Laporan wartawan Tribunnews, Lendy Ramadhan
TRIBUN-VIDEO.COM, JAKARTA - Empat aktivis '98 menggelar aksi tutup mulut di depan Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (22/10/2019).
Mereka membentang karton bertuliskan "Tolak Pelanggar HAM".
Perwakilan pengunjuk rasa tersebut, Aznil Tan menyatakan, Prabowo Subianto terindikasi pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).
Oleh sebab itu, Prabowo Subianto tak layak menjabat sebagai menteri dalam Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin.
Selain itu, masuknya Prabowo Subianto ke dalam Kabinet Kerja jilid dua membuat iklim demokrasi di Indonesia tidak sehat.
Pasalnya, Partai Gerindra yang dipimpin Prabowo Subianto otomatis akan menjadi partai pendukung pemerintah.
Sehingga fungsi check and balance di DPR RI tak efektif.
"Kami dari aktivis '98 sengaja melakukan aksi tutup mulut di depan istana dengan maksud untuk menolak keputusan politik Pak Jokowi yang melibatkan Prabowo Subianto dalam mengelola pemerintahan. Pak Prabowo itu terindikasi kuat sebagai pelanggar HAM," kata Aznil Tan.
Aznil Tan menegaskan, seharusnya Presiden Jokowi hanya melibatkan orang-orang yang nyata berjuang dalam memenangkan Pilpres 2019 dalam pengelolaan pemerintahan.
Sebagaimana diketahui, Prabowo Subianto mengaku diminta tolong untuk membantu pemerintah dalam mengelola pertahanan negara.
Hal tersebut diucapkan Prabowo Subianto usai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Negara pada Senin (21/10/2019) lalu.(*)
ARTIKEL POPULER:
Baca: Pesan Presiden Jokowi untuk Kabinet Indonesia Maju 2019-2024: Tak Serius, Saya Copot di Tengah Jalan
Baca: Putar Arah di Jalur Hijau, Belasan Pengendara Motor Disanksi Cabut Pentil
Baca: Seusai Bertemu Jokowi, Prabowo Subianto jadi Menteri Pertahanan?
TONTON JUGA:
<iframe src="https://www.youtube.com/embed/9jTY6R939co" width="520" height="292" scrolling="no" frameborder="0"></iframe>
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.