Rabu, 14 Mei 2025

LIVE UPDATE

Soal Potensi Badai Dahsyat Ancam Jabodetabek 28 Desember, BMKG: Kami Kerja Sama Jangan Panik

Rabu, 28 Desember 2022 13:23 WIB
Tribunnews.com

TRIBUN-VIDEO.COM - Puncak cuaca ekstrem diiprediksi melanda wilayah Indonesaia hingga (2/1/2023) mendatang.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan potensi cuaca yang akan terjadi di wilayah Jabodetabek pada hari ini (28/12) bukan badai melainkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.

Hal tersebut meluruskan kabar akan terjadinya badai dahsyat di wilayah Jabodetabek pada (28/12).

Menurut BMKG, merujuk dari berbagai parameter fenomena alam berupa badai memiliki peluang cukup kecil untuk terjadi.

Atas prakiraan cuaca tersebut, ia mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan terus memperbaharui informasi melalui kanal-kanal resmi BMKG.

Baca: Imbas Cuaca Ekstrem Bakal Ancam Jabodetabek, Karyawan Swasta di Jakarta Boleh WFH Mulai Besok

Kendati begitu, Guswanto tetap mengimbau kewaspadaan masyarakat dengan segala potensi bencana hidrometeorologi di penghujung tahun.

Sementara itu, Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Fachri Radjab, mengatakan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat bahkan sangat lebat masih berpotensi terjadi hingga awal Januari 2023.

Fachri mengatakan peningkatan curah hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat berpotensi terjadi pada tanggal 30 Desember 2022.

Terkait badai, ia menjelaskan lebih lanjut istilah tersebut agar masyarakat memiliki pandangan yang sama soal terminologi tersebut.

Sebelumnya Peneliti Iklim Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin menyebut Jakarta dan wilayah penyangga di sekitarnya yakni Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) diprediksi menghadapi hujan ekstrem dan badai dahsyat.

Erma Yulihastin mengatakan bahwa fenomena iklim ini diperkirakan terjadi pada Rabu besok, 28 Desember 2022.

Ia pun menyampaikan peringatan terhadap warga Jabodetabek, khususnya yang tinggal di wilayah Banten.

Erma kemudian membeberkan proses yang mendorong hujan ekstrem ini dapat 'digeser' dari wilayah laut menuju darat.

Baca: Waspada Potensi Cuaca Ekstrem di Jabodetabek Mulai 28 Desember, Pemprov Bolehkan WFH

Hal ini disampaikannya pada hari yang sama yakni Senin kemarin, sedangkan data yang dipaparkannya menunjukkan pantauan awan badai pada pukul 18.38 WIB.

Erma mengatakan bahwa ini ditunjukkan melalui terbentuknya jalan tol hujan ekstrem yakni badai squall line dari wilayah laut bergeser ke darat sejak pukul 03.00 WIB.

Jalan tol hujan yang disebut sebagai badai squall line ini sebelumnya berada di atas Samudera Hindia kemudian bergeser dan bergabung dengan badai konvektif skala meso atau Mesoscale Convective Complex (MCC) di darat.

Perlu diketahui, squall line merupakan badai guntur yang terbentuk memanjang seperti garis.

Sedangkan MCC adalah sistem konveksi awan skala meso yang memiliki ciri bentuk pola besar, berdurasi panjang serta semi melingkar.

Sedangkan MCC adalah sistem konveksi awan skala meso yang memiliki ciri bentuk pola besar, berdurasi panjang serta semi melingkar.

Sebelumnya pada Senin kemarin ia menyampaikan peringatan terhadap warga Jabodetabek, khususnya yang tinggal di wilayah Banten terkait potensi banjir besar karena dampak hujan ekstrem dan badai dahsyat. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul BMKG: Potensi Cuaca di Jabodetabek Besok Bukan Badai, Hanya Hujan Intensitas Sedang Hingga Lebat

# BMKG # cuaca ekstrem # Fachri Radjab

Editor: Aprilia Saraswati
Reporter: Rima Anggi Pratiwi
Sumber: Tribunnews.com

Tags
   #cuaca ekstrem   #BMKG   #Fachri Radjab

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved