Kisah Pilu Korban Rusuh Wamena Asal Enrekang, Selamat karena Sembunyi di Kandang Ayam
Laporan Wartawan TribunEnrekang.com, Muh Azis Albar
TRIBUN-VIDEO.COM - Kisah mencekam belum bisa dilupakan warga asal Kecamatan Maiwa, Kabupaten Enrekang, Dewi (30).
Ia merupakan salah satu korban yang selamat dalam kerusuhan yang terjadi di Wamena, Provinsi Papua pada, Senin (23/9/2019).
Ditemui TribunEnrekang.com, di kediaman keluarganya di Dusun Paraja, Desa Tuncung, Kecamatan Maiwa, Kabulaten Enrekang, Dewi menceritakan kisah piluh nan mencekam yang dialaminya.
Saat kejadian itu, Ia bersama adik dan anaknya serta beberapa keluarga lainnya sedang berada dalam rumah seperti biasanya.
Rumahnya tepat di Jalan Papua, pinggiran Kota Wamena, jaraknya ke pusat Kota Wamena tak sampai satu Kilometer.
Rumah yang ditinggalinya tersebut merupakan sebuah perumahan karyawan pertamina.
Dan di dalam rumah itu Ia tinggal bersama 25 orang yang terdiri dari empat kepala keluarga serta semuanya merupakan keluarga dekatnya.
Pagi itu, tepat pukul 09.00 WIT, Dewi menerima panggilan telpon dari suaminya yang sudah lebih dulu bekerja mengangkut BBM ke beberapa SPBU.
Maklum suaminya memang bekerja sebagai supir pengangkut BBM Pertamina ke SPBU.
"Tepat pukul 09.00 pagi suami saya nelpon, bahwa situasi di dalam Kota Wamena mencekam, jadi saya disuruh agar semua keluarga masuk rumah dan segera kunci rumah," kata Dewi, Senin (1/10/2019) siang.
"Selang beberapa saat suami saya sudah datang dan langsung masuk rumah dan menguncinya. Saat itu suara gemuruh dan tembakan makin terdengar mendekat," Dewi melanjutkan.
Dewi menjelaskan, tak berselang beberapa lama para massa perusuh sudah tepat berada di depan rumahnya dengan membawah tombak dan panah, parang serta bensin.
Dirinya sempat melihat ada ratusan orang berkumpul depan rumahnya, dua diantaranya terlihat luka pada bagian kaki.
"Saat mereka datang, terdengar teriakan agar bakar rumah kami dan usir pendatang dari tanah mereka," ujar Dewi.
Ratusan massa kemudian langsung mengepung rumah Dewi dan keluarganya, setelah itu mereka membakar mobil yang terparkir di depan rumah.
Kemudian massa perusuh kemudian membakar rumah yang didalamnya masih ada Dewi dan 26 orang lainnya.
Menurut Dewi, saat rumah yang ditinggalinya dibakar ada 27 orang yang ada di dalam rumah.
Terdiri dari Dewi dan keluarganya 25 orang dan satu orang warga Toraja teman suaminya bernama Karangang dan satu orang lainnya adalah tukang ojek warga batak yang juga ikut bersembunyi di rumahnya.
Saat api mulai berkobar, teman suaminya tersebut hendak keluar dari rumah namun langsung dipukuli dan ditikam dengan tombak hingga tewas.
Sementara sang tukang ojek juga ikut terbakar di ruangan depan rumah.
Sedangkan Dewi bersama beberapa keluarganya mengambil resiko dengan berjalan dalam kepulan asap menuju ke kandang ayamnya yang berada tepat di samping rumah, lalu merangkak dan bersembunyi di dalamnya.
Dewi bersama keluarganya yang saat itu mulai pasrah, terlebih api terus menjalar sementara ratusan massa tetap berjaga dan mengepung rumahnya dari luar.
Beruntung, ketika api mulai hendak menjalar ke area kandang ayam tempat persembunyiannya, aparat keamanan datang dan mengusir para massa perusuh.
Sehingga Ia dan beberapa keluarganya sempat keluar dari rumah dan lolos dari kobaran api.
Namun, sayangnya ada empat keluarganya yakni adiknya Rustam (33), iparnya Irma Sirajuddin (24), ponakannya Ilmi (2) serta anak kandungnya Erwin (17) tak ikut bersembunyi di kandang ayam.
Mereka memilih tetap dalam rumah, yang akhirnya membuat nyawa keempatnya tak dapat tertolong dan tewas terbakar hidup-hidup dalam rumah.
"Dari 27 orang yang ada dalam rumah saat itu, enam yang meninggal. Empat diantaranya adalah keluarga saya," ungkap Dewi dengan mata yang berbinar.
Dewi bersama keluarganya yang selamat kemudian di bawah ke posko pengungsian di Aspol Wamena dan diterbangkan ke Makassae menuju Kabupaten Enrekang Sabtu (28/9/2019) lalu.
Dewi mengaku, tak dapat menggambarkan bagaimana perasaannya saat kejadian itu, yang ada hanya rasa pilu dan trauma yang mendalam.
"Saya tidak bisa gambarkan hanya mencekam dan hanya menangi histeris saat itu. Saat ini saya masih merasa sangat pedih dan terpukul atas kepergian adek dan anak saya secara tragis," ujarnya dengan bercucuran air mata.
Ia pun mengaku tak akan pernah kembali ke Wamena lagi pasca kejadian mengerikan tersebut.
Meski di Wamena sudah menjadi penghidupan keluarganya turun temurun sejak medio 1970-an lalu yang dimulai dari orang tuanya.
"Saya sudah tidak akan kembali kesana lagi karena trauma yang mendalam. Kita mulai hidup disini saja di kampung sendiri," tuturnya.
(tribunenrekang.com)
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul VIDEO: Cerita Pilu Korban Rusuh Wamena Asal Enrekang, Sembunyi di Kandang Ayam
Video Production: Novri Eka Putra
Sumber: Tribun Timur
Live Update
Komisi A DPRK Jayawijaya Membahas Sampah Serta Drainase saat Kunjungan Kerja di Distrik Wamena
5 hari lalu
Tribun Video Update
Bom IOF Bakar Tenda-tenda Pengungsi Palestina di Al-Mawasi, Warga Tewas Terpanggang
Kamis, 17 April 2025
Live Update
Sebanyak 16 Granat di Flores Timur NTT Dimusnahkan secara Bertahap oleh Tim Penjinak Bom Polda NTT
Rabu, 9 April 2025
TRIBUN VIDEO UPDATE
Klinik UNRWA Digempur Bom Pesawat Tempur Israel, Pengungsi Kocar-kacir, 19 Warga
Kamis, 3 April 2025
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.