Kamis, 15 Mei 2025

Terkini Daerah

Syok! Ibu Pelaku Langsung Pingsan Tahu Anaknya Bunuh Junior di STIP, Rela Kerja Pagi sampai Malam

Selasa, 7 Mei 2024 09:35 WIB
TribunJakarta

TRIBUN-VIDEO.COM, JAKARTA - Ibunda Tegar Rafi Sanjaya (21), Sri begitu kecewa mengetahui anaknya yang disekolahkan di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta jadi tersangka yang menewaskan juniornya, bernama Putu Satria Ananta Rustika (19).

Putu tewas di STIP Jakarta usai dianiaya oleh Tegar seniornya di kampus pada Jumat (3/5/2024).

Ibunda Tegar langsung tak sadarkan diri begitu mengetahui anaknya harus tersangkut hukum lantaran telah membuat nyawa juniornya di kampus itu melayang.

Hal ini diungkap oleh paman tersangka Tegar, Triyono yang langsung menghubungi Sri ketika Tegar berurusan dengan polisi.

"Saat kejadian saya langsung hubungi ibunya. Lalu, mengunjungi rumahnya. Kondisi ibunya seperti habis pingsan, shock sepertinya," kata Triyono kepada Tribunnews.com di Bekasi, Minggu (5/5/2024).

Triyono mengungkap, Sri sangat kecewa dan terpukul dengan kelakuan Tegar yang tega menganiaya Putu sampai tewas.

Baca: Curhatan Tarsum! Mengeluh Soal Kelakuan Anaknya Terlilit Utang Gegara Judi Online

Sebab untuk bisa menyekolahkan Tegar di STIP, Sri harus banting tulang bekerja dari pagi sampai malam hari.

Triyono pun menyampaikan kalimat yang terucap dari bibir Sri sesaat mengetahui perbuatan anaknya itu.

"Ya Allah Tegar tega sekali sama Mama. Mama cari uang buat kamu bangun pagi, pulang malam. Kamu tega begitu sama Mama." kata Triyono menirukan perkataan Sri.

Ia pun mengaku tak percaya bahwa Tegar bisa melakukan perbuatan keji seperti itu.

Sebagai informasi, Tegar ditetapkan sebagai tersangka dengan jeratan pasal 338 KUHP tentang pembunuhan juncto pasal 351 KUHP tentang penganiayaan berat.

Atas perbuatannya, Tegar terancam hukuman 15 tahun penjara.

Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Gidion Arif Setyawan merincikan, penganiayaan terjadi ketika Putu selaku korban dan empat rekan seangkatan lainnya sedang mengecek salah satu ruang kelas pada Jumat pagi.

Namun saat turun ke lantai 2 kampus, rombongan korban dipanggil oleh tersangka yang saat itu juga sedang bersama-sama dengan empat orang lainnya yang merupakan taruna tingkat 2 STIP Jakarta alias senior korban.

Saat itu tersangka menanyakan alasan korban dan empat teman seangkatannya itu mengenakan baju olahraga.

Menurut mereka, mengenakan seragam olahraga di hari Jumat adalah kesalahan.

Baca: Alasan Mahfud MD Belum Gabung ke Pemerintahan Prabowo-Gibran: Tidak Ada Tawaran ke Saya

"Pelaku bersama empat rekannya, mereka menyebut sebagai tradisinya taruna."

"Ada penindakan terhadap junior, karena dilihat ada yang salah menurut persepsinya senior, sehingga dikumpulkan di kamar mandi," kata kata Gidion, Sabtu (4/5/2024).

Putu bersama teman seangkatannya itu dikumpulkan di kamar mandi kampus.

Sebenarnya rencananya Putu tidak dihajar sendirian.

Saat itu, empat teman seangkatan Putu lainnya rencananya juga turut dihajar. Namun Putu berada di urutan pertama yang dipukuli di kamar mandi.

Saat pemukulan terhadap Putu terjadi, Putu pun langsung lemas.

Ia dipukul sebanyak lima kali pada bagian ulu hati hingga tak sadarkan diri.

Melihat korban yang tak berdaya, tersangka Tegar kemudian memasukkan tangannya ke dalam mulut korban dengan niat melakukan pertolongan.

Namun sayang, nyatanya korban malah meninggal dunia.

Berdasarkan hasil autopsi, Gidion menyebut ditemukan luka pada bagian ulu hati korban yang menyebabkan pecahnya jaringan paru-paru.

Selain itu, polisi juga mendapati penyebab hilangnya nyawa korban yang paling utama adalah upaya pertolongan yang tidak sesuai prosedur dilakukan oleh tersangka.

"Ketika dilakukan upaya, menurut tersangka ini adalah penyelamatan, di bagian mulut, sehingga itu menutup oksigen, saluran pernapasan, kemudian mengakibatkan organ vital tidak mendapat asupan oksigen sehingga menyebabkan kematian," jelas Gidion.

"Jadi luka yang di paru itu mempercepat proses kematian, sementara yang menyebabkan kematiannya justru setelah melihat korban pingsan atau tidak berdaya, sehingga panik kemudian dilakukan upaya-upaya penyelamatan yang tidak sesuai prosedur," papar Gidion.

(*)

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Kerja dari Pagi Sampai Malam Demi Sekolahkan Anak di STIP, Kagetnya Ibunda Tahu Tegar Bunuh Junior

# Bunuh  # korban # STIP # tersangka # Pingsan  # ibu

Editor: winda rahmawati
Video Production: Muhammad Arief Prasetyo
Sumber: TribunJakarta

Tags
   #pingsan   #STIP   #Junior   #senior   #korban   #tersangka

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved