Terkini Daerah
Minyak Goreng Kemasan Kurang Laku di Gorontalo karena Warga Lebih Pilih Curah, Ini Alasannya
TRIBUN-VIDEO.COM, Gorontalo - Masyarakat Gorontalo rupanya lebih menyukai minyak goreng curah dibandingkan kemasan bermerek.
Menurut Chandra, seorang distributor minyak goreng, mengungkapkan jika masyarakat lebih menyukai minyak goreng curah karena dianggap lebih banyak.
Sebab, minyak goreng kemasan menggunakan satuan volume liter. Sementara minyak goreng curah menggunakan satuan massa kilogram.
Kedua ukuran ini berbeda dan memang tidaklah sama. 1 liter minyak goreng setara dengan 0.9 kilogram.
Sebaliknya, 1 kilogram minyak goreng, 1,1 liter atau lebih banyak 100 gram.
Inilah yang menyebabkan masyarakat lebih memilih minyak goreng curah.
Baca: Resmi! Pemerintah Batasi Pembelian Minyakita dan Minyak Goreng Curah, Maksimal 10 Kg per Hari
Minyak goreng curah 100 gram lebih banyak dari minyak kemasan, kendati harganya sama.
“Mereka lebih suka yang curah itu, karena dikemas dalam satu kilogram bukan satu liter," jelas Chandra, Direktur PT Cipta Langgeng Mitra Sukses, Sabtu (25/2/2023).
"Mereka bilang kalau satu liter cepat habis, sedangkan botolan di pasar yang curah itu lama habis," tambah Chandra.
Chandra mengungkapkan, saat ini pihaknya menyediakan minyak goreng kemasan seperti Tropical, Hemart, Fitri, Rosebrand dan Sofia.
Sedangkan merek Minyakita sebagai minyak goreng subsidi, saat ini masih kosong.
Minyak goreng tropical berharga Rp 19-an ribu, Rosebrand senilai Rp 12.800, sedangkan Fitri diklaim paling murah, yakni Rp 15.800.
Disamping itu, pihaknya menemui kendala kurangnya suplai minyak goreng kemasan 450 ml dan 500 ml di bulan Januari.
"Sudah masuk Februari ini kita tidak ada suplai dari pabrik untuk kemasan kecil," katanya.
Baca: Cek Harga Minyak hingga Beras, Presiden Jokowi Blusukan ke Pasar Wonokromo Surabaya
PT Cipta Langgeng Mitra Sukses disebut menerima suplai dari pabrik Bina Karya Prima untuk minyak goreng kemasan kecil. Sementara, untuk kemasan besar dari Wilma dan Sungai Budi.
Chandra berpesan kepada pemerintah agar tidak mengintervensi pihak distributor atas harga berkembang di pasaran.
Pasalnya, mereka (distributor) sudah menjalani aturan dari pemerintah tentang Harga Eceran Tertinggi (HET).
"Kan bisa diklarifikasi kalau ada toko yang menjual harga di atas (HET). Harusnya dicari infonya dari mana, dapatnya dari siapa," ujar Chandra.
"Jangan semuanya disalahkan ke kita. Karena selama ini kalau ada minyak salah harga, kita lagi yang dicari. Padahal, kita sudah menerbitkan invoice sesuai aturan," imbuh dia.
Chandra memisalkan, pihaknya sudah menetapkan HET Rp 12.600 per liter HET untuk para pengecer. Apabila pengecer salah jual, pemerintah semestinya menegur para pengecer terkait.
"Jangan kita lagi yang ditegur. Masa semuanya. Hanya karena kita punya surat-suratan, perizinan yang lengkap, kemudian kita ditekan di situ. Ini kan tidak pantas," pungkasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunGorontalo.com dengan judul: Minyak Goreng Kemasan Kurang Laku di Gorontalo, Warga Lebih Pilih Curah
# Minyak Goreng # Gorontalo # Minyak Curah
Video Production: Panji Yudantama
Sumber: Tribunnews.com
Live Update
2 Ayah di Gorontalo Cabuli Anak Kandung Sejak SD hingga Remaja, Pelaku Terancam 15 Tahun Bui
7 hari lalu
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.