Kamis, 15 Mei 2025

live update mancanegara

Dewan Eropa Akui Makin Sulit Jatuhkan Sanksi ke Rusia, Kini Pikir-pikir Dulu Buat Babak Baru

Jumat, 20 Januari 2023 21:32 WIB
Sumber Lain

TRIBUN-VIDEO.COM - Dewan Eropa secara mengejutkan mengakui kesulitan menjatuhkan sanksi ke Rusia.

Padahal sebelumnya Uni Eropa terus memberikan paket sanksi ke Rusia bertubi-tubi.

Hal ini disampaikan oleh Presiden Dewan Eropa, Charles Michel.

Ia mengaku kesulitan menerapkan sanksi ke Rusia daripada sebelumnya.

Diakuinya, keluhan itu dibahas setiap diskusi tentang sanksi terhadap Federasi Rusia belakangan ini.

Kini Uni Eropa akan terus mempertimbangkan babak baru sanksi anti-Rusia.

Sebelumnya, Presiden Dewan Eropa, Charles Michel berkunjung ke Kyiv, Ukraina.

Di sana, ia bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy , Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal dan anggota Parlemen Ukraina.

Mereka membahas kerja sama Uni Eropa-Ukraina dalam konteks perang agresi Rusia yang diluncurkan pada Februari tahun lalu.

Baca: Intelijen AS Blak-blakan Ada Konsekuensi Global bagi Barat jika Ukraina Kalah Perang, Sebut Krisis

Dalam pidatonya, Michel menuturkan, tidak akan ada Eropa yang bebas tanpa Ukraina yang bebas.

Sejak pecahnya perang Rusia di Ukraina, Uni Eropa dengan tegas mendukung Ukraina.

Dukungan itu diwujudkan dengan memberikan tingkat dukungan ekonomi, militer, dan kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Sebagaimana diketahui, Presiden Komisi Eropa, Ursula Von der Leyen mengumumkan rencana untuk memberlakukan paket sanksi kesepuluh terhadap Rusia.

Paket sanski itu berfokus pada penutupan celah dalam tindakan yang telah diambil.

Sementara itu, diplomat Polandia dan Lituania mengungkapkan, paket kesepuluh sanksi Uni Eropa terhadap Rusia itu akan siap pada akhir Februari.

Seperti informasi sebelumnya, tujuan Barat menjatuhkan sanksi untuk menekan Rusia agar menghentikan operasi khususnya ke Ukraina.

Uni Eropa telah memberlakukan sembilan paket sanksi, yang terakhir disetujui pada 16 Desember tahun lalu.

Namun, sanksi itu justru menjadi bumerang bagi Barat.

Pembatasan bagaimanapun, tetap berdampak menyebabkan harga energi dan biaya hidup melonjak di Eropa.

Hal ini memicu banyak protes di seluruh Eropa selama setahun terakhir.

Barat selama ini bergantung pada Rusia terkait gas dan minyak.

Sebagaimana informasi sebelumnya, Presiden Rusia, Vladimir Putin kembali menegaskan bahwa tujuannya di Ukraina sudah bertekad bulat.

Ia mengaku tak akan menyerah meskipun ditekan pihak asing.

Hal itu disampaikan Putin dalam pertemuan dengan tentara distrik militer selatan pada malam tahun baru 2023.

Presiden Putin menjelaskan, pasukannya berkemajuan dalam perang dengan penuh hati-hati dan tenang.

Ia menjanjikan kemenangan atas "neo-Nazi" Ukraina dan Barat yang dituding bermaksud menghancurkan Rusia.

Kepala Negara Rusia juga mengeklaim bahwa Barat memberikan segalanya untuk memanfaatkan Ukraina sebagai alat untuk merusak kedaulatan Rusia.

Bahkan, Putin menyebut Barat sebagai pihak munafik soal perdamaian.

“Barat berbohong tentang perdamaian. Itu sedang mempersiapkan agresi dan sekarang mereka secara sinis memanfaatkan Ukraina dan rakyatnya untuk melemahkan dan memecah belah Rusia,” kata Putin.

“Kita tidak pernah mengizinkan ini, dan tidak akan pernah membiarkan siapa pun melakukan ini kepada kita,” ucap Putin.

Putin menuduh Barat berbohong kepada Rusia soal perdamaian.

Ia mengatakan Barat telah memprovokasi Rusia untuk meluncurkan 'operasi militer khusus' di Ukraina.

"Selama bertahun-tahun, elit Barat dengan munafik meyakinkan kami tentang niat damai mereka," katanya dalam pidato di depan militer Rusia.

Putin membongkar fakta bahwa Barat mendorong neo-Nazi untuk melakukan terorisme terbuka terhadap warga sipil di Donbas.

"Faktanya, dengan segala cara mereka mendorong neo-Nazi yang melakukan terorisme terbuka terhadap warga sipil di Donbas," tambahnya.

(Tribun-Video.com/ Ria.ru)

Artikel ini telah tayang di Ria.ru dengan judul "Глава Евросовета заявил о сложностях с принятием антироссийских санкций", 

 

Video Production: Ika Vidya Lestari
Sumber: Sumber Lain

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved