TRIBUN-VIDEO.COM, TARAKAN – Hari pertama pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) di Kota Tarakan tingkat SMA mulai dilaksanakan sejak pukul 08.00 WITA, Senin (25/10/2021).
Dikatakan Melly Dian Astuti, Guru Mapel Matematika di SMAN 1 Tarakan, pelaksanaan PTM hari pertama.
Adapun hari ini sendiri, yang hadir melaksanakan PTM hanya diperuntukkan bagi kelas 12.
Selama sepekan mulai hari ini, kegiatan PTM akan dievaluasi pelaksanaannya untuk kelas 12.
Baca: Kantin & PKL Dilarang Jualan di Area Sekolah yang Gelar PTM, Dindik Tangerang: Khawatir Makan Bareng
“Dievaluasi. Kalau aman lancar berarti minggu depan masuk lagi kelas 11.
Seminggu lagi dievaluasi dan aman, baru menyusul kelas 10 yang masuk,” jelasnya.
Adapun PTM dimulai sejak pukul 08.00 WITA sampai pukul 08.45 WITA untuk satu sesi atau satu mapel.
Kemudian dilanjutkan pukul 08.50 WITA sampai pukul 09.35 WITA.
Lalu kembai dilanjutkan sesi terakhir pukul 09.40 WITA sampai pukul 10.45 WITA.
“Kalau satu kelas diisi sekitar 50 persen siswa. Satu kelasnya ada 15 siswa rata-rata. Pelan-pelan dulu sambil evaluasinya terus berjalan,” ujarnya.
Baca: PTM Berujung 5 SD Jadi Klaster Covid-19, Gibran Geram Ada Guru Tak Tertib & akan Ambil Langkah Ini
Lebih lanjut ia menjelaskan, kesannya di hari pertama PTM sebenarnya sama saja dengan pembelajaran PTM sebelum pandemic merebak.
“Karena memang sudah terbiasa melaksanakan pembelajaran di kelas. Cuma bedanya, kita sudah gak full siswanya hanya 50 persen saja. Kemudian belajarnya ada yang offline dan ada yang masih online,” ujarnya.
Sehingga lanjutnya meskipun ia mengajar dengan sistem PTM di kelas, pihaknya tetap memberikan tugas kepada siswa yang belajar secara online dari rumah.
Ia melanjutkan, perbedaan belajar online dan offline dari sisi efektivitasnya sendiri, menurutnya lebih efektif belajar tatap muka dibandingkan belajar online.
Alasannya lanjut Melly, belajar online penyampaian materinya bergantung pada jaringan.
Ketika jaringan bermasalah, berdampak pada pembelajaran yang tidak begitu efektif.
Baca: Muncul Klaster saat PTM di Solo, Puluhan Siswa Terpapar Covid-19 hingga 4 SD Ditutup
Kemudian lanjutnya, waktu yang disediakan terbatas hanya 60 menit secara online. Sehingga materi tidak tersampaikan sesuai rancangan pembelajaran yang dibuat guru.
“Kami kan membuat rancangan pembelajaran juga. Tapi kalau waktu 60 menit, ada kesulitas terjadap jaringan, otomatis tidak sesuai rancanangan yang dikonsep,” ungkapnya.
Selanjutnya kata Melly, siswa tidak semua mampu dalam hal fasilitas seperti paket data. Sehingga otomatis siswa tidak bisa ikut belajar online.
“Mau tidak mau ke sekolah ketemu gurunya minta tugas. Sekolah sediakan layanan offline juga dulu sehingga yang tidak bisa daring minta tugas ke sekolah dengan gurunya,” beber Melly.
Perempuan yang sudah 12 tahun mengajar di SMAN 1 Tarakan sebagai guru Matematika ini mengakui, dengan PTM yang sudah dimulai hari ini, sangat memudahkan bagi guru juga siswa.
“Meski saat ini kita ada dua jendela. Ada offline dan online. Jadi waktunya masih awal mula, hanya 45 menit dalam kelas diberikan. Waktu terbatas dengan maple Matematika ini menurut saya masih kurang cukup,” urai perempuan yang mengajar sebagai guru maple Matematika Kelas 12 di SMAN 1 Tarakan.
Lanjutnya lagi, mapel Matematika penjelasannya harus benar-benar detail agar bisa ditangkap siswa.
“Makanya tadi sama anak-anak hanya latihan soal sedikit tadi karena mau persiapan ulangan dan bincang-bincang siswa,” ujarnya.
Ia melanjutkan, ini adalah hari pertama dan ia ingin melakukan interaksi bertanya mengenai kesulitan siswa selama belajar online.
“Siswa-siswa perbaikan nilai juga, di semester sebelumnya banyak tidak tuntas juga karena itu tadi mereka gak bisa ikut online tadi. Itu salah satu kendalanya,” beber Melly.
(TribunKaltara.com/Andi Pausiah)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.