Terkini Nasional
Momen Fadil Imran Murka saat Tahu 2 Anak Diancam Dibunuh Debt Collector: Akan Berhadapan dengan Saya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUN-VIDEO.COM - Amarah Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran tidak lantas membuat warga aman dari kekerasan dan teror yang dilakukan para debt collector atau penagih utang.
Ketika Selasa (21/2/2023) video di akun Instagram @kapoldametrojaya yang menyatakan darah Fadil mendidih melihat ulah debt collector membentak anggotanya mencuat.
Pada hari yang sama di wilayah hukum Polda Metro Jaya dua anak warga Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur mendapat ancaman pembunuhan dari dua debt collector
Korban yakni siswa kelas 3 SMP berinisial GAN (15) yang kepalanya diancam ditembak, dan kerabatnya siswi kelas 2 SMP berinisial SSN (15) ditodong pisau lalu diancam dibunuh debt collector.
Mereka mendapat ancaman pembunuhan dari dua debt collector koperasi bank keliling hanya karena masalah angsuran utang ibu GAN yang tersisa sekitar Rp 500 ribu belum dibayarkan.
Ayah GAN, KO (55) mengatakan kejadian bermula pada Selasa (21/2) pagi ketika dua debt collector bank keliling datang ke rumah korban untuk menagih cicilan utang sesuai tenggat waktu.
KO awalnya sempat bingung lantaran tidak mengetahui bahwa sang istri sudah berutang kepada bank keliling sebanyak Rp1,2 juta, dan kini cicilan angsurannya tersisa sekitar Rp 500 ribu.
Baca: Fadil Imran Tak Beri Ampun, Pastikan Laporan Balik dari Kubu Debt Collector Tak akan Diterima
"Per minggunya setiap hari Selasa itu bayar Rp 195 ribu. Saya bilang maaf dek, duit segitu saya enggak punya. Adanya Rp 100 ribu," kata KO di Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (2/3/2023).
Sempat terjadi negosiasi alot antara KO dan kedua debt collector karena jumlah uang yang diberikan tidak sesuai perjanjian, sementara istri KO saat itu sedang di kampung halaman.
Setelah proses negosiasi dan KO menyatakan bahwa dia akan melunasi cicilan utang barulah kedua debt collector tersebut bersedia pergi tanpa melakukan kekerasan.
Namun pada sore hari yang sama ketika KO sedang bekerja sebagai kuli bangunan, kedua debt collector kembali datang menagih angsuran utang ke rumah seusai nominal perjanjian.
Kala itu di rumah hanya terdapat GAN dan SSN yang tidak mengetahui sama sekali masalah piutang, sehingga ketakutan menghadapi dua debt collector bank keliling tersebut.
"Jam 17.00 WIB datang ke sini. Saya pulang kerja anak saya cerita handphonenya diminta sama orang bank. Katanya kalau enggak dibayar mau ditembak kepala anak," ujar KO.
KO menuturkan saat mengancam akan menembak kepala GAN pelaku memang tidak membawa senjata api, namun ketakutan GAN membuat korban hanya bisa diam ketakutan.
Nasib serupa juga dialami SSN yang saat kejadian sedang mencuci piring di bagian dapur, dia mendapat ancaman dari seorang debt collector lain yang memaksa masuk rumah.
Pelaku yang mengira SSN menyembunyikan keberadaan ibu GAN mengambil sebilah pisau dari bagian dapur lalu menodongkannya ke arah SSN sembari melontarkan ancaman.
"Bilang lama-lama gue bunuh nih dek sambil megang pisau," tutur SSN yang saat kejadian gemetar ketakutan hingga mengompol karena tidak berdaya.
KO yang tidak terima mendengar cerita anak dan keponakannya mendapat ancaman lalu melaporkan kasus ke warga sekitar untuk mencari jalan keluar masalah.
Pada Selasa (28/2/2023) siang saat dua debt collector yang sama kembali datang menagih angsuran utang, warga sekitar lalu menegur pelaku agar tak menggunakan kekerasan.
Tapi pelaku bergeming dan menyatakan handphone GAN yang dirampas berada di kantor dan tidak dapat dikembalikan, hal ini menyulut emosi warga sehingga 'menyandera' pelaku.
"Warga di sini tidak diam. Kita gotong royong untuk membantu orang yang sedang kesusahan. Itu anak tidak tahu menahu dan diancam. Anak itu kan nggak tahu menahu," ujar warga sekitar, Wala.
Beruntung tidak sampai terjadi keributan antara warga dengan kedua pelaku, karena jajaran Polsek Kramat Jati dan Tim Perintis Presisi Polres Metro Jakarta Timur tiba di lokasi.
"Kalau dia (debt collector) bawa handphone ya kemungkinan enggak seperti ini. Sudah handphone dibawa pas datang ke sini handphone enggak dibawa," lanjut KO.
KO menuturkan hingga jajaran Polsek Kramat Jati dan Polres Metro Jakarta Timur tiba kedua debt collector tidak merasa bersalah atau pun takut, bahkan menuding cerita SSN bohong.
SSN awal sempat ketakutan ketika bertemu langsung dengan pelaku, dia baru berani bercerita setelah diyakinkan personel Tim Perintis Presisi Polres Metro Jakarta Timur.
Tapi kedua debt collector tetap menuduh pernyataan korban bohong, mereka lalu memanggil sejumlah rekannya ke lokasi dengan maksud meminta bantuan menyelesaikan masalah.
"Akhirnya lima orang diamankan sama polisi. Diangkut pakai mobil dibawa ke Polsek. Dua orang diperiksa, yang tiga lainnya saya lihat menunggu di luar ruangan," sambung KO.
KO yang turut hadir dengan niat awal membuat laporan menuturkan di Mapolsek Kramat Jati kedua pelaku sempat ditegur karena ulah mengancam akan membunuh GAN dan SSN.
Namun karena pertimbangan lamanya waktu untuk memberi keterangan dan tidak memahami prosedur pembuatan laporan kasus, dia mengurungkan niat untuk menempuh jalur hukum.
Pasalnya sebagai pekerja bangunan yang diupah per hari dia tidak memiliki banyak waktu, sehingga dengan berat hati tidak membuat laporan kasus ancaman pembunuhan dialami GAN dan SSN.
Bahkan ketika penandatanganan surat pernyataan damai dengan kedua pelaku di Polsek Kramat Jati, KO mengaku tidak mengetahui sama sekali isi surat ditanganinya tersebut.
Baca: Geram Anggotanya Dimaki Debt Collector, Irjen Fadil Imran Bakal Sikat Para Pelaku
"Anak itu (pelaku) disuruh bikin surat pernyataan. Selesai pelaku saya disuruh tanda tangan, saya enggak baca (isi surat). Selesai tanda tangan saya dikasih handphone anak saya," kata KO.
Saat proses mediasi kasus yang sebenarnya tidak dikehendaki KO secara tulus, kedua debt collector lalu meminta maaf atas ulah mereka sudah melakukan pengancaman.
Setelah kasus ancaman pembunuhan dialami GAN dan SSN berakhir damai, KO hanya bisa berharap kedua pelaku jera sehingga tidak berbuat seenaknya ketika menagih utang.
"Sebenarnya enggak terima dua anak ini menjadi korban. Utang saya tanggung jawab (dilunasi), tetap. Kalau masalah ini (ancaman pembunuhan) saya enggak tahu pasal-pasalnya," ujarnya.
Awak media sudah berupaya mengonfirmasi penanganan kasus ancaman pembunuhan dialami SSN kepada Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol Budi Sartono.
Namun hingga berita ditulis Budi urung menanggapi kasus yang membuat empat debt collector diamankan jajaran Tim Perintis Presisi Polres Metro Jakarta Timur tersebut.
Sementara Indonesia Police Watch (IPW) melakukan proses hukum terhadap debt collector yang mengancam membunuh GAN dan SSN warga Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur.
Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso mengatakan meski pihak keluarga korban tidak membuat laporan kasus ancaman pembunuhan terhadap anak nasabah sepatutnya dapat diproses.
Menurut IPW jajaran Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur membuat laporan tipe A atau aduan internal dibuat kepolisian agar pelaku dapat diproses atas tindakan pengancaman.
"Apabila perdamaian tercapai karena debitur (pihak berutang) mendapat tekanan psikis anaknya diancam dibunuh maka hal tersebut tidak tepat apabila dibiarkan," kata Sugeng.
Pasalnya dalam proses penagihan utang kepada debitur, debt collector dilarang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan karena mengganggu ketertiban umum dan melawan hukum.
Sehingga bila korban enggan melapor, IPW menilai jajaran Polres Metro Jakarta Timur yang datang mengamankan pelaku pada saat kejadian patutnya membuat laporan tipe A kasus.
"Kalau polisi mengetahui ada informasi tersebut ya polisi harus harus membuat laporan tipe A. Karena biasanya masyarakat takut kalau melaporkan. Seperti itu," ujar Sugeng.
(*)
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul 2 Anak Diancam Dibunuh Debt Collector Bersamaan Viralnya Video Kemarahan Irjen Fadil Imran
Video Production: Lulu Adzizah F
Sumber: TribunJakarta
TRIBUN VIDEO UPDATE
Dua Debt Collector Gadungan Ditangkap Polda Metro Jaya seusai Bawa Kabur Motor dan IPhone
4 jam lalu
tribunnews update
Polda Metro Jaya Tangkap Puluhan Preman Ngaku Ormas di Jakbar, Ada dari Ormas Grib Jaya hingga FBR
6 jam lalu
TRIBUNNEWS UPDATE
Respons Podcaster Michael Sinaga seusai Diperiksa Polisi Buntut Pelaporan Ijazah Palsu Jokowi
7 jam lalu
Live Update
Live Update Sore: Polda Metro Ringkus 22 Preman Berkedok Ormas, Adik Bunuh Kakak Gegara Makanan
10 jam lalu
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.