Rabu, 14 Mei 2025

Live Update

Beri Waktu 24 Jam, Israel Desak 1 Juta Warga Palestina Kosongkan Kota Gaza: Langkah Kemanusiaan

Sabtu, 14 Oktober 2023 13:28 WIB
Tribun Video

TRIBUN-VIDEO.COM- Dilaporkan militer Israel mendesak sebanyak 1 juta orang untuk meninggalkan rumah mereka di Kota Gaza, Jumat (13/10/2023) dini hari.

Jutaan warga tersebut diperintahkan segera pindah dan menetap di wilayah selatan Sungai Gaza.

Militer memberi waktu sekira 24 jam agar warga pindah dan mengosongkan Kota Gaza.

Menurut Pasukan Pertahanan Israel (IDF) perintah tersebut bertujuan sebagai langkah meminimalisir korban.

Adapun militer Israel menyebutnya sebagai 'langkah kemanusiaan'.

Kabar tersebut dibenarkan oleh  juru bicara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Stephane Dujarric.

Pejabat PBB tersebut menyatakan, bahwa gerakan seperti itu tidak mungkin terjadi tanpa konsekuensi kemanusiaan yang buruk.

Lantas, PBB dengan tegas meminta agar perintah tersebut dibatalkan.

Hal itu bertujuan untuk menghindari hal yang dapat mengubah situasi yang sudah menjadi tragedi menjadi situasi yang membawa bencana.

Mengingat Israel memerintahkan pindah hanya dalam kurun waktu yang singkat.

“Jumlahnya sekitar 1,1 juta orang. Perintah yang sama berlaku untuk semua staf PBB dan mereka yang berlindung di fasilitas PBB – termasuk sekolah, pusat kesehatan dan klinik,” jelas Stephane.

Baca: Konflik Memanas, Rusia Usulkan Rancangan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Stop Perang Israel-Hamas

“Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan tegas meminta agar perintah semacam itu, jika memang benar, dibatalkan, untuk menghindari hal yang dapat mengubah situasi yang sudah menjadi tragedi menjadi situasi yang membawa bencana,” sambungnya.

Dilaporkan, per Kamis (12/10/2023) jumlah orang yang terpaksa meninggalkan rumah mereka di tengah serangan udara Israel meningkat menjadi 423.378.

Yakni, sekira sekitar 21% dari seluruh populasi Gaza.

Hal itu diketahui dari Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan dan Departemen Keselamatan dan Keamanan di Gaza (OCHA oPt).

Sementara itu, sekira dua pertiga dari pengungsi internal masih berlindung di fasilitas yang dioperasikan oleh Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).

Diketahui sebelumnya, militan Hamas melancarkan serangan Operasi yang disebut sebagai 'Banjir Al-Aqsa' pada Sabtu (7/10/2023) lalu.

Militan Hamas menyerang dengan rentetan roket yang ditembakkan dari Gaza.

Hal itu dilakukan Hamas sebelum maju mendekat dengan cepat ke wilayah Israel.

Atas serangan brutal Hamas, korban tewas di Gaza saat ini mencapai lebih dari 1.350 orang, 6000 lainnya mengalami luka-luka.

Sementara jumlah orang yang terbunuh di Israel mencapai 1.300 orang.

Kemudian, lebih dari 3000 korban lainnya terluka.

Lantas, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tak tinggal diam.

Yakni, pasukan IDF dikerahkan untuk membersihkan kota-kota dan desa-desa Israel dari pejuang Hamas, Minggu (8/10/2023).

Adapun sejumlah pesawat Israel terus-menerus melakukan serangan udara di Gaza sejak saat itu.

Lalu, Israel menegaskan turut memblokade Jalur Gaza dan sengaja membuat pasokan bantuan kemanusiaan di wilayah itu terkendala.

Bahkan, bantuan bahan bakar untuk pembangkit listrik di Gaza juga tak bisa tersalurkan dengan adanya blokade itu.

Akibatnya, Kota Gaza yang padat penduduk itu hidup tanpa listrik bak kota mati lantaran gelap gulita, Rabu (11/10/2023).

Sementara itu, generator cadangan yang digunakan di Rumah Sakit Gaza juga berhenti bekerja pada Kamis (12/10/2023).

Atas hal itu, ribuan warga Gaza yang tengah berlindung atas serangan udara Israel bingung tak tahu bagaimana mempertahankan hidup.

Sebelumnya, Komite Palang Merah Internasional  menyebut rumah sakit di Gaza berisiko berubah menjadi kamar mayat bagi mereka yang meninggal tanpa listrik.

Direktur Komite Palang Merah Internasional, Fabrizio Carbone menyatakan, aliran listrik yang terputus itu membahayakan bayi yang baru lahir di inkubator.

Bahkan, kondisi pasien lanjut usia juga terancam lantaran tak mendapatkan perangkat oksigen.

Pihak rumah sakit utama di Gaza mengaku tak berdaya menghadapi korban yang terus membanjiri fasilitas kesehatan imbas serangan Israel.

Di waktu yang bersamaan, rumah sakit dipenuhi orang yang berusaha berlindung dari serangan udara Israel.

Sementara itu, Dr Justin Dalby, yang telah bekerja di Gaza selama enam bulan dengan organisasi kemanusiaan Doctors Without Borders menyebut tindakan Israel sangat keji.

Menurutnya, tindakan yang memutus pasokan listrik ke rumah sakit justru memicu lebih banyak korban tewas.

Mengingat semua pasien di rumah sakit membutuhkan listrik dan penanganan operasi serta peralatan bedah yang membutuhkan listik.

Dengan putusnya aliran listrik itu, peralatan medis tak dapat berfungsi.

Sebagai informasi, Israel akan tetap melakukan blokade selama kelompok Hamas belum membebaskan 120  tawanannya.

Bahkan, Israel mengklaim akan terus menggempur Gaza dengan serangan udara maupun darat.

(Tribun-Video.com/rt.com)

https://www.rt.com/news/584797-israel-evacuation-order-gaza/

# Ukraina # Palestina # Gaza # Hamas

Editor: Restu Riyawan
Reporter: Adila Ulfa Muna Risna
Video Production: Nur Rohman Urip
Sumber: Tribun Video

Tags
   #Palestina   #Ukraina   #Gaza   #Hamas

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved