Kamis, 15 Mei 2025

Terkini Daerah

Pensiun PT KAI, Abdul Razak Berdagang Tahu Pedas

Jumat, 22 Maret 2019 18:36 WIB
TribunJakarta

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muhammad Rizki Hidayat

TRIBUN-VIDEO.COM, SAWAH BESAR - Pada 2013 silam, dia telah pensiun dari PT. Kereta Api Indonesia (KAI) sebagai jabatan UPT Crew KA Jatinegara, Jakarta Timur.

Usai pensiun, dia enggan berdiam diri di rumah lantaran ingin terus memiliki kegiatan.

Adalah Abdul Razak (61), yang menyebut setelah pensiun ingin memiliki usaha pribadi.

"Kalau abis pensiun, terus di rumah saja, makan tidur nonton televisi, wah bisa terserang stroke saya," kata Razak, sapaannya, di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat, Kamis (21/3/2019).

Semula, Razak tak pernah terbesit untuk berdagang 'tahu pedas'.

Namun, lantaran memiliki kawan yang menawarkan usaha tahu pedas, dia pun bergerak cepat guna membeli gerobak untuk berjualan.

"Nah, pas ada peluang, saya langsung beli gerobak di bekasi, harganya Rp3 juta," ujar Razak yang bertempat tinggal di Tambun, Jawa Barat.

Razak bercerita, selama enam tahun berdagang di pasar baru, dia pernah hampir dirampok.

"Tahun lalu saya pernah hampir dirampok, jam setengah delapan pagi, pas saya pengin pindahin gerobak, tiba-tiba ada orang nyamperin saya, terus saya dirogoh-rogoh, dia (penjahat) bawa pistol, wuh, saya takut," jelas Razak sambil menggerakan tangannya.

Razak mengaku, kejadian kelam tersebut padahal banyak dilihat orang-orang yang berada di sekitar.

"Mungkin pada takut juga kali ya, tapi alhamdulillah saya ngga kenapa-kenapa," ujar Razak sambil mengusap dada.

Diketahui sebelumnya, pria kelahiran 24 September 1957 ini pernah mengenyam pendidikan tinggi di kawasan Jakarta Selatan.

"Soal pendidikan, saya gini-gini pernah ngambil jurusan ilmu hukum di daerah Jagakarsa, cuma ngga sampai lulus," ucap Razak sambil menggoreng tahu.

Dari pantauan reporter TribunJakarta.com pada sekitar pukul 11.00 WIB sampai 11.46 WIB, tahu yang dijual Razak dibeli oleh seseorang yang memakai pakaian kemeja dan celana bahan panjang berwarna hitam.

"Pak, itu tahu yang udah matang, saya beli ya," kata pembeli yang enggan menyebut namanya.

Razak pun bergegas membungkus tahu-tahu yang sudah matang ke dalam plastik putih, lengkap dengan cabai hijau.

Harga satu tahu pedas, dia jual seharga Rp3 ribu.

Usai itu, sang pembeli memberi uang pecahan Rp50 ribu, lalu Razak memberi kembalian Rp26 ribu kepada sang pembeli.

Tapi, pembeli ini mengikhlaskan kembaliannya lalu berpamitan dan melenggang pergi ke suatu arah.

"Alhamdulillah," Razak bersyukur.

Dalam perhari, sejak pukul 9 pagi sampai 6 sore, Razak mampu mengantungi minimal Rp200 ribu.

Kendati demikian, dia menyisihkan Rp80 ribu guna membayar tempat sewa penyimpanan gerobaknya.

Sementara itu, Razak juga mengaku, setiap harinya, sebelum berjualan, dia berangkat dari rumahnya menggunakan kereta commuterline.

Usai itu, dia turun di Stasiun Kemayoran, Jakarta Pusat, dan melanjutkan ke Pasar Baru dengan berjalan kaki.

"Ya biar sehat, setiap hari saya jalan kaki dari Stasiun Kemayoran," pungkas Razak yang telah memiliki dua anak kandung.

"Anak saya yang paling tua sudah nikah, yang satu masih kuliah," katanya sambil tersenyum. (*)

ARTIKEL POPULER:

Ditanya Pilih Jokowi atau Prabowo, Begini Jawaban dan Saran Cak Nun

Benarkah Mie Ayam Tugu Lilin Pajang Solo Pakai Pesugihan Pocong? Yuk Mampir ke Warungnya

Video Detik-detik Personel Band Seventeen Diterjang Tsunami di Banten saat Tampil, 2 Orang Meninggal

Editor: Radifan Setiawan
Video Production: Ignatius Agustha Kurniawan
Sumber: TribunJakarta

Tags
   #tahu pedas   #PT KAI   #Jakarta Timur

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved