Terkini Nasional
PSI Ancam akan Geruduk Gedung MK jika Sistem Pemilu Proporsional Tertutup Disahkan
TRIBUN-VIDEO.COM - Jurubicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dedek Prayudi, mengatakan kaum muda partainya akan menggeruduk Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jika sistem pemilihan umum (Pemilu) proporsional tertutup disahkan.
Dedek menuturkan, hal itu merupakan ekspresi politik anak muda.
"Artinya anak muda punya ekspresi politik seperti itu," kata Dedek, saat ditemui, di Jakarta Selatan, Jumat (13/1/2023).
Menurutnya, geruduk Gedung MK itu masuk akal dilakukan oleh para kaum muda selagi bukan vandalisme.
"Ya saya pikir itu masuk akal. Menggeruduk yang dimaksud ini kan bukan vandalisme ya," jelasnya.
Lanjut Dedek, dengan cara seperti itu, kaum muda telah menggunakan hak konstitusionalnya.
"Artinya menggunakan hak-hak konstitusionalnya untuk mengekspresikan aspirasi politiknya," sambungnya.
Kata Dedek, hal itu sah-sah saja. Bahkan, ia mengatakan akan ikut turun bersama kelompok muda.
Sebelumnya, organisasi sayap Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Barisan Muda Penegak Amanat Nasional (BM PAN) angkat bicara jika Mahkamah Konstitusi (MK) tetap mengesahkan sistem Pemilu proporsional tertutup.
Baca: Oknum Anggota TNI dan Brimob Lakukan Penganiayaan terhadap ABK di Maluku, Kasus Berujung Damai
Ketua DPP Barisan Muda Penegak Amanat Nasional (BM PAN), Riyan Hidayat mengatakan, kelompok muda partainya kemungkinan akan menggeruduk Gedung MK.
"Bahkan, jika sistem proporsional tertutup tetap disahkan oleh MK, bisa jadi kami kelompok muda akan menggeruduk MK," kata Riyan, dalam acara Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Talks bertema "Sistem Proporsional Tertutup, Hambat Anak Muda Berkarya?", di Studio Cikajang, Jakarta Selatan, Jumat (13/1/2023).
Bahkan, Riyan mengajak sejumlah perwakilan kelompok muda dari partai lain yang juga menolak penerapan sistem proporsional tertutup.
"Barangkali kita-kita kaum muda bisa bersatu untuk melakukan aksi di depan Gedung MK," jelasnya.
Adapun geruduk atau aksi yang dimaksud Riyan, yakni aksi unjuk rasa sebagai ekspresi kekecewaan penerapan sistem Pemilu tertutup.
Sebelumnya, politisi milenial lintas partai yang terdiri dari organisasi sayap sejumlah partai politik (parpol) menyampaikan sikap penolakan terhadap sistem pemilihan umum (Pemilu) proporsional tertutup.
Organisasi tersebut, yakni Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG), Barisan Muda Penegak Amanat Nasional (BM PAN), Angkatan Muda Ka'bah (AMK), dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Wakil Ketua Umum PP Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG), Adanti Pradipta mengatakan, kelompok muda Partai Golkar memiliki perspektif yang mengarah kepada penolakan sistem proporsional tertutup, khususnya terhadap kaum perempuan.
"Kalau tertutup apa jaminannya perempuan akan dipilih menjadi wakil mereka? Makanya saya lebih memilih terbuka agara bisa mensosilisasikan diri kepada rakyat," kata Adanti dalam diskusi AMPG bertajuk "Sistem Proporsional Tertutup: Anak Muda Terhambat Untuk Berkarya" di Studio Cikajang, Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (13/1/2023).
Baca: Gebrakan Transfer Ian Gillan di PSIS Semarang yang Sudah Mulai Terwujud: 4 Pemain Digaet, 1 Menyusul
Senada dengan Wakil Ketua kelompok muda Partai Golkar. Ketua DPP Barisan Muda Penegak Amanat Nasional (BM PAN) Riyan Hidayat, juga menyampaikan penolakannya terhadap sistem proporsional tertutup.
Meski demikian, Riyan mengatakan, perdebatan terkait sistem Pemilu itu bukan soal gender, tapi fokus agar kedaulatan tetap milik rakyat.
"Perdebatan kita hari ini bukan soal siapa yang diuntungkan, laki-laki atau perempuan. Tapi bagiamana meletakan bahwa kedaulatan itu milik rakyat," tutur Riyan.
Kemudian, sayap pemuda Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Angkatan Muda Ka'bah (AMK) Khairany Soraya mengatakan, sistem proporsional tertutup hanya akan memindahkan permainan politik uang tidak lagi menyasar rakyat pemilih, tapi di lingkungan internal partai.
"Kalau menurut saya, seandainya sistem proporsional tertutup, itu jadinya akan ada politik uang internal. Misal, saya nyaleg, siapa yag kenal saya. Jadi akan ada, (kasak-kusuk) di internal, "pak saya norut berapa nih?'," ujar Soraya.
Sementara itu, Jurubicara Partai Solidaritas Indonesia, Dedek Prayudi yang pernah menjadi calon legislatif (caleg) pada Pemilu Serentak 2019 lalu, menyebut dengan proporsional terbuka Dedek bisa merasakan bagaimana bertarung secara terbuka secara sehat dalam mencari suara rakyat.
"Saya di Pemilu lalu pernah ngbrol-ngobrol dengan Mba Putri Komaruddin, gimana di dapilnya. Dia menceritakan perjuangannya mendekatkan diri kepada kelompok ibu-ibu, UMKM. Nah saya enggak kebayang, gimana kalau tertutup, Siapa yang akan dideketin," kata Dedek.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul PSI Ancam Akan Geruduk Gedung MK Jika Sistem Proporsional Tertutup Disahkan
Sumber: Tribunnews.com
Terkini Nasional
PSI Gelar Pemilihan Ketua Umum Pakai Sistem Online atau e-Vote
Selasa, 29 April 2025
Live Update
Lakukan Kunjungan ke Kediri, Ketua Umum DPP PSI Kaesang Pangarep Silaturahmi dengan Bupati Mas Dhito
Jumat, 25 April 2025
Nasional
MAHFUD MD DISERANG Kader PSI Gegara Ikut Bahas Dugaan Ijazah Palsu Jokowi: Berani Ambil Jalur Hukum?
Selasa, 22 April 2025
Nasional
Prabowo Didesak Copot Gibran Sebagai Wapres, PSI Pasang Badan: Hormati Keputusan Pemilu yang Sah!
Selasa, 22 April 2025
Live Tribunnews Update
LIVE: Try Sutrisno Restui Wacana Purnawirawan TNI Lengserkan Gibran dari Wapres, PSI Pasang Badan
Selasa, 22 April 2025
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.