Tribunnews WIKI
Profil Dandhy Dwi Laksono - Wartawan Senior dan Pendiri Rumah Produksi WatchdoC
TRIBUN-VIDEO.COM - Dandhy Dwi Laksono sebagai seorang wartawan senior dan pendiri rumah produksi WatchdoC.
Ia dikenal dengan produk jurnalistik berupa buku atau film dokumenter, dengan pendekatan khas jurnalisme investigatif.
Bersama WatchdoC, ia bersama rekannya membuat banyak video dokumenter yang berisi pembelaan pada kaum marjinal.
Di antaranya Jakarta Unfair, Samin versus Semen, Kala Benoa, Asimetris, Belakang Hotel, dan yang lainnya.
Karier
Sebagai seorang jurnalis yang kritis terhadap fenomena sosial di Indonesia, dirinya banyak membuat film-film dokumenter yang mengangkat ketimpangan dan isu-isu yang tengah dihadapi oleh masyarakat.
Sexy Killers sendiri merupakan satu dari 12 film oleh-oleh Dandhy dan Ucok Suparta, dari perjalanannya mengelilingi Indonesia dalam ekspedisi Indonesia Biru yang dilakukan sepanjang tahun 2015.
Namanya semakin dikenal setelah merilis film Sexy Killers, yang pada saat itu didistribusikan secara terbatas pada acara nobar (nonton bareng) di 476 titik wilayah Indonesia pada tanggal 5-11 April 2019.
Dandhy sendiri merupakan jurnalis senior yang dikenal sebagai wartawan, aktivis, sekaligus pendiri rumah produksi film dokumenter WatchDoc.
Sosoknya disegani lantaran berani mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah yang ada di Indonesia.
Sebagai wartawan, Dandhy pernah bekerja di beberapa media cetak, radio, online dan televisi.
Selain membuat film dokumenter, pria yang hobi bermain gitar itu juga pernah menulis buku yang berjudul ‘Indonesia for Sale’ dan ‘Jurnalisme Investigasi’.
Sosoknya lebih dikenal sebagai pendiri Watchdoc, sebuah rumah produksi audio visual yang didirikannya bersama Andhy Panca Kurniawan.
Dimana keduanya sama-sama memiliki latar belakang sebagai seorang jurnalis.
Dikutip dari laman resmi Watchdog, rumah produksi ini telah membuat sebanyak 25 episode dokumenter dan 540 feature televisi.
Bahkan, sebanyak 40 karya video komersial dan non-komersial yang diproduksinya pun telah memperoleh berbagai penghargaan.
Alhasil, keberadaan Watchdog yang digawangi oleh Dandhy dan rekan-rekannya, dikenal sebagai pencipta sekaligus dikenal oleh pecinta film-film dokumenter.
Selain Sexy Killers yang menyoroti sisi lain dari perusahaan tambang yang beroperasi di Indonesia, Dandhy yang dikenal kerap mengangkat tema sosial dalam film yang diproduksinya, pernah video dokumenter berjudul Jakarta Unfair.
Sebuah tayangan yang bercerita tentang penggusuran oleh Pemerintah Jakarta tanpa solusi yang sepadan untuk korban yang terdampak.
Juga ada film yang berjudul Samin vs Semen tentang protes pabrik semen, dan dokumenter Kala Benoa tentang aksi tolak reklamasi di Tanjung Benoa, Bali.
Dengan latar belakang sebagai seorang jurnalis, pemilik akun Twitter @Dandy_Laksono itu juga dikenal sebagai seorang aktivis yang cukup vokal pada isu-isu sosial.
Hal ini terlihat pada video dokumenter yang dihasilkan oleh dirinya, yang banyak mengangkat tema dan isu sosial di masyarakat.
Bisa dibilang, sosoknya menjadi salah satu jurnalis yang berani menyuarakan ketidakadilan pada rakyat kecil yang terkadang luput dari pantauan media.
Kontroversi
Dandhy Dwi Laksono merupakan sosok di balik pembuatan Sexy Killers.
Sebelum menggarap film itu, WatchdoC yang ia dirikan telah memproduksi 125 episode dokumenter dan 540 ficer televisi.
Empat puluh video di antaranya dapat penghargaan.
Sexy Killers merupakan satu dari 12 film Dandhy yang diambil dari perjalanannya dalam Ekspedisi Indonesia Biru, yang dilakukan sepanjang 2015.
Jarak perjalanan yang ditempuh Dandhy hampir 20 ribu kilo meter—dengan naik sepeda motor bersama temannya: Suparta Arz.
Semenjak film itu bikin gempar, nama Dandhy jadi sasaran empuk kritikan sebagian warganet.
Serangannya macam-macam.
Ada yang menuduhnya melakukan propaganda golput, sampai dituduh didanai kubu tertentu.
Tapi ia tak peduli, karena banyak juga yang memuji film itu.
Sebelum ini, Dandhy juga pernah tersangkut kontroversi.
Ia pernah dilaporkan polisi karena membandingkan Megawati Soekarno Putri dengan pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi.
Ditangkap Polisi
Sutradara Dandhy Dwi Laksono ditangkap polisi pada Kamis (26/9/2019).
Dandhy Dwi Laksono ditangkap polisi di kediamannya.
Hal tersebut dikabarkan oleh istri Dandhy, Irna Gustiawati.
Dikutip dari Kompas.com, Irna menyebutkan jika suaminya itu ditangkap oleh pihak kepolisian karena unggahannya.
Kronologi penangkapan terjadi saat Dandhy baru tiba dirumah pada pukul 22.30 WIB, kemudian setelah itu pintu rumah digedor.
Kemudian rombongan tersebut mengaku akan menangkap Dandhy terkait unggahannya di sosial media mengenai Papua.
Rombongan yang dipimpin Fathur itu membawa Dandhy sekitar pukul 23.05 ke Polda Metro Jaya menggunakan mobil Fortuner bernomor polisi D 216 CC.
Tidak hanya Dandhy Dwi Laksono, mantan personel Banda Neira Ananda Badudu juga ditangkap oleh aparat.
Kabar tersebut dibagikan oleh Ananda Badudu di akun Twitter-nya. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunnewsWiki dengan judul: Dandhy Dwi Laksono
ARTIKEL POPULER:
Baca: VIDEO Detik-detik saat Ananda Badudu Ditangkap Polisi atas Dugaan Kirim Uang ke Mahasiswa
Baca: Kronologi Dandhy Dwi Laksono Ditangkap karena Dituding Menebarkan Kebencian Terkait Kasus Papua
Baca: Dilaporkan karena Tulisannya di FB tentang Megawati-San Suu Kyi, Ini Jawaban Dandhy
TONTON JUGA:
Video Production: Panji Yudantama
Sumber: TribunnewsWiki
Pemilu 2024
Terbongkar! Ternyata Ini Alasan Sutradara Dirty Vote Rilis Film di Masa Tenang Kampanye Pilpres 2024
Senin, 12 Februari 2024
Live Update
Alasan Sutradara Rilis Film Dirty Vote di Awal Masa Tenang: Ingin Edukasi Publik di 3 Hari Krusial
Senin, 12 Februari 2024
Terkini Nasional
Momen Prabowo Terciduk Wartawan Senior Ketika Lagi Prescon, Beri Senyum Lepas untuk sang Menhan
Sabtu, 17 Juni 2023
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.