TRIBUN-VIDEO.COM - Pantai Sadranan merupakan satu dari sejumlah pantai di Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pantai Sadranan termasuk yang paling populer.
Setiap tahunnya, Pantai Sadranan selalu ramai dikunjungi wisatawan, baik lokal maupun internasional.
Panorama alam dan pasir putihnya yang lembut membuat Pantai Sadranan cocok untuk liburan keluarga maupun pasangan, atau bagi kalian yang sekedar ingin bertualang sendirian.
Pada momen kali ini, Tribun Travel dan tim berkesempatan menjelajah Pantai Sadranan pada Hari Raya Imlek, Sabtu (25/1/2020).
Tiba di Bandara Adi Soetjipto Yogyakarta sekitar pukul 12.47 WIB, liputan eksklusif kali ini diikuti oleh tim yang berjumlah 4 (empat) orang reporter dan 1 (satu) orang video production.
Di antara lalu lalang penumpang yang baru turun dari pesawat, Tribun Travel menyempatkan waktu untuk mengabadikan momen di pintu kedatangan.
Melalui pihak Customer Service dan Security Bandara yang berkoordinasi dengan Manajer, kami mendapat izin untuk meliput dan mengambil sebagian dokumentasi perjalanan.
Begitu sampai di Yogyakarta, kami berlima memeriksa kembali barang bawaan lalu bergegas keluar.
Terlihat para petugas keamanan bandara mengamati penumpang dari kejauhan.
Sementara di pintu kedatangan nampak sejumlah orang menunggu kerabat mereka keluar.
Kami berjalan menyusuri pintu keluar dengan melewati tangga dan eskalator.
Di sebelah kami, sejumlah warga negara asing mendorong kopernya dengan langkah jalan cepat.
Kami yang membawa tas ransel mungil ini pun tak ketinggalan bergegas keluar.
Sesampainya di luar bandara, rombongan kami dijemput oleh sejumlah kerabat dekat yang membawa mobil pribadi.
Setelah barang bawaan kami amankan dalam bagasi mobil, kami keluar dari bandara dengan membayar tiket parkir Rp. 4000,- untuk satu mobil.
Meskipun gumpalan awan mendung sebagian menutup matahari, namun suasana hangat di dalam mobil menjadi hiburan saat perjalanan menuju Pantai Sadranan.
Setelah keluar dari bandara, kami berbelok ke kiri melewati Jalan Urip Sumohardjo yang merupakan bagian dari jalan Solo-Yogyakarta.
Kemudian kami berbelok kiri ke Jl Janti dan Majapahit di Ring Road Timur, lalu tiba di Perempatan Ketandan.
Sesampainya di perempatan Ketandan, mobil kami berbelok ke kiri.
Di pinggiran jalan, tersedia bus-bus lokal yang menunggu penumpang sejalan dengan arah yang kami tuju di Pantai Sadranan.
Mobil kembali melaju dan menempuh jalanan yang kali ini tidak ada kelokan.
Sejumlah alat pemberi isyarat lalu lintas (APILL) kami lewati dengan terus berjalan lurus.
Sampailah kami di Kecamatan Piyungan di mana jalanan mulai menanjaki perbukitan yang menurut penduduk sekitar bernama Bukit Bintang.
Di atas bukit, dari dalam mobil kami bisa saksikan pemandangan perkotaan.
Tak hanya itu, di atas perbukitan yang kami lewati ini mulai banyak dibangun sejumlah wisata skyview, satu di antaranya yang kami temui adalah He Ha Skyview.
Menelusuri kelokan perbukitan yang terus menanjak dengan pepohonan di kiri-kanan, sampailah kami di Tugu Selamat Datang Kabupaten Gunung Kidul.
Terlihat kompleks wisata Hutan Bunder Tahura di kiri jalan yang menurut penduduk sekitar di dalamnya terdapat pengolahan tumbuhan untuk minyak kayu putih.
Selain itu, terdapat para penjual makanan ekstrim berupa belalang goreng di sepanjang jalanan perbukitan.
Mobil terus melaju, tibalah kami di Simpang Bundaran
Di sini, kemudian mobil berbelok ke arah kanan masuk ke Jl. Kyai Legi, Gunung KIdul.
Sejumlah tulisan penunjuk jalan arah Pantai Sadranan dan pantai-pantai lainnya terlihat di pinggiran jalan.
Mobil terus mengikuti arah jalan hingga sampailah kami di Jalan Baron.
Perbukitan kapur terlihat di sepanjang kiri-kanan jalanan.
Jalanan yang kami lalui semakin menyempit, beberapa bus-bus wisatawan juga terlihat mulai melaju dari arah berlawanan.
Tibalah kami di suatu tempat yang terlihat luas dengan banyak orang berjalan di kiri-kanan.
Sejumlah bus pariwisata dan mobil pribadi terpakir rapi di sebelah deretan toko penjual makanan.
Belum terlihat penampakan Pantai Sadranan sama sekali.
Saat mulai memasuki lokasi, kami diberhentikan oleh sejumlah petugas , yang satu di antara mereka menarik karcis biaya masuk Pantai Sadranan.
Mobil kami masuk di areal kiri tempat parkir, akhirnya, tibalah kami di Pantai Sadranan.
Mesin mobil telah dimatikan, masing-masing dari kami mempersiapkan barang bawaan yang diperlukan.
Di sekitar areal parkir, terdapat penjual makanan berupa udang, cumi-cumi, rumput laut, dan aneka makanan laut lainnya.
Desiran ombak, bau angin laut selatan, suara anak kecil, teriakan pedagang, dan secercah sinar matahari yang sudah condong ke barat menandakan rombongan TribunTravel akhirnya tiba di Pantai Sadranan, Gunung Kidul, Yogyakarta pukul 16.23 WIB.
Pantai Sadranan terlihat ramai saat itu, beberapa pengunjung terlihat beraktivitas mulai dari anak kecil hingga dewasa, baik individu hingga rombongan.
Sejumah fasilitas jasa penyewaan mulai dari snorkling hingga kano berjejeran di sepanjang pantai.
Terdapat juga 'Bukit Kebongan' yang bisa didaki untuk melihat pantai dari atas bukit dengan biaya Rp2000,- per orang.
Setelah sampai di Pantai Sadranan, kami memutuskan untuk mengeksplor keindahan pantai, bertemu orang lokal, mengajak bicara wisatawan luar negeri, dan merasakan keseruan bermain yang akan kami tuliskan dalam catatan berikutnya.
(TRIBUNTRAVEL.COM/Dinar Fitra Maghiszha)
Artikel ini telah tayang di Tribuntravel.com dengan judul Jelajah Pantai Sadranan, Gunungkidul, Yogyakarta: [Eksklusif] Liputan Perjalanan Tribun Travel
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.