Rabu, 23 Oktober 2024

PROFIL

Profil dan Seluk Beluk Al Zaytun, Klaim Jadi Pondok Pesantren Terbesar di Asia Tenggara

Minggu, 9 Juli 2023 14:21 WIB
Kompas.com

TRIBUN-VIDEO.COM - Pondok Pesantren (ponpes) Al Zaytun yang kini menjadi kontroversi rupanya pernah tercatat sebagai pesantren terbesar, termegah, dan termodern se-Asia Tenggara.

Laporan Harian Kompas 16 Desember 2000 menyebutkan bahwa pondok pesantren yang terletak di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat itu dibangun pada tahun 1993 di tengah padang tandus sisa perkebunan karet.

Ponpes tersebut memiliki luas area total 1.200 hektare dengan lahan utamanya seluas 200 hektare. Saat itu, akhir tahun 2000, pembangunan pondok pesantren belum sepenuhnya selesai.

Malahan, kata seorang pengurus Yayasan Pesantren Indonesia (YPI) yang mengelola Ponpes Al Zaytun, pembangunan fisik pesantren baru sekitar 5 persen dari yang direncanakan.

Namun, kala itu, pada lahan utama telah berdiri beberapa gedung megah, antara lain tempat belajar santri, asrama atau pondokan santri, toko serba ada, masjid, bank, wartel, kantor pos, laundry, hingga barber shop.

Baca: Meski Diduga Terafiliasi dengan NII, Ponpes Al Zaytun Disebut Aman Tak Bisa Dijerat UU Terorisme

Bahkan, industri pengolahan susu dengan teknologi modern, industri tahu tempe, industri pengolahan pakan ternak, dan mesin penggilingan beras juga sudah tersedia di kompleks pesantren.

Sementara, yang waktu itu masih dalam pembangunan antara lain masjid utama seluas 6,5 hektar berlantai enam yang mampu menampung sekitar 70.000 jemaah, rumah sakit modern, lapangan olahraga, kolam renang khusus putra dan putri, serta waduk buatan seluas tujuh hektare.

Megah

Kemegahan Pondok Pesantren Al Zaytun telah tampak sejak pembangunan fisik kawasan tersebut baru menyentuh 5 persen.

Saat itu, di tempat belajar santri sudah dibangun dua unit dari 12 unit bangunan yang direncanakan, masing-masing berlantai empat dan lima. Setiap lantai luasnya berkisar 10.000 sampai 15.000 meter persegi, sebagian dilengkapi air conditioner (AC).

Lalu, untuk pemondokan santri, telah berdiri bangunan megah lima lantai mirip hotel berbintang yang luas lantainya masing-masing 22.000 meter persegi atau 2,2 hektare.

Di dalamnya terdapat 170 unit kamar tidur yang sangat luas dan masing-masing kamar memiliki tiga kamar mandi, sehingga santri tak bakalan berebut untuk menggunakan kamar kecil.

Bukan itu saja, di setiap kamar juga tersedia wastafel berikut fasilitas standar seperti tempat tidur, meja belajar, dan rak buku untuk santri.

Laporan Harian Kompas saat itu menyebutkan, gedung pemondokan atau asrama santri ini terdiri atas 12 unit bangunan untuk santri putra dan putri yang lokasinya terpisah.

Setiap asrama santri dilengkapi laboratorium komputer, laboratorium bahasa, dan perpustakaan yang buku-bukunya lumayan lengkap.

Santri di Ponpes Al Zaytun pun tidak perlu repot memasak atau mencuci pakaian setiap hari. Sebab, untuk mencuci pakaian, telah tersedia laundry gratis.

Sedangkan untuk makanan, tersedia di 12 unit ruang makan yang masing-masing mampu melayani sekaligus 1.700 santri untuk santap siang, malam, atau sekadar sarapan.

Baca: Alumni Al Zaytun Kutuk Keras Tudingan Ken Setiawan soal Halalkan Zina di Ponpes: Itu Menyesatkan!

Sementara itu, untuk menampung jemaah yang akan menunaikan shalat, waktu itu sedang dibangun Masjid Rahmatan Lil-'Alamin yang megah pada areal seluas 6,5 hektare.

Masjid berukuran 99 x 99 meter yang melambangkan Asmaul Husna ini terdiri atas enam lantai, dirancang agar mampu menampung sekitar 70.000 jemaah serta diperkirakan akan menelan biaya pembangunan sekitar Rp 100 miliar.

Lalu, di sekitar pesantren yang termasuk lahan penunjang 1.000 hektare, telah ditanam 200.000 pohon jati emas kualitas unggul asal Myanmar dari dua juta pohon yang direncanakan.

Pada area ini terdapat lebih dari 2.000 ekor sapi unggulan yang beratnya bisa mencapai 1,2 ton. Lantas ribuan ekor kambing, bebek, serta berbagai jenis pohon langka, termasuk pohon asal Arab Saudi seperti zaitun, kurma dan tin yang berbuah lebat.

Kontroversi Berdiri selama hampir tiga dekade, Ponpes Al Zaytun belakangan menjadi kontroversi. Al Zaytun diduga melakukan penyimpangan ajaran agama.

Muncul pula dugaan tindak pidana dan aksi kriminal di pondok pesantren pimpinan Panji Gumilang itu.

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rupanya, Al Zaytun Pernah Jadi Pesantren Termegah di Asia Tenggara"

# Indramayu # Al Zaytun # Ponpes

Editor: Fitriana SekarAyu
Sumber: Kompas.com

Tags
   #Ponpes   #Al Zaytun   #Indramayu
KOMENTAR

Video TERKINI

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved