Selasa, 28 Oktober 2025

HOT TOPIC

Kelabakan! Israel Terlibat Bentrok Panas di Tengah Gencatan Senjata, Kini Justru Disidak Trump

Kamis, 23 Oktober 2025 15:19 WIB
Tribunnews.com

Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru

TRIBUN-VIDEO.COM - Ribuan umat Yahudi Ultra-Ortodoks menggelar aksi unjuk rasa di Israel pada Rabu (22/10/2025) malam waktu setempat.

Mereka memprotes kebijakan pemerintah memberlakukan wajib militer bagi siswa yang belajar agama.

Dikutip dari Anadolu Agency, pengunjuk rasa memblokir jalan-jalan utama di Israel bagian tengah, utara, dan selatan.

Akibatnya jalur penting di Bnei Brak, Yerusalem, Safed, hingga Beit Shemesh lumpuh.

Unjuk rasa digelar setelah polisi militer Israel menahan tiga siswa yeshiva yang gagal mendaftar.

Selama ini, mereka dikecualikan dari wajib militer karena fokus belajar agama.

Namun, putusan Mahkamah Agung Israel tahun lalu telah mewajibkan pemerintah untuk merekrut tentara dari kalangan agama.

Baca: Media Israel Soroti Sikap Indonesia atas Putusan IOC, Kutip Pernyataan Erick Thohir soal Konsekuensi

Bagi sebagian masyarakat sipil yang setuju, kebijakan ini dianggap adil karena Israel sedang membutuhkan banyak tentara.

Sayangnya, unjuk rasa pada Rabu (22/10/2025) malam berakhir ricuh karena massa bentrok dengan polisi.

Sebagian orang berteriak lebih baik mati daripada menjadi tentara.

"Tentara lebih buruk daripada kematian. Kami akan masuk penjara, bukan tentara," teriak massa.

Polisi menyebut, unjuk rasa yang dilakukan Yahudi Ultra-Ortodoks ilegal sehingga perlu dibubarkan.

Di sisi lain, Presiden Amerika Serikat Donald Trump, mengutus Wakil Presiden JD Vance untuk melakukan kunjungan mendadak ke Israel pada Selasa (21/10/2025).

Langkah tersebut sebagai bentuk ā€œsidak diplomatikā€ guna memastikan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu benar-benar mematuhi kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas di Jalur Gaza.

Trump disebut khawatir kesepakatan damai yang baru berjalan itu akan runtuh setelah Israel dan Hamas saling tuduh melanggar perjanjian.

Sebelumnya, ketegangan meningkat ketika pasukan Israel melancarkan serangan udara ke Gaza.

Baca: ICJ Wajibkan Israel Permudah Penyaluran Bantuan Kemanusiaan di Gaza, AS Ikut Tolak Putusan

Sebagai respons atas dugaan serangan Hamas terhadap IDF yang menewaskan dua tentara.

Netanyahu bahkan mengumumkan di depan parlemen bahwa militer Israel telah menjatuhkan lebih dari seratus ton bom ke Gaza sejak kesepakatan damai diberlakukan.

Diketahui, Vance menyampaikan bahwa kunjungannya ke Israel bukan untuk menegur.

Melainkan bagian dari upaya Amerika Serikat menjaga stabilitas kawasan.

Namun sejumlah pengamat politik menilai langkah itu sebagai sinyal tegas bahwa Washington ingin memastikan Israel tetap mematuhi kesepakatan.(Tribun-Video.com)


Editor: Tim Kreatif Tribun-video.com
Video Production: Diah Putri Pamungkas
Sumber: Tribunnews.com

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved