Pemerintah Moldova Pro-Barat Pilih Mundur, Takut Negaranya Jadi Target Rusia & Jadi Seperti Ukraina

TRIBUN-VIDEO.COM - Perdana Menteri Moldova Natalia Gavrilita mengundurkan diri pada hari Jumat (10/2/2023).

Dia mundur sehari setelah presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memperingatkan rencana Rusia untuk 'menghancurkan' negara tersebut.

Presiden Moldova Maia Sandu menerima pengunduran diri Natalia Gavrilita.

Ini mengakhiri pergolakan kekuasaan selama 18 bulan yang ditandai oleh gejolak ekonomi dan efek limpahan dari invasi Rusia ke tetangga Moldova.

Berbicara kepada para pemimpin Uni Eropa di Brussel pada hari Kamis, Zelensky mengatakan dia baru-baru ini memberi tahu Sandu tentang dugaan skema Rusia untuk mengacaukan Moldova.

Baca: Rusia Siap Peringati Setahun Invasi ke Ukraina, Putin Diprediksi Siapkan 1.800 Tank & 400 Jet Tempur

Baca: Bos Grup Wagner Prediksi Rusia Bisa Kuasai Ukraina Timur dalam 2 Tahun hingga Wilayah Dnipro

Dia mengatakan dokumen itu menunjukkan 'siapa, kapan dan bagaimana' rencana itu akan 'menghancurkan demokrasi Moldova dan membangun kendali atas Moldova'.

Zelensky mengatakan rencana itu sangat mirip dengan yang dibuat oleh Rusia untuk mengambil alih Ukraina.

Tapi dia tidak tahu apakah Moskow pada akhirnya memerintahkan rencana itu untuk dilaksanakan.

Juga pada hari Kamis, dinas intelijen Moldova menyatakan bahwa Rusia bertindak untuk membuat negara itu tidak stabil.

Tepat setelah menteri luar negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan pekan lalu bahwa Barat sedang mempertimbangkan untuk mengubah Moldova menjadi 'Ukraina yang lain'.

Sergei Lavrov mengatakan Barat mendukung pemilihan Sandu yang pro-barat pada pemilihan 2020.(*)


Artikel ini telah tayang di Dailymail.com dengan judul Moldova's pro-Western government RESIGNS a day after Zelensky warned of a Russian plot to 'destroy' the country

# Natalia Gavrilita # Moldova # Volodymyr Zelensky # Ukraina # Rusia