Rabu, 14 Mei 2025

Local Experience

Pensiunan ASN, Susilaningsih Owner Sambal Dede Satoe Berhasil Tembus Pasar Ekspor

Jumat, 22 November 2024 11:46 WIB
Tribun Jatim.com

Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru

TRIBUN-VIDEO.COM - Pensiunan Aparatur Sipil Negara (ASN) Susilaningsih (64) tak ingin berdiam diri di masa tuanya. Juni 2011 perempuan paruh baya ini mencoba menjual sambal buatannya sendiri.

Tak ada alasan lain, Susi, panggilan akrabnya hanya meluangkan waktu untuk hobinya memasak. Sementara dia hanya sendiri dengan sang suami, sedangkan ke tiga anaknya sudah besar dan mandiri hidup berjauhan dengannya.

Sesuai dengan alamat rumahnya di Jalan Tenggilis Timur VI/DD-1, Surabaya. Susi pun memberi merk sambalnya DD1 atau Dede Satoe supaya lebih mudah ingat.

Secara bertahap penikmat sambalnya bertambah. Dari 1 kilogram cabai rawit, jadi 5 kilogram, 10 kilogram, hingga 25 kilogram. Sampai jumlah 25 kilogram, Susi masih mengerjakan semua produksi sambal sendiri.

Permintaan produksi makin banyak, Susi pun merekrut warga sekitar rumahnya untuk membantu. Mulai sortir bahan-bahan yang dibutuhkan, memasak, mengemas, hingga soal administrasi yang sebelumnya dia lakukan sendiri.

Jumlah produknya pun bertambah dari Sambal Surabaya yang jadi ikon, menjadi 18 macam. Ada sambal ikan roa, sambal ikan teri, ikan klotok, ikan peda, ikan jambal roti, sambel sereh, sambal rujak manis dan masih banyak lainnya. Tak hanya sambal, Susi juga produksi bumbu masakan.

Sembari memantaskan produk untuk bisa dinikmati dan bermanfaat untuk orang banyak, Susi pun mencari ilmu dengan bergabung dengan komunitas-komunitas UMKM yang ada di Kota Surabaya. Misalnya Pahlawan Ekonomi, gagasan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini.

Susi mengaku dari kegiatan seperti itulah dia menerima banyak masukan untuk memperbaiki kualitas produknya. Tahun 2013 lalu dia sempat menjadi juara Pahlawan Ekonomi, dan mendaptkan hadiah pembinan Rp 30 juta rupiah.

Seiring bertambahnya permintaan, kesuksesan Susi pun bertambah. Tak hanya sambal sehat tanpa MSG yang laris manis di pasaran, tapi juga penghargaan demi penghargaan yang dia dapatkan.

Bukan untuk menyombong lanjutnya, penghargaan-penghargaan itu adalah bagian dari bukti usaha keras dan fokus.

Bukan hanya untuk dirinya sendiri, melainkan untuk para karyawan yang membantu, Pemerintah Kota Surabaya yang mendukung, serta pihak-pihak yang memberi Susi bantuan untuk bisa bertahan.

Terus meningkatkan kualitas produknya, Susi bahkan memperoleh penghargaan ISO tahun 2016 dan HACCP di tahun berikutnya 2017.

Selain sudah diakui kualitasnya secana nasional, Sambal DD 1 bahkan sudah ekspor ke Virginia, Amerika Serikat sejak 2016 hingga saat ini. Susi mengatakan berani memenuhi permintaan ekspor, karena sambal buatannya memang berkualitas.

Kini Susi bisa memproduksi sambal dengan bahan baku mencapai 65 kilogram cabai rawit, atau 150 kilogram campuran sambal (cabe rawit serta bahan-bahan lainnya) setiap harinya.

Tak hanya memenuhi pasar swalayan modern, dan ekspor, Susi juga melayani pembelian sambal secara online.

Bahan-bahan Berkualitas dan Tanpa MSG

Jika kebanyakan orang kini berlomba membuat berbagai merek sambal ikan, Susilaningsih fokus mempertahankan kualitas produknya.

Bukan hal mudah, menurut Susi perlu konsisten dan fokus penuh untuk mendapatkan kualitas terbaik.

Soal sortir bahan-bahan, Susi paling jeli. Dia tak mau ada satu pun cabai atau bahan-bahan lainnya yang busuk ataupun setengah busuk sekalipun.

Satu lagi lanjutnya, bahan pengawet yang ada di dalam sambalnya bahkan di bawah 1 per mil, atau di bawah standart yang ditetapkan.

Susi mengatakan tak hanya bahan baku seeprti cabai, bawang merah, bawang putih, air, tapi juga ikan dan gula merah yang dia gunakan pun tak boleh mengandung borak dan form

Ditanya soal persaingan sambal yang kian banyak penjual, Susi mengaku menyadari hal itu. Terlebih merek-merek baru yang terus bermunculan dengan inovasi berbagai macam sambal.

Namun perempuan berkerudung ini tak goyah, baginya yang paling penting adalah menjaga kualitas produknya. Mengingat masih banyak mimpi yang ingin dicapainya di tahun-tahun yang akan datang.

Standart ekspor soal ikan lanjut Susi sangat ketat, salah satunya adalah harus menyertakan sertifikat di mana asal ikan didapatkan, serta jenis ikan apa yang digunakan dalam bahasa Internasional.

Kini Susi bahagia bisa memperkerjakan 28 karyawan, dan menjalankan bisnis sambal DD1 dengan sistem beli putus.

Susi menitipkan pesan untuk UMKM di luar sana yang sedang menitih tangga kesuksesan. Baginya apapun produk UMKMnya, tak harus sambal, harus dijalankan dengan fokus.

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Susilaningsih Owner Sambal Dede Satoe;, Bemodal Rp 50 Ribu, Kini Masuki Pasar Ekspor ke AS

Program: Local Experience 
Editor Video: yohanes anton kurniawan

#asn #pensiun #eksportir #umkm #usaha #sambal #localexperience #surabaya

Editor: Sigit Ariyanto
Video Production: yohanes anton kurniawan
Sumber: Tribun Jatim.com

Tags
   #Local Experience   #sambal   #Surabaya

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved