Kamis, 15 Mei 2025

Terkini Daerah

Jalan Kaki Surabaya-Jakarta Serukan Bahaya Narkoba, Man Rambo Kerap Dianggap Gila dan Dikeroyok

Sabtu, 8 Juni 2019 17:38 WIB
TribunJakarta

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUN-VIDEO.COM, KRAMAT JATI - Bila para duta anti narkoba kerap mendapat pujian atas aksinya, nasib berbeda justru dialami Satuman (57) yang berjalan kaki Surabaya-Jakarta demi mengkampanyekan bahaya narkoba.

Tak hanya harus menghadapi terpaan angin, terik matahari, panasnya aspal dan ancaman lain yang menghantui sepanjang perjalanan ratusan kilometernya.

Pria yang karib disapa Man Rambo ini harus berhadapan dengan cibiran banyak orang karena dianggap gila dan dikeroyok sejumlah pemuda hingga terluka cukup parah.

"Sering dianggap gila, ditertawakan. Sudah puluhan kali dikeroyok juga, mungkin mereka pemakai narkoba yang enggak senang dengan misi saya. Diserang pakai balok dari belakang juga," kata Man Rambo di Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (7/6/2019).

Meski fisik dan hatinya terluka, semua pengalaman pahit yang menimpa selama perjalanan tak menyurutkan niat tulus dia mengkampanyekan bahaya narkoba.

Pengalaman sebagai mantan preman dan narapidana yang pernah merasakan kerasnya Ibu kota dan Surabaya selama puluhan tahun membuat Man Rambo terus melangkah.

"Saya puluhan tahun hidup di jalan, 12 tahun di penjara. Sebelum saya mulai jalan kaki saya sudah siap mental, mau bagaimana pun saya enggak bakal mundur. Ini misi kemanusiaan," ujarnya.

Pria yang berprofesi sebagai sopir angkot di Surabaya menuturkan aksinya berjalan kaki Surabaya-Jakarta sejak tahun lalu mempunyai tiga misi.

Pertama mengkampanyekan bahaya narkoba, kedua misi sosial membantu sesama bila ada yang masyarakat yang terdampak musibah atau bencana alam, ketiga misi budaya.

Man Rambo menyebut misi budaya yakni saat dia mengenal banyak orang baru yang juga memiliki kepedulian sosial sehingga dapat bertukar pikiran mencari jalan keluar.

"Alhamdulilah saya sering diterima komunitas seniman, mahasiswa pecinta alam, klub motor. Banyak teman-teman baru. Kalau ada bencana alam kita galang dana, bahas masalah narkoba dan lainnya," tuturnya.

Sebagai mantan preman dan narapidana yang pernah tubuhnya pernah dihujam tiga timah panas polisi, Man Rambo mengaku bangga dengan apa yang dia lakukan.

Namun dia menilai seluruh perjuangan menggaungkan bahaya narkoba yang kini dilakukan tak sebanding dengan perjuangan para pahlawan menumpas penjajah.

"Kalau cuman kaki melepuh, sendal putus, masuk angin sih sering banget. Tapi apa yang saya lakukan enggak ada apa-apanya dibanding pejuang zaman dulu. Makannya saya enggak mau nyerah, malu," lanjut Man Rambo.

Pun langkahnya tak mulus, dia yakin banyak orang baik yang hatinya tergerak lalu bergabung mengkampanyekan bahaya narkoba secara langsung di masyarakat.

Lewat aksinya, Man Rambo juga hendak menyindir para penggiat anti narkoba yang hanya sibuk berkoar mencari popularitas ketimbang turun langsung ke masyarakat.

"Yang dibutuhkan sekarang aksi, bukan orasi atau acara seremonial. Kalau cuman ngomong di TV pas ada kasus besar gunanya apa? Harus turun langsung ke masyarakat, sosialisasikan bahaya narkoba," sambung dia.

Kepada pemerintah dan penegak hukum, Man Rambo berharap pemberantasan narkoba tak hanya fokus pada penangkapan para bandar, kurir, pemakai.

Dia meminta pemerintah dan penegak hukum memberi fokus lebih besar dalam upaya sosialisasi bahaya narkoba di masyarakat yang merupakan penentu suburnya bisnis narkoba.

"Sekarang saya baru bisa jalan kaki kampanye bahaya narkoba di pulau Jawa. Nanti setelah balik ke Surabaya, saya mau siap-siap jalan ke Sumatera. Rencananya mulai dari Aceh," ucap dia. (*)

ARTIKEL POPULER:

Cerita Saksi Mata saat Terjadinya Bom Bunuh Diri di Kartasura Solo

Pernyataan Kapolda Jateng terkait Ledakan Bom Bunuh Diri di Kartasura Sukoharjo

Situasi Terkini Lokasi Bom di Tugu Kartasura Sukoharjo

Editor: Radifan Setiawan
Video Production: Ignatius Agustha Kurniawan
Sumber: TribunJakarta

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved