Jumat, 7 November 2025

Viral

Pengakuan Siswa Ditampar Guru di Subang Sebanyak 3 Kali, Sempat Minta Maaf hingga Akui Kesalahan

Kamis, 6 November 2025 18:42 WIB
Tribun Jatim

Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru.


TRIBUN-VIDEO.COM - Kasus guru yang menampar siswa di SMPN 2 Jalancagak, Kabupaten Subang, Jawa Barat, viral di media sosial (medsos).

Pro kontra siswa ditampar guru muncul hingga kini memicu perdebatan dan sorotan publik.

Guru yang menampar siswa tersebut bernama Rana Setiaputra.

Peristiwa siswa ditampar guru Rana tersebut terjadi usai upacara di sekolah.

Pengakuan siswa tersebut, dirinya ditampar oleh gurunya sebanyak tiga kali pertama.

Siswa menyebut, dirinya sudah mengakui kesalahan dan meminta maaf.

Namun, ia tetap mendapatkan hukuman fisik.

"Kesalahan abang pas hari Rabu, abang telat masuk lewat belakang pagar yang udah jadi, tapi abang udah ngakuin itu kesalahan," kata siswa tersebut, Rabu (5/11/2025).

Baca: Dicap Netizen Pansos! TERKUAK Alasan Wali Murid Viralkan Anaknya Ditampar Guru Subang, Ini Sosoknya

"Cuma salah gurunya itu pas hari Senin, masalah udah selesai padahal guru udah nelepon orang tua, abang juga udah minta maaf," imbuhnya.

Siswa tersebut menceritakan momen saat dirinya dipanggil dan ditampar sebanyak tiga kali di depan banyak murid setelah upacara bendera.

"Ditampar tiga kali pertama pas udah selesai upacara. Banyak saksi. Digampar ada delapan orang," katanya, dikutip dari Tribun Jakarta.

"Yang pertama kelas 8, saya sama Rio kasusnya gara-gara cuma loncat di hari Rabu," ungkap siswa.

"Yang sisanya itu ada yang bolos, ada yang kabur," tuturnya.

Ia mengatakan, tamparan pertama dan kedua mengenai pipi kanan.

Sementara itu, tamparan ketiga mengenai pipi kiri.

Aksi tersebut dilakukan di hadapan seluruh siswa yang duduk di lapangan sekolah setelah upacara selesai.

"Bagian kanan dua kali, bagian kiri satu kali. Digampar itu pakai tangan kiri, abis itu udah dipanggil yang lainnya yang belum terpanggil," ujarnya.

Menurut pengakuannya, kasus kekerasan fisik terjadi di depan umum dan disaksikan oleh ratusan siswa yang baru saja mengikuti upacara.

"Banyak, kalau ditampar itu selesai upacara kan selalu ada pengumuman, nah abis upacara itu disuruh duduk semua murid tuh."

"Nah, jadinya langsung deh, saya dan si Rio dipanggil yang manjat itu di depan dibarisin (lalu digampar)," katanya.

Baca: Klarifikasi Sekolah soal Guru Tampar Murid di SMPN 2 Jalancagak, Siswa akan Loncat Pagar untuk Bolos

Sementara itu, pihak sekolah mengakui adanya kekeliruan dalam proses pendisiplinan dan menyebut kejadian penamparan berawal dari kesalahpahaman.

Wakasek Sarana dan Prasarana SMPN 2 Jalancagak, Yaumi Basuki menjelaskan, Rana awalnya berupaya mendisiplinkan ZR dan tujuh siswa lain yang kedapatan meloncat pagar sekolah untuk bolos.

"Kejadian kemarin itu sebenarnya bentuk kesalahpahaman antara orang tua siswa dan pihak sekolah," ujar Yaumi di SMPN 2 Jalancagak, Rabu.

"Kami ingin menegakkan kedisiplinan, tetapi kami juga tidak membenarkan adanya kekerasan fisik," imbuhnya.

Setelah kejadian, pihak sekolah melakukan mediasi dengan guru, orang tua ZR, dan pihak sekolah pada Selasa (4/11/2025).

"Kemarin sudah ada pertemuan, sudah saling memaafkan. Guru yang bersangkutan dan orangtua sudah saling menerima," ujar Yaumi.

Akan tetapi, usai mediasi dan dianggap selesai, pihak orang tua tetap memutuskan untuk menyebarkan kejadian tersebut di media sosial.

"Kami tidak bisa melarang, itu hak beliau. Tapi, pada hari Selasa, masalah sebenarnya sudah selesai dan sudah ada kata maaf," kata Yaumi.

Baca: Dedi Mulyadi Mediasi Guru yang Viral Diamuk Wali Murid gegara Tampar Siswa di Subang: Bakal Damai

Yaumi menyebut, peristiwa pendisiplinan ini dilakukan terkait larangan meloncat pagar sekolah yang baru saja selesai dibangun.

"Pagar ini baru selesai dua minggu. Kami sudah wanti-wanti supaya dijaga. Tapi, beberapa siswa masih loncat pagar, termasuk ZR dan teman-temannya," ucapnya.

Pihak sekolah, kata Yaumi, khawatir pagar yang baru dibangun rusak kembali.

Sebab, sebelumnya bagian pagar sempat roboh karena ulah siswa dan cuaca.

Yaumi mengungkapkan, ada delapan siswa yang saat itu mendapat tindakan disiplin berupa tamparan ringan.

"Iya, delapan orang. Guru hanya menampar pelan. Itu dilakukan setelah upacara dan anak-anak belum bubar," kata Yaumi.

Akan tetapi, meskipun menyebut tindakan itu sebagai bentuk penegakan disiplin, pihak sekolah mengakui cara tersebut keliru.

"Kami akan mengevaluasi cara pembinaan. Ke depan kami akan mencari solusi bagaimana mendisiplinkan tanpa kekerasan fisik," ujar Yaumi.

 

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Akui Panjat Pagar, Siswa Ungkap Ditampar Guru di Depan Ratusan Murid: Masalah Udah Selesai Padahal

Editor: Aditya Wisnu Wardana
Video Production: Latif Ghufron Aula
Sumber: Tribun Jatim

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved