Warga Ancol Ini Pilih Mudik ke Pemalang Naik Gerobak Motor karena Tiket Bus Mahal

Editor: Khaira Nova Hanugrahayu

Video Production: Ghozi LuthfiRomadhon

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUN-VIDEO.COM - Warga Kampung Muka, RW 04 Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara sengaja mudik menggunakan gerobak motor pada momen Idulfitri 1443 Hijriah tahun ini.

Adalah Nur Galih (49), yang pada Jumat (29/4/2022) malam ini sibuk mempersiapkan segala perlengkapan mudiknya sebelum tancap gas ke kampung halamannya di Pemalang, Jawa Tengah.

Menjelang Lebaran tahun ini, Galih yang bekerja sebagai pengemudi bajaj sempat berunding bersama kerabat-kerabatnya sesama sopir terkait niatan pulang kampung.

Larangan mudik dua tahun belakangan di tengah mengganasnya pandemi Covid-19 membuat Galih dan kerabat-kerabatnya itu sangat merindukan kampung halaman.

Alhasil, tahun ini Galih bertekad harus pulang kampung.

Galih sempat hampir putus asa melihat biaya tiket bus antar kota antar provinsi yang harganya selangit.

Namun, dari hasil perundingan bersama para kerabatnya itu, akhirnya diputuskan mudik tahun ini menggunakan gerobak motor.

Baca: Viral Pemudik Turun ke Jalan Tol Cipularang karena Tak Bergerak, Polisi Beberkan Fakta Sebenarnya

"Ini tujuannya mau ke Pemalang, mau mudik sama teman-teman ada lima orang," kata Galih saat ditemui di kediamannya, Jumat malam.

Tekad untuk mudik naik gerobak motor semakin bulat setelah melihat kondisi kantong.

Pendapatan narik bajaj sehari-hari tak bisa menutupi biaya naik bus yang harganya bisa mencapai setengah juta rupiah sekali jalan.

"Kenapa pakai gerobak motor? Satu biar biaya lebih irit. Kemudian, kalo kita naik kendaraan lainnya biayanya agak gede," ucap Galih.

"Saya kerjaan sehari-harinya narik bajaj, penghasilannya agak minim, makanya kita naik germor ini untuk menekan biaya. Teman-teman juga setuju supaya biaya nggak membengkak," sambung dia.

Perjalanan 20 Jam Lebih Lewat Jalan Tikus

Mudik menggunakan gerobak motor adalah pengalaman pertama bagi Galih dan kelima orang kerabatnya.

Sebelumnya mereka sudah pernah menjalankan hal serupa, namun dengan menggunakan bajaj.

Ketika kini Galih sudah memiliki gerobak motornya sendiri, akhirnya pilihan tepat ialah mudik menggunakan kendaraan roda tiga itu.

Sepengalaman Galih mudik naik bajaj, perjalanan dari Ancol ke Pemalang bisa memakan waktu hampir sehari penuh.

Perjalanan ini jika dihitung-hitung bisa menghabiskan bensin 15 liter, dengan kecepatan maksimal dari gerobak motornya mencapai 80 kilometer per jam.

Baca: Pantauan Mudik di Bandara Fatmawati Soekarno Bengkulu, Jumlah Pemudik Alami Kenaikan 12 Persen

Jika lalu lintas lancar, palingan waktu tempuh hanya 18 jam.

Tapi seringkali lalu lintas lancar susah ditemui dalam perjalanan mudik ke daerah berjuluk Kota Ikhlas itu.

"Ke Pemalang perjalanan normal sekitar 18 jam, kalau jalanan macet lebih dari 20 jam," ucap Galih.

Tak jarang Galih dan kerabatnya mensiasati kemacetan dengan mengambil jalur tikus.

Perkampungan-perkampungan di sepanjang jalur Pantai Utara biasanya dilewati Galih dan kerabatnya untuk menghemat waktu.

Kalo kita naik kendaraan kayak bus itu agak mahal, jadi naik germor ini sangat menghemat biaya.

"Kalo kendaraan kecil kayak kita gini, biasanya kalo pas macet itu kita lewat-lewat perkampungan, lewat jalur-jalur permukiman. Kalo jalan raya biasanya kan macetnya parah," katanya.

Menjelang keberangkatannya malam ini, Galih sudah memodifikasi gerobak motornya sedemikian rupa supaya makin nyaman digunakan menembus jalur mudik.

Modifikasi minimal seperti penambahan atap di bagian gerobak dianggap cukup, tentunya dengan tambahan alas untuk tidur beserta bantal-bantalnya.

Seperti orang mudik pada umumnya, Galih juga membawa tas berisi pakaian dan perlengkapan pribadi.

Ia turut serta membawa logistik selama perjalanan, seperti air panas beserta minuman sekali seduh serupa kopi bubuk.

Galih juga membawa beras untuk dimakan di kampung saat momen Idulfitri nanti.

"Ini kita bawa tas pakaian buat sehari-hari di kampung, terus bawa beras juga ngumpulin dari temen-temen buat dimakan di kampung," ucapnya.

Keberangkatan Galih malam nanti akan dilepaskan pihak RW 04 Kelurahan Ancol yang mendoakan warganya sehat dan selamat sampai tujuan.

Ini adalah perjalanan yang dinanti-nanti setelah dua tahun belakangan impian pulang kampung hanyalah isapan jempol belaka.

"Kita dua tahun nggak mudik karena pandemi, kita pengen banget bisa mudik lagi. Temen-temen juga pengen banget mudik lagi.

Makanya biar bisa mudik minim biaya kita naik gerobak motor ini," tutup Galih. (*)

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Ogah Naik Bus karena Mahal, Warga Ancol Ini Pilih Mudik ke Pemalang Naik Gerobak Motor

# Ancol # mudik # gerobak motor # Covid-19 # pemudik

Sumber: TribunJakarta
   #Ancol   #mudik   #gerobak motor   #Covid-19   #pemudik
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda