LIVE UPDATE
LIVE: Kisruh di Pulau Rempang Rugikan Ekonomi Masyarakat, Warga Khawatir Melaut
Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow
TRIBUN-VIDEO.COM - Kisruh di Pulau Rempang pada (7/9) lalu, dirasa sangat merugikan ekonomi dan rutinitas masyarakat sekitar.
Artinya, hal itu lah yang membuat warga khawatir untuk melaut yang merupakan mata pencaharian utama mereka.
Hal itu mencuat berdasarkan laporan temuan awal hasil investigasi dari gabungan beberapa yayasan dan lembaga.
Diketahui, mereka mengatasnamakan diri sebagai Solidaritas Nasional untuk Rempang.
Dikutip dari Tribunnews.com pada (18/9), Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS) Dimas Bagu Arya Saputra lah yang memberikan statement tersebut.
Ia yang merupakan bagian dari Solidaritas Nasional untuk Rempang menjelaskan mata pencaharian masyarakat yang didominasi oleh nelayan pun harus terhenti.
Baca: Relokasi Rempang Terkesan Tergesa-gesa, Proyek Investasi Rempang Eco City Dibuat Dadakan?
Tak sebatas itu, menurutnya aktivitas melaut pun dirasa tak efektif.
Lantaran memikirkan nasib keluarga di rumah yang dikhawatirkan akan diamankan petugas.
"Peristiwa tanggal 7 September 2023 lalu pun diakui telah merugikan kehidupan ekonomi dan rutinitas masyarakat Rempang," jelas Dimas dalam keterangannya yang dikutip Senin (18/9/3023).
"Jika pun dilakukan, tidak akan efektif karena memikirkan nasib keluarga di rumah yang dikhawatirkan akan diamankan petugas," tuturnya.
Solidaritas Nasional untuk Rempang juga melakukan investigasi untuk mengetahui secara riil peristiwa yang terjadi di lapangan.
Rincian, pada tanggal 11 hingga 13 September 2023 lalu pengumpulan data telah dilakukan.
Itu menghasilkan sejumlah temuan awal serta analisis dalam dimensi kekerasan serta dugaan adanya pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).
Sebelum itu, pada tanggal (7/9/2023) kekerasan dilakukan oleh aparat gabungan.
Baca: Pemerintah Janji Tak Ada Bentrok Asal Masyarakat Rempang Kooperatif Direlokasi: Lebih Soft
Diketahui, aparat gabungan itu terdiri dari Polisi Republik Indonesia (Polri), Tentara Nasional Indonesia (TNI), Ditpam Badan Pengusahaan, dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).
Diduga melakukan kekerasan terhadap Warga Pulau Rempang di Jembatan 4 Barelang, Kota Batam, Kepulauan Riau.
Informasi penting, tragedi Rempang muncul akibat aktivitas pematokan tanah sebagai bagian dari memuluskan proyek Rempang Eco-city.
Proyek ini akan digarap oleh Badan Pengusahaan (BP) Batam bersama perusahaan swasta PT Makmur Elok Graha (MEG).
Sebagai informasi akhir, Solidaritas Nasional untuk Rempang ini terdiri atas beberapa kelompok: Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), YLBHI - Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pekanbaru, Eksekutif Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI ), WALHI Riau, KontraS, Amnesty International Indonesia, Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA), Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), dan Trend Asia.
(Tribun-Video.com/Tribunnews.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kisruh di Pulau Rempang Rugikan Ekonomi Masyarakat, Warga Khawatir Melaut
# Batam # Pulau Rempang # BP Batam
Reporter: Yessy Arisanti Wienata
Video Production: Latif Ghufron Aula
Sumber: Tribun Video
Live Update
Rem Blong, Truk Lindas Empat Motor di Perempatan Tiban Batam, Satu Orang Meninggal Dunia
Sabtu, 3 Mei 2025
Live Update
Live Update Siang: Kecelakaan Maut di Kota Batam 4 Kritis, Pencarian Pendaki Jatuh di Gunung Saeng
Sabtu, 3 Mei 2025
Viral News
LIVE: Kecelakaan Maut di Perempatan Tiban Batam, Truk Hilang Kendali Tabrak 4 Motor yang Melintas
Jumat, 2 Mei 2025
Live Update
Seorang Remaja Tewas Terkena Percikan Api Petir saat Berteduh di Bawah Pohon di Kota Batam
Jumat, 2 Mei 2025
Live Update
Disorot soal Insiden Calon Pekerja Desak-desakan hingga Jatuh, DPRD Batam Panggil PT Letsolar Energy
Senin, 28 April 2025
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.