TRIBUN-VIDEO.COM - Masjid Jami Al Ma'mur Jalan KH Mas Mansyur No.14, RW7, Kelurahan Kebon Kacang, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat sudah berdiri sejak tahun 1915 silam.
Masjid ini tepat berada di pinggiran jalan samping gedung Pasar Tanah Abang dari arah Karet Bivak ke Petojo, Jakarta Pusat.
Masjid ini awalnya hanya sebuah musala kecil tahun 1900 untuk warga di lokasi perniagaan Tanah Abang agar bisa sembayang lima waktu.
Baca: Serunya Ngabuburit Keliling Bandung Naik Bus Bandros, Nikmati Jalanan sambil Belajar Sejarah
Baca: Kantin Ramadan di Bolaang Mongondow Timur Diserbu Warga yang Belanja Takjil untuk Buka Puasa
Baca: Buka Puasa sambil Nikmati Deburan Ombak di Pantai Losari Makassar, Pisang Epe Jadi Santapan Favorit
Luas awal musala itu sekira 1.000 lebih dan kini sudah menjadi Masjid dengan luas tanah 3.497 meter persegi.
Bendahara Yayasan Masjid Al Ma'mur, Ghozi Abudan mengatakan, tanah masjid tersebut ada tiga pewakaf yaitu Sayid Abubakar bin Muhammad Al Habsyi dan Syekh Abubakar bin Sungkar.
Kemudian ketiga Bin Talib dari Singapura, namun yang berperan besar pembangunan masjid tersebut hanya Abubakar Al Habsyi dan Abubakar bin Sungkar.
"Awalnya itu dibentuknya yayasan ini untuk kegiatan pembangunan masjid dan kegiatan agama lainnya," ujarnya saat ditemui di lokasi Selasa (5/4/2022).
Selanjutnya, pada tahun 1914 terbentuklah Yayasan Al Ma'mur dan pada tahun 1915 mulai melakukan pembangunan masjid.
Kemudian pada tahun 1917 atau selang dua tahun, proses pembangunan sudah rampung dilakukan.
"Memang dengan tujuan membangun masjid, maka dibuat dahulu yayasan sebagai badan hukum," jelas Ghozi.
Pada awal berdiri belum ada pagar di depan halaman masjid dan sekira pada tahun 1925 atau 1930an mulai ada pagar dan pohon di depan masjid.
Artinya, terjadi pelebaran pada masjid pada tahun tersebut ke arah bagian depam atau jalan raya.
"Itu pemawafnya Bin Talib itu sehingga ada pelebaran ke arah utara," ucap pria berkopiah.
Selanjutnya, ke arah kiblat juga terjadi pelebaran tanah lagi sekira tahun 1960an dan sampai saat ini tercatat luas tanahnya 3.497 meter.
Masjid ini terus dipelebar karena lokasinya dekat dekat dengan pasar Tanah Abang.
Kemudian letaknya sangat strategis sering dijadikan transit atau istirahat warga pada jaman penjajahan yang datang ke Tanah Abang.
"Di sini ramai dari berbagai daerah dan rata-rata kalau puasa seperti sekarang ini ramai kondisi masjidnya banyak yang istirahat para pegawai pasar Tanah Abang," terangnya.
Sudah ada perubahan pada bangunan depan karena di awal pembangunan bagian depan tidak ada keramik.
Namun saat ini bagian dinding depan masjid sudah keramik warna hijau, orange dan abu-abu.
Selain itu, tiang pada bagian dalam masjid semula kayu, sekarang sudah diganti menjadi beton untuk menambah kekokohan bangunan masjid.
"Yang masih asli itu dari awal pembangunan jam dua kanan kiri bagian depan dan mimbarnya," tutur Ghozi.(*)
(Tribun-Video.com)
#masjid #Tanah Abang #Ramadan #Ramadhan 1443 H
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.