Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUN-VIDEO.COM - Kejadian aneh selama ini terjadi di Dukuh Singomodo, Desa Kandang Sapi, Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen.
Apa itu? Ya, di wilayah tersebut ada kisah turun temurun yang merupakan sebuah pantangan.
Di mana warga di Singomodo dilarang mendengarkan atau membunyikan lagu-lagu yang dinyanyikan oleh sinden atau sosok yang bernyanyi mengiringi orkestra gamelan.
Sinden akrab dengan kebudayaan Jawa.
Adapun di dukuh tersebut, juga terdapat makam Syekh Muhammad Nasher, atau yang terkenal disebut Mbah Singomodo.
Sosoknya merupakan salah satu prajurit Keraton Surakarta Hadiningrat.
Terdapat sejarah panjang, mengapa Eyang Nasher, panggilan akrab Syekh Muhammad Nasir membuat larangan tersebut.
Juru kunci makam Mbah Singomodo, Mbah Slamet mengatakan, setelah keluar dari Keraton Surakarta Hadiningrat, Eyang Nasher dan kelima sahabatnya menyusuri Bengawan Solo.
Singkat cerita, sampailah rombongan tersebut di sebuah desa di tepi Bengawan Solo, yang saat ini menjadi Dukuh Singomodo.
Berjalannya waktu, Eyang Nasher ingin membangun sebuah masjid bersama kelima sahabatnya, untuk menyebarkan agama Islam.
Pada waktu itu, empat orang sahabatnya sudah menikah, tetapi ada seorang sahabat Eyang Nasher yang belum menikah.
"Pada waktu pemasangan atap masjid, salah seorang sahabat tidak membantu, dan setelah kembal sahabat tersebut baru dari menonton hiburan sinden ramen," katanya kepada TribunSolo.com, Kamis (9/9/2021).
Kemudian, sahabat tersebut ditanya oleh Eyang Nasher 'apakah kamu suka?'.
Kemudian, sahabat tersebut mengatakan suka, dengan maksud suka dengan hiburan yang disajikan.
"Namun, Eyang Nasher menangkap maksud suka sabahatnya suka dengan sinden tersebut," aku dia.
"Dan akhirnya karena sama-sama belum menikah, sahabat dan sindennya itu dinikahkan," papar Mbah Slamet.
Namun, Eyang Nasher memberikan syarat jika Sinden tersebut harus berhenti dari kegiatan menyindennya.
Diduga karena Eyang Nasher kurang berkenan dengan Sinden, maka membagi wilayahnya menjadi dua dengan sahabatnya itu.
"Dan sinden menyanggupi, lalu Eyang Nasher membagi wilayahnya menjadi 2, yakni bagian barat dan timur," terangnya.
"Untuk sinden dan seorang sahabatnya disuruh tinggal di bagian barat, sedangkan Eyang Nasher di sebelah timur," tambahnya.
Sejak saat itu, pantangan mendengarkan lagu yang dinyanyikan Sinden berlaku di wilayah sekitar makam Eyang Nasher yang mencakup satu RT tersebut.
"Warga desa hanya boleh mendengarkan lantunan rebana atau cerita wayang," aku dia.
Baca: Pendaki Hilang Misterius di Gunung Guntur, Ditemukan Lemas Dekat Mata Air hingga Alami Kejadian Aneh
Baca: Astronot Ungkap 4 Kejadian Aneh yang Dialami di Luar Angkasa dan Dirahasiakan NASA
Kejadian Aneh Terjadi
Berdasarkan cerita warga, sudah banyak kejadian yang terjadi, apabila ada seseorang melanggar pantangan tersebut.
Pantangan tersebut juga tidak hanya berlaku bagi warga Singomodo saja, melainkan bagi siapa saja yang berada di wilayah tersebut.
Area pantangan berlaku di satu RT di Dukuh tersebut, atau di sekitar makam Syekh Muhammad Nasher.
Slamet mengatakan dulu pernah ada seorang warga desa yang nekat membunyikan radio, hanya sebagai hiburan saja.
"Namanya manusia, ya ingin mencari hiburan, akhirnya nekat membunyikan lagu sinden, walaupun nggak keras, orang dan radionya hilang tanpa jejak hingga sekarang belum ketemu," katanya.
Selain itu, waktu salah satu warga menggelar hajatan, dua orang yang bertugas sebagai operator sound system mengatakan dengan lancang, jika dia tidak percaya dengan hal tersebut.
Kemudian, ketika hajatan sedang istirahat pada waktu jam maghrib, kedua tersebut pergi mandi di sendang tak jauh dari lokasi hajatan.
"Waktu selesai, dua orang tersebut ingin kembali ke tempat hajatan yang tak jauh dari sendang, tapi saat mau kembali mereka hanya berputar-putar dari sendang, makam, masjid, begitu terus," terangnya.
Kemudian, menurut Slamet, warga lalu bertemu dengan kedua soundman tersebut.
Saat ditanya mau ke mana, mereka menjawab sedang mencari arah balik ke tempat hajatan.
Warga yang menemui kedua pria tersebut bingung, karena dari posisi mereka berada, sudah terlihat tempat hajatan tersebut.
Kedua orang tersebut diantar ke tempat hajatan, dan ketika sampai mereka tersadar dan kemudian pingsan.
"Sempat diperingatkan oleh warga, kalau tidak boleh mendengarkan sinden, kemudian mereka pulang dan melanjutkan perjalanan ke Jawa Timur," ujarnya.(*)
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Kisah Dukuh Singomodo Sragen : Misteri Lagu Sinden yang Bisa Bikin Terjebak di Dunia Lain
# Kejadian Aneh # Sragen # sinden # Kejadian Mistis
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.