Konflik Panjang Keraton Solo hingga Ditutupnya Museum Berimbas Pada Pemasukan Pedagang yang Menurun

TRIBUN-VIDEO.COM - Dampak perselisihan yang terjadi di Keraton Solo mulai dirasakan para pedagang di sekitar keraton.

Tak sedikit para pedagang mulai mengeluhkan sepinya pembeli karena museum Keraton Solo ditutup.

Sehingga kedatangan pengunjung ke Keraton Solo juga turut berkurang.

Padahal, biasanya banyak wisatawan yang senang berkunjung melihat koleksi Keraton Solo.

Pedagang oleh-oleh, Eddy Siswanto (40) mengatakan, pemasukannya menurun drastis semenjak museum Keraton Solo ditutup.

Baca: Berita Solo Hari Ini: Ada Tambahan Penjagaan Personel Brimob seusai Keraton Solo Ricuh

"Sepi," kata Eddy.

Hanya beberapa lokasi tertentu yang dijamah oleh sejumlah pengunjung.

"Yang ramai sebelah sana (dengan menunjuk arah depan Keraton)," Jelasnya.

Eddy mengatakan, museum Keraton Solo tutup semenjak adanya keributan terkait pencurian beberapa waktu lalu.

Baca: Misteri Nawolo Atau Surat Titah Raja Termasuk Alasan Besar Perselisihan Antar 2 Kubu di Keraton Solo

"Penutupan itu terjadi waktu Keraton ada masalah pertama itu, kalau tidak salah pas ada rumor kemalingan," Jelasnya.

Ia menuturkan, dirinya saat ini hanya bisa mengandalkan nasib, di mana dia tetap berjualan demi ekonominya tetap berjalan.

Terlebih saat ini masih momen libur natal dan tahun baru (Nataru) 2022.

Meski museum keraton tutup, dia berharap dari pengunjung yang masih datang.

Pendapatan Eddy semenjak museum keraton tutup hanya Rp 30 ribu, padahal saat ramai dia bisa membawa Rp 100 ribu.

Pria berusia 40 tahun tersebut menjual suvenir oleh-oleh berupa akar wangi yang dibandrol dengan harga Rp 20 ribu.

Selain itu ada gasingan Rp 15-20 ribu dan etek-etek seharga Rp 10 ribu.

(Tribun-Video.com/TribunSolo.com)

Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Buntut Museum Keraton Solo Tutup, Penghasilan Pedagang Oleh-oleh Lesu

# Berita Solo Hari Ini # Keraton Solo # Konflik Internal # pedagang # Gibran