HUT ke-77 RI: Kisah Satsuki Mishima, WNA Jepang yang Siapkan Makan Sahur Tokoh Perumus Proklamasi

Editor: Aditya Wisnu Wardana

Video Production: Lulu Adzizah F

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUN-VIDEO.COM - Momen kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 bertepatan dengan bulan Ramadhan.

Soekarno, Moh Hatta dan kawan-kawan merumuskan naskah proklamasi hingga 17 Agustus 1945 dini hari di rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda.

Rumah Laksamana Maeda menjadi lokasi yang paling aman pasca insiden teror penculikan Rengasdengklok yang dilakukan oleh golongan muda.

Rumah Laksamana Maeda berada di Jalan Imam Bonjol Nomor 1, Jakarta Pusat.

Meski tengah sibuk mempersiapkan naskah proklamasi kemerdekaan, tokoh-tokoh bangsa tersebut tak lupa untuk menjalankan sahur .

Nyonya Satsuki Mishima menjadi sosok penting yang menyiapkan santap sahur untuk para perumus naskah kemerdekaan Indonesia.

Satsuki Mishima merupakan sekretaris Laksamana Maeda dan menjadi satu-satunya wanita Jepang yang ada di rumah Laksamana Maeda.

Baca: Punya Makna yang Mendalam, Apa Arti dan Tujuan Proklamasi yang Sebenarnya?

Selain menjadi sekretaris, Satsuki Mishima juga bertindak sebagai pelayan.

Malam itu, rumah Laksamana Maeda cukup ramai, golongan muda seperti Sukarni dan Chaerul Saleh berada di pekarangan dan ruang tamu.

Kemudian di ruang samping, terdapat para perumus naskah proklamasi yakni Bung Karno, Hatta dan Achmad Soebardjo.

Mereka duduk melingkar di meja bersama Laksamana Maeda, Tomegoro Yoshizumi, Shigetada Nishijima dan S. Miyoshi dari Angkatan Darat.

Setelah selesai merumuskan naskah kemerdekaan, sebelum pulang ke rumah masing-masing, para perumus naskah tersebut makan sahur bersama.

Mereka menyantap roti, telur dan ikan sarden yang dimasak di rumah Laksamana Maeda.

Tak hanya itu, Satsuki Mishima juga diminta untuk membuatkan nasi goreng sebagai makanan sahur Bung Karno, Bung Hatta dan Achmad Subardjo.

Meski akhirnya Bung Karno tak berpuasa lantaran terkena malaria.

Selain berjasa menyiapkan menu sahur untuk para perumus naskah proklamasi dan orang-orang yang ada di rumah Laksamana Maeda, Satsuki juga menjadi orang yang meminjamkan mesin ketik untuk mengetik naskah proklamasi.

Baca: Banyak Cerita di Balik Pembacaan Proklamasi, Teks Proklamasi Dicetak dengan Mesin Tik Milik Nazi

Satsuki menuju ke Konsulat Jerman di Jalan Merdeka Selatan untuk meminjam mesin ketik.

Ia pergi mengendarai mobil jip milik Maeda ke Konsulat Jerman yang saat itu berada di Jalan Merdeka Selatan.

Mesin ketik hasil pinjaman itulah yang digunakan oleh Sayuti Melik mengetik teks naskah proklamasi.

Esok paginya, semua telah bersiap untuk pembacaan Proklamasi Kemerdekaan , namun ternyata Soekarno justru jatuh sakit.

Pada malam sebelumnya, yakni (16/8/1945) Soekarno panas tinggi, namun ia tak menyerah dan memilih ikut begadang merumuskan teks proklamasi hingga pagi hari.

17 Agustus 1945 pukul 08.00, Soekarno yang terserang gejala malaria masih tertidur pulas di kamarnya, di Jalan Pegangsaan TImur 56, Cikini, Jakarta Pusat.

Saat dibangunkan, Soekarno mengeluhkan badannya terasa sakit.

Ia lalu diberi obat oleh dokter pribadinya, dr. Soeharto.

Saat itu, seluruh pemuda tampak tegang melihat kondisi Soekarno karena khawatir proklamasi akan gagal dibacakan pagi itu.

Pukul 09.00 WIB, Soekarno bangun dan bersiap mengenakan pakaian serba putih untuk memproklamirkan kemerdekaan.

Soekarno tetap berdiri tegak, dengan lantang dan tegas, ia membacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tepat pukul 10.00 sesuai dengan yang direncanakan.

Setelah pembacaan Proklamasi Kemerdekaan selesai dilakukan, Soekarno kembali ke kamar untuk beristirahat.(*)

(Tribun-Video.com)

 

# HUT ke-77 RI # Satsuki Mishima # sahur # proklamasi # Ir Soekarno # Laksamana Maeda

Sumber: Tribun Video
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda