Local Experience
Melihat Lebih Dekat Prosesi Bakdan Sapi di Mlambong Boyolali untuk Sambut Lebaran di Lereng Merapi
Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo
TRIBUN-VIDEO.COM - Sapi bagi masyarakat Lereng Merapi adalah salah satu hewan ternak andalan.
Hampir setiap warga, punya Sapi, meski hanya satu ekor saja.
Hewan yang oleh orang Jawa disebut jadi "Rojo Koyo" (Raja Kekayaan) itu masih menjadi andalan ekonomi masyarakat.
Saking besarnya peran sapi dalam menopang hidup masyarakat atau hanya sekedar jadi tabungan, warga tak ingin meninggalkan peran sapi.
Salah satu bentuk penghargaan bagi sapi, di momen lebaran idul Fitri, warga mengajak sapi-sapinnya berlebaran.
Iya, warga di Dukuh Mlambong, Desa Sruni, Kecamatan Musuk punya tradisi unik untuk menghormati sapi.
Namanya bakdan Sapi (Lebaran Sapi).
Tradisi ini digelar pada H+7 lebaran.
Seperti namanya, bakdan yang berarti berlebaran, tradisi ini merupakan Lebaran sapi peliharaan warga di kaki gunung Merapi.
Sapi -sapi milik warga dikeluarkan dari kandangnya ke jalan agar bisa bertemu dengan sapi lainnya.
Ratusan sapi itu kemudian diajak keliling kampung secara bersama-sama.
Sebelumnya sebagian sapi juga telah dimandiin dan ada yang dikalungi ketupat.
Sapi-sapi lalu dikasih sarapan ketupat.
Warga juga membawa gunungan serta menggelar doa bersama dan kenduri.
Untuk memeriahkan kegiatan itu, tak lupa musik gamelan reog juga menyertai arak-arakan sapi ini.
Dengan tertib sapi-sapi itu berjalan menyusuri jalan kampung.
Ribuan warga dengan antusias memenuhi kanan kiri jalan untuk menyaksikan arak-arakan sapi ini..
Jaman tokoh masyarakat mengatakan ternak sapi perah bagi warga sangat penting untuk menopang kehidupan sehari-hari.
Setiap hari banyak warga yang menggantung hidupnya dari hasil susu sapi yang diperah.
Makanya, warga memberikan perlakuan spesial saat syawalan ini.
Sapi-sapi dimanjakan untuk diberikan makanan ketupat kemudian dimandikan dan diarak keliling kampung.
Dia menyebut tradisi tersebut hanya melestarikan dari nenek moyang, setiap Syawalan atau Lebaran Ketupat selalu mengeluarkan seluruh ternaknya baik sapi maupun kambing dari kandangnya untuk diarak keliling kampung.
Sebelum itu, hewan ternak terlebih dulu diberikan makanan ketupat dan kemudian dioleskan atau diberikan minyak wangi sehingga baunya juga harum.
Tradisi ini sebagai wujud syukur kepada yang maha kuasa atas nikmat yang telah diberikan
“karena melalui ternak ini warga mendapat kehidupan kesejahteraan bagi keluarga,” tambahnya.(*)
VP. Muh Rosikhuddin
Video Production: Muh Rosikhuddin
Sumber: TribunSolo.com
Live Update
Naik dari Boyolali, Pendaki Ilegal asal Temanggung Dilaporkan Hilang Tanpa Jejak di Gunung Merbabu
Selasa, 22 April 2025
Local Experience
Beginilah Kehidupan Masa Kecil RA Kartini, Dipanggil Ndoro oleh Ibu Kandungnya yang Seorang Selir
Selasa, 22 April 2025
Local Experience
Mengenal Sosok Pejuang untuk Mewujudkan Emansipasi Wanita asal Jepara, RA Kartini
Senin, 21 April 2025
Local Experience
Inilah Jejak Sejarah Kuliner Es Puter: Dulu Jadi Simbol Kemewahan, Kini Jadi Jajanan Rakyat
Senin, 21 April 2025
Local Experience
Menguak Misteri Patung Gandrung Alas Gumitir di Banyuwangi yang Konon Bisa Gerak Sendiri
Senin, 21 April 2025
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.