TRIBUN-VIDEO.COM - Sejumlah warga di Kalurahan Tirtoadi, Kapanewon Mlati, Sleman, Yogyakarta mendadak jadi orang kayak –miliarder gara-gara mendapat rezeki uang ganti rugi.
Warga yang memilih tanah dan bangunan terdampak proyek pembangunan tol Yogyakarta - Bawen tersebut telah menerima ganti rugi yang nilainya besar.
Satu di antaranya Arif Ikhsan Nur Fitri, warga Pundong IV, Kelurahan Tirtoadi.
Banyak cerita tetangga, uang ganti rugi pembangunan proyek tol digunakan untuk membeli mobil.
Namun bagi dia, uang ganti rugi harus dimanfaatkan dengan bijak.
Karenanya, Ia memilih membelanjakan uang untuk kembali membeli tanah dan membangun rumah.
Baca: Warga Mlati Jadi Miliarder Dadakan Berkat Ganti Rugi Tol Yogya-Bawen, Dapat Rp12 M lalu Beli 3 Mobil
"Sebenarnya kan tanah dan rumah tidak ingin dijual. Tapi, karena dibutuhkan negara, maka terpaksa (dijual). Makanya uang dari tanah dibelikan lagi ke tanah, kalau bisa malah lebih luas," kata dia, ditemui di rumahnya, di padukuhan Pundong IV, Selasa (31/8/2021).
Fitri dan keluarganya telah mendapat uang ganti rugi proyek tol Yogyakarta - Bawen pada 19 Agustus lalu kurang lebih Rp2,5 miliar.
Uang tersebut atas ganti rugi sebidang tanah dan bangunan seluas 380 meter dengan nominal Rp1.985.000.000.
Kemudian, kebun pisang di Padukuhan Pundong III seluas 210 meter, dihargai Rp251 juta.
Dari uang tersebut, Fitri sudah membelanjakan untuk membeli tanah seluas 600 meter. Kemudian membangun kembali rumah di Padukuhan Pundong V, masih di Kalurahan Tirtoadi.
Menurut dia, sebagai warga terdampak pembangunan tol tidak lantas bahagia. Perasaannya campur aduk.
Baca: Janji BPN pada Warga Jogonalan yang Protes Ganti Rugi Tol Solo-Jogja: Tak akan Sengsarakan Rakyat
Memang benar memiliki uang ganti cukup banyak. Namun baginya ada hal yang tidak bisa dinominalkan dengan materi. Yaitu, sejarah dan kenangan.
"Di rumah ini, saya punya banyak kenangan. Saya kecil dan besar di sini. Nantinya, akan berubah menjadi jalan tol, yang kita sendiri tidak mesti melewati jalan tol itu," ucap dia.
Fitri bercerita, dirinya memiliki simbah dan keberatan untuk pindah. Tidak mau menjual rumah. Karena menganggap rumah dan tanah adalah tumpah darah kelahiran.
Namun sekuat apapun berusaha mempertahankan, negara membutuhkan untuk dibangun fasilitas jalan. Ia dan keluarganya tidak bisa berbuat banyak kecuali mencoba merelakan.
Meskipun, Ia sendiri awalnya bingung harus pindah dan tinggal ke mana. Sebab, ketika membangun rumah di lingkungan baru maka membutuhkan adaptasi baru dengan tetangga. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunKaltara.com dengan judul Kisah Warga Kampung Pundong, Sleman Mendadak Jadi Miliarder setelah Dapat Ganti Rugi Proyek Tol
# Sleman # Yogyakarta # miliarder # ganti rugi
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.