Terkini Daerah
Mahasiswa KKN Unram Berdayakan Budidaya Maggot BSF untuk Atasi Sampah di Lombok Barat
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Lalu Helmi
TRIBUN-VIDEO.COM - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Mataram di Desa Dasan Tapen, Kecamatan Gerung, Lombok Barat melakukan upaya nyata di tengah masyarakat.
Program KKN yang merupakan bagian tak terpisahkan dari "Tri Dharma Perguruan Tinggi" itu dimanfaatkan betul dengan memberikan edukasi nyata bagi masyarakat.
Mengangkat tema "Budidaya Magot BSF dalam Biokonversi Limbah Organik untuk Mengatasi Permasalahan Sampah dan Meningkatkan Perkonomian Masyarakat" sembilan mahasiswa KKN Unram di Desa Dasan Tapen itu berusaha menelurkan ide kreatif mereka di tengah masyarakat.
Ketua KKN Unram di Desa Dasan Tapen Elva Arini Mardatillah menuturkan, dirinya dengan delapan rekan lainnya telah memulai KKN di Desa Dasan Tapen sejak 20 Desember 2022 lalu.
Baca: Santri di Semarang Dilatih Kewirausahaan Budidaya Jamur Tiram, Siapkan Bekal Hidup di Masa Depan
Memilih tema KKN desa preneur, pihaknya mengaku melihat budidaya maggot BSF sebagai program kerja utama lantaran beberapa hal.
Dari hasil pengamatan mereka, keberadaan sampah menjadi salah satu persoalan di Desa Dasan Tapen.
Ia bercerita, pengangkutan sampah dari masing-masing rumah warga di desa tersebut dilakukan rutin setiap hari Rabu dan Sabtu.
Kegiatan yang dikoordinir oleh kepala dusun setempat tersebut dilihatnya sebagai persoalan. Mereka menilai, perlu ada cara lain untuk menekan atau minimal mengurangi dampak (limbah) yang ditimbulkan sampah rumah tangga tersebut.
"Budidaya maggot ini sangat relevan dengan kegiatan yang sudah ada di desa. Selain itu dengan adanya budidaya maggot ini dapat mengurangi sampah organik (rumah tangga)," katanya saat ditemui TribunLombok, pada Kamis (12/1/2023).
Wanita yang kerap disapa Elva itu menjelaskan, budidaya maggot sebetulnya dapat dilakukan dengan cara sederhana.
Budidaya larva maggot dapat dilakukan dengan memancing datangnya lalat BSF secara alami, di antaranya adalah dengan meletakkan kotoran hewan, limbah, atau sampah di tempat yang teduh.
“Umumnya, BSF banyak hinggap di pohon pisang,” tambahnya.
Tak hanya itu, kegiatan tersebut juga sangat dekat dengan kehidupan masyarakat. Artinya, semua masyarakat dapat secara swadaya melakukannya.
Kegiatan itu, kata Elva juga dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat dari sisi ekonomi. Nilai tambah ekonomi yang dimaksud adalah output dari pengolahan sampah maggot dapat menghasilkan sejumlah produk.
"Pengolahan sampah maggot dapat dilakukan oleh semua lapisan masyarakat sehingga dengan memanfaatkan sampah organik dan mengelolanya dapat memberikan tambahan penghasilan berupa hasil produk (pupuk dan pakan ternak seperti ikan, bebek, dan burung)," beber mahasiswi Program Studi Bahasa Indonesia itu.
Lebih jauh, Elva mengaku sengaja memilih program tersebut lantaran ingin mendukung program pemerintah provinsi NTB yang juga telah lebih dahulu mengembangkan budidaya maggot.
Tak hanya itu, kegiatan yang bermuara pada pengolahan sampah tersebut juga relevan dengan program "Zero Waste" yang digalakkan pemerintah provinsi.
"Sebagai mahasiswa, kami ingin juga sedikit membantu kerja-kerja pemerintah," jelasnya.
Baca: Petani di Manokwari Dikenalkan Cara Budidaya Bawang Merah untuk Cukupi Swasembada Komoditas
Guna memberikan pengetahuan lebih kepada masyarakat, pada Kamis (12/1/2023) pihaknya melakukan sosialisasi sekaligus pelatihan budidaya maggot kepada masyarakat.
Hadir sebagai narasumber Arifudin Nurahmatullah selaku Direktur PT Berkahi Gumiku Lestari.
PT tersebut juga telag siap untuk menjadi mitra masyarakat yang ingin mengembangkan budidaya maggot. Terutama dalam artian menjadi target pasar untuk budidaya maggot.
Pemateri Baiq Faeza Nujwa (Duta Lingkungan NTB 2022 Pemenang Kategori Berbakat) dan Berlian Wahyu Rizaldi (Duta Lingkungan NTB 2022 Pemenang Kategori Intelegensia) dengan Tema "Lingkungan".
Elva menuturkan, tujuan sosialisasi tersebut adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan masyarakan dalam budidaya maggot.
Kemudian mengembangkan kemampuan budidaya yang berkorelasi terhadap adanya pengasilan yang diterima masyarakat dari budidaya maggot ini.
"Kita berharap nanti ada UMKM yang tergerak dari hasil budidaya maggot ini," jelasnya.
Hadir dalam kegiatan tersebut Dosen Pembimbing mahasiswa KKN Unram di Desa Dasan Tapen Dr Muntari, Kepala Desa Dasan Tapen H. Nasrullah Hasbi, BA, serta puluhan masyarakat.
(*)
Artikel ini telah tayang di TribunLombok.com dengan judul Mahasiswa KKN Unram Berdayakan Budidaya Maggot BSF untuk Atasi Sampah di Lombok Barat
Video Production: Lalu Yusuf Wibisono
Sumber: Tribun Lombok
To The Point
Sosok Lucas Valentino Joki UTBK: Mahasiswa ITB Menyamar Jadi 4 Peserta, Dibayar sampai Rp 50 Juta
Jumat, 2 Mei 2025
Kilas Peristiwa
Kilas Peristiwa: Pembunuhan Sadis Dosen di Sumatera Utara, Diduga Dipicu Nilai Jelek & IPK Rendah
Jumat, 2 Mei 2025
Tribunnews Update
Tim Penyidik Minta Jokowi Menjelaskan Aktivitas Dirinya saat Masih Menjadi Mahasiswa di UGM
Rabu, 30 April 2025
Live Update
Krisis Mahasiswa Tak Menghalangi STAI Al-Ruzhan Manonjaya Menerima Dana Hibah Senilai Rp30 Miliar
Rabu, 30 April 2025
Terkini Daerah
Mahasiswa Universitas Mataram Dirudapaksa saat KKN di Lombok Timur, Modus Obati Kesurupan
Senin, 28 April 2025
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.