LIVE UPDATE MANCANEGARA
Rusia Ingin Melarang Transgender Ubah Jenis Kelamin di Paspor, Kaum LGBT Justru Ingin Segera Ganti
TRIBUN-VIDEO.COM - Kementerian Kehakiman Rusia bersiap untuk mempersulit orang-orang transgender untuk mengubah penanda gender di paspor mereka, yang akan membuat transisi gender menjadi lebih sulit secara umum.
Namun, kelompok LGBTQ+ Rusia mengecam langkah tersebut, termasuk seorang perempuan transgender yang untuk pertama kalinya membuka identitasnya kepada publik, meski berisiko terhadap keselamatan pribadinya.
Alisa Lesnaya tidak mau menyebutkan nama aslinya dan mengatakan bahwa penghapusan kemampuan kaum transgender untuk memperbarui paspor dan dokumen mereka akan menjadi "pengalaman yang sangat sulit dan traumatis" bagi kelompok tersebut.
Baca: Buntut Pernyataan Anti-Rusia, Menteri Dalam Negeri Moldova Bereaksi karena Dilarang Masuk Rusia
Langkah ini diambil hanya beberapa bulan setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memperketat pembatasan yang disebutnya sebagai undang-undang "propaganda gay" yang mencegah representasi positif komunitas LGBTQ+ di media massa.
Undang-undang yang pertama kali diperkenalkan pada 2013 dan direvisi pada Desember lalu ini juga melarang orang tua untuk berbicara kepada anak-anak tentang apa pun yang berkaitan dengan masalah transgender.
Menteri Kehakiman Federasi Rusia, Konstantin Chuychenko mengumumkan langkah untuk melarang transgender memperbarui penanda gender mereka di dokumen resmi, termasuk paspor, sebagai cara untuk "memperbaiki nilai-nilai keluarga."
Menteri tersebut menjelaskan bahwa sejak 2018, kaum transgender di Rusia telah diizinkan untuk memperbarui penanda gender pada dokumentasi tanpa menjalani operasi penegasan gender.
Hal itu sebagai serangkaian prosedur medis yang memungkinkan seseorang untuk membuat perubahan pada tubuh mereka agar lebih sesuai dengan identitas gender mereka.
Untuk diakui secara resmi sebagai transgender di Rusia, seseorang membutuhkan catatan medis dari seksolog, psikolog, dan psikiater, yang mendiagnosis pasien dengan "transeksualisme".
Setelah diagnosis tersebut diterima, orang tersebut kemudian diberikan "sertifikat transisi gender," yang berlaku selama 12 bulan dan memungkinkan seseorang untuk memperbarui jenis kelamin mereka pada dokumen yang dimulai dengan akta kelahiran dan paspor.
Sertifikat ini juga memungkinkan mereka mendapatkan izin seumur hidup untuk menjalani terapi penggantian hormon (HRT) - pengobatan yang menghasilkan perubahan fisik pada tubuh agar sesuai dengan identitas gender yang dipilih.
Mereka juga bisa menikah dengan lawan jenis dan mengadopsi anak.
Menurut Menteri Chuychenko, hal ini menimbulkan masalah hukum bagi negara.
Baca: Angkatan Bersenjata Ukraina Dinilai Kurang Berpengalaman, Diragukan Siap Menyerang Balik Rusia
Dia mengatakan bahwa sementara Kementerian Kehakiman sedang berupaya untuk mengubah undang-undang tersebut, mereka juga berencana untuk membuat amandemen terhadap undang-undang yang dijuluki "Dasar-Dasar Perlindungan Kesehatan Warga di Federasi Rusia."
Namun rencana pemerintah ini dinilai akan membuat kelompok LGBTQ+ "semakin teraniaya.
Rencana tersebut tak hanya bertentangan dengan Konstitusi Rusia, tapi juga "norma-norma hukum internasional karena "tidak manusiawi dan anti-ilmiah."
Boikov adalah seorang pengacara dari OVD-Info, sebuah kelompok hak asasi manusia dan media independen yang juga mewakili organisasi LGBTQ+ DELO LGBT dalam masalah hukum.
Bagi Vladimir Komov, yang suaminya adalah seorang transgender, langkah kementerian tersebut mirip dengan "Nazi Jerman ketika hak-hak individu dan seluruh kelompok sosial diabaikan di bawah slogan kepentingan mayoritas dan negara."
Komov, yang juga merupakan mitra senior di DELO LGBT.
Ia mengatakan bahwa para pengacara menawarkan untuk "segera mengubah dokumen-dokumen" bagi kaum transgender sebelum rencana kementerian tersebut menjadi kenyataan.(*)
Artikel ini telah tayang dengan Russia Wants to Ban Transgender People Changing Gender on Passport
# Rusia # transgender # LGBT # Ukraina
Video Production: Yogi Putra Anggitatama
Sumber: Sumber Lain
Live Tribunnews Update
LIVE: Sosok Mantan Marinir Gabung Militer Rusia, Ternyata Pecatan TNI AL Pernah Terlibat Pidana
4 hari lalu
TRIBUNNEWS UPDATE
Heboh Eks Marinir RI Ikut Operasi Khusus Militer Rusia, Satria Ternyata Sudah Dipecat dari TNI AL
4 hari lalu
TRIBUNNEWS UPDATE
India Pakai Sistem Pencegat Rudal Milik Rusia S-400, Diklaim Bisa Capai Target Jarak 400 Km
5 hari lalu
Konflik Ukraina vs Rusia
Ukraina Rugi Besar seusai Balas Serangan Rusia: 2 HIMARS, 5 Rudal Neptune, dan 500 Drone Dilumpuhkan
5 hari lalu
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.