Sabtu, 8 November 2025

TRIBUNNEWS UPDATE

Sejarawan Ungkap Ada Gejala Konflik Internal Pasca Deklarasi Raja Baru Keraton Solo Gusti Purbaya

Kamis, 6 November 2025 12:25 WIB
Tribunnews.com

TRIBUN-VIDEO.COM - Sejarawan mengungkap bakal ada tantangan suksesi Keraton Solo seusai deklarasi raja baru. 

Menurut sejarawan Solo, Heri Priyatmoko, langkah deklarasi yang dilakukan Putra Mahkota KGPAA Hamangkunegoro atau Gusti Purboyo di depan jenazah Sri Susuhunan Pakubuwono XIII Hangabehi sebagai strategi simbolik yang cerdas. 

Meski demikian, Heri menyebut, hal itu juga berpotensi menghidupkan kembali ketegangan lama di dalam keraton.

Menurut Heri pada Kamis (6/11), deklarasi itu memanfaatkan momentum emosional dan menjadi sorotan publik. 

Namun, di sisi lain memicu resistensi dari kelompok lain yang merasa belum dilibatkan. 

“Muncul beberapa suara kritis. Misalkan dari Kubu Tedjowulan bahwa Tedjowulan ini adalah karteker atau PLT. Jadi muncul ini gejala konflik atau intrik-intrik menyembuh lagi,” lanjut Heri.

Atas hal itu, Heri menilai, kondisi ini menunjukkan dua kekuatan besar di dalam keraton yang kembali bersaing. 

Baca: KGPA Tedjowulan Bakal Musyawarah soal Arah Keraton Solo, Jubir: Saatnya Hening, Bukan Berebut Takhta

Baca: Momen Putra Mahkota Raja Keraton Solo Deklarasi Diri Naik Tahta di Hadapan Jenazah PB XIII

Yakni, satu mengusung legitimasi pewaris darah langsung. 

Sementara, satu lagi mengandalkan legalitas administratif dari pemerintah pusat.

“Tapi ternyata ada dua kekuatan yang menolak itu. Bertendensi, berpotensi menolak itu. Ini menjadi polemik. Berpotensi akan muncul konflik dalam konteks suksesi,” ujarnya.

Lebih lanjut, Heri membeberkan, berdasarkan tradisi Mataram Islam, proses suksesi biasanya diatur dalam Angger-Angger atau hukum leluhur yang menekankan garis keturunan laki-laki dari permaisuri atau selir tertua.

Lalu, dalam kasus PB XIII yang tak memiliki permaisuri, Purboyo sebagai anak dari Garwa Ampil (selir) memang sah menjadi pewaris.

“Setidaknya ini menjadi pertanda bahwa Kraton Solo ini tampaknya sudah siap ya, sudah siap, ada proses regenerasi yang telah tergarap atau tersiapkan jauh hari,” ujar Heri. 

Kendati begitu, ia mengingatkan, legitimasi raja baru lebih baik dikuatkan dengan restu para sesepuh keraton, bukan hanya deklarasi publik.

“Kalau misalkan Purboyo ini didukung oleh para sesepuh, itu justru menguatkan. Nah ini memberikan catatan lain, bahwa penubatan itu bisa dipersoalkan oleh para sesepuh,” jelasnya.

(Tribun-Video.com)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Sejarawan Jelaskan Tantangan Suksesi Keraton Solo Usai Deklarasi Raja Baru

#KeratonSolo #SuksesiRaja #PakubuwonoXIII #GustiPurboyo #KGPAAHamangkunegoro #RajaBaru #HeriPriyatmoko #SejarawanSolo #Tedjowulan #AnggerAngger #KonflikKeraton #MataramIslam

Editor: Tri Hantoro
Reporter: Adila Ulfa Muna Risna
Video Production: Muhammad TaufiqRahman
Sumber: Tribunnews.com

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved