Senin, 12 Mei 2025

Mancanegara

96 Warga India Tewas akibat Gelombang Panas 45 Derajat Celcius, Menkes Selidiki Penyebab Kematian

Selasa, 20 Juni 2023 14:11 WIB
Tribun Video

TRIBUN-VIDEO.COM - Gelombang panas mematikan menyerang India.

Nyaris seratus orang tewas akibat terik yang tak tertahankan tersebut.

Sebanyak 96 orang tewas di dua negara bagian terpadat di India selama beberapa hari terakhir.

Kematian terjadi di negara bagian utara Uttar Pradesh dan Bihar timur.

Di mana suhu mencapai 45C (113F) tercatat selama beberapa hari terakhir, ditambah dengan kelembapan.

Pihak berwenang memperingatkan, penduduk berusia di atas 60 tahun dan lainnya yang menderita berbagai penyakit untuk tinggal di dalam rumah pada siang hari.

Semua korban jiwa di Uttar Pradesh, berjumlah 54, dilaporkan di distrik Ballia, sekitar 300 km tenggara Lucknow, ibu kota negara bagian.

S. K. Yadav, seorang petugas medis di Ballia mengatakan, dalam tiga hari terakhir, sekitar 300 pasien dirawat di rumah sakit distrik karena berbagai penyakit yang diperparah oleh panas.

Karena gentingnya situasi, pihak berwenang membatalkan aplikasi cuti tenaga medis di Ballia.

Selain itu mereka menyediakan tempat tidur rumah sakit tambahan di bangsal darurat untuk mengakomodasi masuknya pasien.

Para pejabat mengatakan, sebagian besar pasien yang dirawat berusia 60 tahun ke atas.

Mereka menunjukkan gejala seperti demam tinggi, muntah, diare, kesulitan bernapas, dan masalah terkait jantung.

Gelombang panas biasa terjadi pada bulan Juni.

Saat musim panas melonjak hingga intensitas maksimum sebelum musim hujan tiba.

Banyak orang India keluar untuk mencari nafkah di bawah terik matahari, hanya dengan kain basah yang membungkus kepala mereka.

Atul Kumar Singh, seorang ilmuwan dari Departemen Meteorologi India (IMD), mengatakan suhu di seluruh Uttar Pradesh di atas normal.

Kematian di Uttar Pradesh hampir semuanya terjadi di satu distrik, Ballia, yang membingungkan para pejabat.

Lantaran banyak daerah lain yang sama-sama dilanda suhu tinggi.

Menteri Kesehatan negara bagian, Brajesh Pathak, mengatakan, membuka penyelidikan atas penyebab kematian "begitu banyak orang" di Ballia.

Pengawas medis di rumah sakit pemerintah di Ballia dipindahkan sebelum waktunya.

Seusai menganggap kematian akibat gelombang panas ketika beberapa dokter mengatakan gejalanya bukan gejala klasik yang berhubungan dengan panas.

Tim ahli yang dikirim ke Ballia oleh pemerintah negara bagian mengatakan kematian itu mungkin disebabkan oleh faktor lain.

Tetapi mereka belum bisa menyimpulkan apa penyebabnya.

Ia mengatakan kematian bisa disebabkan oleh air yang terkontaminasi.
Sekitar 400 orang masih dirawat di rumah sakit di Ballia.

Rekaman menunjukkan bangsal yang penuh sesak dan staf yang kewalahan.
Laporan mengatakan tempat tidur tambahan dan staf medis telah disediakan untuk membantu mengatasi masuknya pasien yang mengeluh demam tinggi, muntah, diare dan kesulitan bernapas.

Sementara itu, partai oposisi mengecam ketua menteri, Yogi Adityanath, karena fasilitas medis Ballia yang tidak memadai.

Beberapa keluarga harus membawa kerabat mereka ke rumah sakit sendiri karena kekurangan tandu.

Warga yang kehilangan nyawa mayoritas adalah petani miskin karena tidak menerima makanan, obat-obatan, dan perawatan tepat waktu.

Perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia memicu cuaca ekstrem di seluruh dunia.

Menyebabkan bencana yang lebih sering dan mematikan mulai dari gelombang panas hingga banjir dan kebakaran hutan.

Selama gelombang panas, India biasanya mengalami kekurangan air yang parah, dengan puluhan juta dari 1,4 miliar penduduknya kekurangan air mengalir.

(Tribun-Video.com/ Theguardian.com)

Artikel ini telah tayang di theguardian.com dengan judul India heatwave: 96 people dead reportedly from heat-aggravated conditions


#beritaterbaru #beritaterkini #beritaviral #live #breakingnews #politik

Editor: Restu Riyawan
Reporter: Yustina Kartika Gati
Video Production: Erwin Joko Prasetyo
Sumber: Tribun Video

Tags
   #gelombang panas   #India   #Uttar Pradesh

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved