Minggu, 11 Mei 2025

Tribunnews WIKI

Profil Abdul Halim - Pahlawan Nasional

Sabtu, 3 Agustus 2019 22:16 WIB
TribunnewsWiki

TRIBUN-VIDEO.COM - Abdul Halim adalah salah satu pahlawan nasional Indonesia.

Abdul Halim lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, 27 Desember 1911 dari pasangan Achmad Sutan Iyus dan Darama.

Setelah menempuh pendidikannya di HIS lalu melanjutkan pendidikannya ke MULO dan AMS B hingga lulus dari GHS.

Pada masa proklamasi 1945, Abdul Halim duduk sebagai Wakil Ketua BP-KNIP bersama Assaat yang menjabat Ketua BP-KNIP.

Badan Pekerja (BP) adalah badan pelaksana yang melakukan pekerjaan sehari-hari dari Komite Nasional Indonesia Pusat yang beranggotakan 137 orang.

Pada tahun 1948, Halim ikut membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Sumatera Barat.

Pada masa revolusi fisik (1945-1949) Abdul Halim tidak pernah melakukan praktik dokter.

Pada masa Republik Indonesia Serikat atau RIS, Abdul Halim menduduki posisi Perdana Menteri.

Kemudian setelah RIS, Abdul Halim duduk dalam Kabinat Natsir.

Setelah melepaskan jabatan sebagai Menteri Pertahanan (ad interim) di Kabinet Natsir, Abdul Halim kembali menekuni bidangnya sebagai dokter dan menjabat direktur Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta.

Abdul Halim terakhir menjabat sebagai Inspektur Jenderal RSCM dan meninggal di Jakarta pada tanggal 4 Juli 1947.

Pendidikan

Abdul Halim merupakan keturunan dari pasangan Achmad Sutan Iyus dan Darama.

Abdul Halim berasal dari daerah Banuhampu, Agam, Sumatera Barat.

Pada usia 7 tahun, Abdul Halim dibawa oleh Abdullah yang merupakan sepupu ibunya untuk berpindah ke Jakarta.

Abdullah pada masa tersebut menjadi salah satu pemimpin Bataafsche Petroleum Maatscappij (BPM – sekarang dikenal sebagai Pertamina).

Abdul Halim menerima pendidikan sejak di HIS, MULO, AMS B, hingga lulus dari GHS (Geneeskundige Hooge School atau Sekolah Kedokteran, sekarang Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia). 

Karier Politik

Abdul Halim merupakan anggota Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP KNIP) 1945-1950, sebuah badan legislatif yang dalam masa revolusi bersenjata.

Masa perjuangan 1945-1949
KNIP dibentuk karena belum dapat menyelenggarakan pemilihan umum, yang memiliki fungsi sebagai DPR dan MPR.

Bulan Desember 1945,Abdul Halim mengusahakan dibukanya kembali kereta api ke Bekasi setelah Bekasi diduduki tentara Inggris.

Bulan September 1946, Abdul Halim menemui Kolonel Alex Kawilarang di luar Bogor untuk mengembalikan serdadu-serdadu Sekutu yang telah melarikan diri ke pihak Republik kepada pasukan induk mereka atas permintaan komandan tentara Inggris.

Setelah itu Abdul Halim diangkat oleh PM Sjahrir sebagai Komisaris RI untuk Kota Jakarta dengan tugas sangat luas, diantaranya mempertahankan nilai Oeang Repoeblik Indonesia (ORI) di Jakarta yang praktis telah dikuasai oleh NICA, dan mengkoordinasikan beberapa kementerian RI yang sebagian masih berada di Jakarta.

Masa RI dan setelah RIS 1950

Ketika menjabat Perdana Menteri Republik Indonesia di Yogyakarta, Abdul Halim bersama dengan Mohammad Natsir yang menjabat anggota parlemen di Jakarta, berjuang untuk membubarkan RIS dan mengembalikan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pada akhirnya perjuangan Abdul Halim tercapai.

Setelah RIS bubar, pada Agustus 1950 naiklah Kabinet Natsir dan Abdul Halim menduduki posisi menjadi Menteri Pertahanan.

Jabatan sebegai Menteri Pertahanan tidak lama dipegangnya, Abdul Halim mengundurkan diri dari dunia politik. dan kembali kepada profesinya yaitu seorang Dokter.

Karier Bidang Olahraga

Abdul Halim yang memiliki hobi bermain sepak bola, dan terlibat dalam pembentukan Voetbalbond Indonesische Jakarta (sekarang Persija) pada tahun 1927.

Di klub tersebut Abdul Halim menjabat menjadi ketua selama beberapa tahun.

Pada tahum 1951-1955 Abdul Halim menjabat sebagai Vice Chairman dan kemudian ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI).

Abdul Halim diangkat sebagai ketua Ikada Foundation yang membangun Stadion Ikada, Jakarta. Pada tahun 1952 ia memimpin kontingen Indonesia pertama dalam Olimpiade Helsinki. 

Akhir Hayat

Abdul Halim hingga akhir hayatnya, tidak menikah.

Di tahun-tahun terakhir kehidupannya, Abdul Halim sering memilih untuk nyepi di Yogya bersama Sri Sultan Hamengku Buwono IX.(3)

Abdul Halim terakhir menjabat sebagai Inspektur Jenderal RSCM dan meninggal di Jakarta pada tanggal 4 Juli 1947. (1)

(Tribunnewswiki.com/Wiene)

ARTIKEL POPULER:

Baca: Profil Letjen R Suprapto - Pahlawan Nasional

Baca: Profil Adnan Kapau Gani - Pahlawan Nasional

Baca: Profil Halim Perdanakusuma - Pahlawan Nasional

TONTON JUGA:

Editor: Alfin Wahyu Yulianto
Video Production: Fikri Febriyanto
Sumber: TribunnewsWiki

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved