Jumat, 9 Mei 2025

Olahraga

Sepak Bola Malaysia Geger! Terancam Alami Kemunduran Efek Keputusan Tak Ada Tim Muda Masuk Kompetisi

Kamis, 17 April 2025 21:44 WIB
SuperBall.id

Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru...

 

TRIBUN-VIDEO.COM - Sepak bola Malaysia terancam mengalami kemunduran besar menyusul keputusan beberapa klub Liga Malaysia (M-League) yang tidak mendaftarkan tim binaan mereka di ajang Piala Presiden (U-20) dan Piala Pemuda atau Youth Cup (U-18) musim depan.

Hanya 11 tim yang akan bermain di Piala Presiden yakni Johor Darul Ta'zim (JDT) III, Selangor, Terengganu, Negri Sembilan, Akademi Mokhtar Dahari (AMD), Penang II, Kota Kuching, Polisi, Sabah II, Kota KL dan Melaka.

Sementara itu, Youth Cup akan menampilkan 14 tim.

Mereka adalah JDT IV, JDT V, AMD Under-16, AMD Under-17 Future, Penang III, Kuching City, Kuala Lumpur City, Negri Sembilan, Sabah III, Police, Melaka, Tunku Mahkota Ismail Sports School, Terengganu dan Selangor.

Yang absen dari kedua kompetisi tersebut adalah tim pengembangan dari Kelantan Darul Naim, Kelantan, Kedah Darul Aman, Sri Pahang dan Perak.

Baca: Tekad Erick Thohir untuk Timnas U17 Indonesia, PSSI Bakal Buat Garuda Muda Lebih Kuat di Pildun U17

Pengamat olahraga Sadek Mustaffa memperingatkan bahwa privatisasi M-League terbukti tidak lebih dari sekadar keberhasilan di atas kertas, karena klub-klub terus berjuang secara finansial.

"Saya tidak bisa menyalahkan klub," kata Sadek.

"Dalam keinginan mereka untuk berpindah dari Asosiasi Sepak Bola (FA) ke klub sepak bola (FC), sebagian besar telah gagal dalam pengaturan bisnis mereka."

"FA bergantung pada pendanaan negara. Namun setelah menjadi FC swasta, banyak yang tidak tahu cara menghasilkan pendapatan atau mengelola keuangan."

"Mereka masih dijalankan seperti FA. Lisensi klub seharusnya memperbaiki hal ini, tetapi sebagian besar klub hanya memenuhi kriteria di atas kertas dan tetap gagal, sering kali tutup sama sekali."

Sadek menekankan bahwa memiliki tim di kedua turnamen junior merupakan persyaratan untuk perizinan klub M-League.

"Jika klub-klub ini bahkan tidak bisa menurunkan tim muda, bagaimana mereka bisa lolos ke liga?" ujarnya.

Baca: Persiapan Menjelang Laga Timnas Indonesia U-17 di Qatar, Ayah Gholy Titip Pesan Haru ke Sang Anak

Ia memperingatkan bahwa mengabaikan pengembangan pemain muda akan menimbulkan konsekuensi jangka panjang.

Hal itu membuat Timnas Malaysia berpotensi kekurangan bakat baru di tahun-tahun mendatang.

Sadek mengusulkan pemberian wewenang kembali kepada Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) untuk mengambil alih pengelolaan tim-tim muda di kedua turnamen, dengan dukungan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Pendidikan, dan Kementerian Pendidikan Tinggi.

"FA Malaysia (FAM) harus bekerja sama dengan badan-badan ini," jelasnya.

"Pemain di kelompok usia ini masih sekolah, dan mereka belum menjadi pemain profesional."

"Setiap negara bagian memiliki sekolah olahraga atau sekolah proyek sepak bola, jadi bakatnya ada di sana."

"Asosiasi Sepak Bola negara bagian dan sekolah harus bekerja sama dengan erat."

Ia menambahkan bahwa biaya untuk menjalankan tim muda relatif rendah, terutama karena universitas sudah menyediakan fasilitas seperti lapangan pelatihan dan stadion.

"Universitas juga menawarkan keahlian melalui fakultas ilmu olahraga dan administrasi bisnis."

"Kemitraan seperti ini akan menguntungkan semua pihak," tutupnya.

(*)

 

Artikel ini telah tayang di SupersBall dengan judul, Sepak Bola Malaysia Terancam Mengalami Kemunduran Besar, Klub-klub Abaikan Kompetisi Junior

Editor: Aditya Wisnu Wardana
Video Production: Untung
Sumber: SuperBall.id

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved