LIPUTAN KHUSUS
Kisah Tragis DN Aidit, Gembong PKI yang Ditembak di depan Sumur Tua Karena Mendalangi G30S/PKI
TRIBUN-VIDEO.COM - Tragedi G30S/PKI tidak lepas dari sosok Dipa Nusantara Aidit atau DN Aidit.
Ia merupakan seorang pemimpin senior dan terakhir Partai Komunis Indonesia (PKI).
Meski sempat membantu kemerdekaan Indonesia, DN Aidit berakhir secara tragis.
Ia diburu dan dieksekusi di depan sumur tua karena mendalangi Gerakan 30 September 1965.
Lahir dengan nama Achmad Aidit, ia kerap dipanggil "Amat" oleh orang-orang yang akhrab dengannya.
Di bawah kendali DN Aidit, PKI menjelma menjadi salah satu kekuatan politik besar.
Bahkan pada Pemilu 1955, PKI menempati posisi keempat setelah PNI, Masyumi, dan NU dengan meraih 16,4 persen suara.
Namun sejak tragedi G30S/PKI pecah, DN Aidit melarikan diri.
Satu per satu pemimpin dan kader PKI ditangkap.
Peran DN Aidit sendiri dalam peristiwa G30S masih menjadi misteri.
Namun, posisinya sebagai Ketua PKI secara otomatis membuat namanya juga dituding sebagai dalang G30S.
DN Aidit diburu secara besar-besaran.
Pasukan tentara di bawah komando Kolonel Yasir Hadibroto, Komandan Brigade IV Infanteri, mendapatkan informasi bahwa DN Aidit, bersembunyi di Sambeng pada 22 November 1965.
Tempat penangkapan Aidit ini dinamakan kampung Sidorejo.
Dia dibekuk di salah satu kontrakan yang dulunya milik Kasim, seorang pegawai Bea Cukai.
Seorang saksi hidup, Suprapto mengingat bagaimana detik-detik penangkapan DN Aidit.
Kala itu Suprapto masih berusia 13 tahun, ia melihat banyak mobil tentara yang berjaga di sekitar rumahnya.
Semua penduduk desa yang sudah dewasa dipanggil di markas tentara di Baluwarti.
Kasim awalnya keluar menemui para tentara.
Namun karena terdesak, akhirnya Aidit keluar dari dalam rumah tersebut pukul 02.00 dini hari.
Paginya, semua laki-laku juga dibawa tentara itu.
Setelah ditangkap di Solo, DN Aidit kemudian dieksekusi mati di Boyolali.
Kolonel Yasir Hadibroto membawa DN Aidit ke Markas Batalyon 444.
Kemudian ia dibawa ke dekat sebuah sumur dan disuruh berdiri di situ.
Kepadanya diberikan waktu setengah jam sebelum "diberesi".
Waktu setengah jam itu digunakan Aidit untuk membuat pidato yang berapi-api.
DN Aidit kemudian ditembak di depan sebuah sumur tua yang berlokasi di belakang Markas Batalyon 444 Boyolali.
Jenazah DN Aidit diyakini berada di dasar sumur tua.
Makam DN Aidit sangat sulit ditemukan.
Bahkan, sang anak juga bersusah payah untuk bisa menemukan makam ayahnya.
Pencarian sang anak baru terjawab setelah sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) lokal di Boyolali menghubunginya dan memberitahu bahwa pekarangan belakang mes Kodim disebut-sebut sebagai lokasi makam DN Aidit.(*)
# g30s/pki # soekarno # supersemar # soeharto #partai komunis
Reporter: sara dita
Video Production: Ika Vidya Lestari
Sumber: Tribun Video
Local Experience
Anak Ketiga dari Soekarno dan Fatmawati yang Memiliki Kemiripan dengan Sang Kakak Megawati
4 hari lalu
Local Experience
Megawati Soekarnoputri, Ikuti Jejak Sang Ayah Soekarno hingga jadi Presiden Kelima Indonesia
4 hari lalu
Local Experience
Anak Pertama Soekarno, Guntur Soekarnoputra Tak Seperti Sang Ayah yang Sepenuhnya Terjun di Politik
5 hari lalu
Local Experience
Sosok Heldy Djafar saat Usia 18 Tahun Menikah dengan Soekarno yang Berusia 65 Tahun
5 hari lalu
Tribunnews Update
Tak Setuju DPR Dibubarkan, Mahfud MD Ingatkan Penyebab Soekarno Jatuh, Singgung Sewenang-wenang
5 hari lalu
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.