya,” urainya.
Menunaikan ibadah haji bukan semata mendapat gelar melainkan juga agar bisa menjadi haji mabrur.
“Mabrurnya haji harus dipertahankan. Dan semoga bisa menjadi wadah dalam sialturahmi dan bertukar pikiran, sebagai ajang menjaga kemabruran ibadah haji yang dilaksankan,” ungkapnya.
Diharapkan usai menjadi haji, para jemaah dapat menjadi teladan dan panutan bagi keluarga dan masyarakat.(Andi Pausiah)
# jemaah haji # Makkah # Tarakan
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.