Kamis, 15 Mei 2025

Terkini Daerah

Cerita Warga di Pesisir Pantai Amal Buat Tenda Pengungsian karena Panik Dapat Info Gempa dan Tsunami

Sabtu, 17 Desember 2022 10:38 WIB
Tribunnews.com

TRIBUN-VIDEO.COM, TARAKAN – Diperkirakan jumlah warga yang sempat menginap di lokasi pengungsian tenda yang dibuat sejak Rabu kemarin mencapai 50 orang.

TribunKaltara.com mewawancarai salah seorang warga yang ikut mengungsi dan membuat tenda pengungsian yang berlokasi di jalan masuk wilayah perbukitan belakang MKI, Binalatung Pantai Amal.

Sahar, salah seorang warga RT 13 Kelurahan Pantai Amal yang mengungsi mengakui, mereka mengungsi karena mendapatkan informasi akan ada gempa dan tsunami.

“Kami di sini baru satu malam, bangun tendanya sudah dua hari. Bangun tenda biaya sendiri, beli sendiri,” ungkap Sahar kepada TribunKaltara.com, Jumat (16/12/2022).

Ia melanjutkan, karena sudah mendapatkan penjelasan, maka hari ini ia memutuskan akan kembali ke rumah masing-masing.

Baca: Hilang Sejak 2021, Pria di Tarakan Ternyata Dibunuh Sepupunya, Jasad Ditemukan di Kebun Nanas

Itu setelah pihak BPBD dan BMKG datang ke lokasi pengungsian warga dan memberikan edukasi terkait gempa dan tsunami.

“Ini mau pulang sebentar. Kami sudah bisa terima penjelasan BMKG dan BPBD sudah bisa dimengerti. Karena kami ini masyarakat awam, informasinya kemarin-kemarin itu kita cernanya beda. Kami taku,t khawatir apalagi ada keluarga,” ujarnya.

Informasinya diakuinya diperoleh lewat media sosial dan dari penyampaian mulut ke mulut dari masyarakat bahwa akan ada gempa baru kemudian tsunami.

Sehingga inilah yang membuat masyarakat pesisir di beberapa RT di Kelurahan Pantai Amal panik.

“Larinya ke sini, kemudian ada pemberitaan juga gempa dan itu besar itu,” ujarnya.

Ia melanjutkan, meninggalkan rumah tak bisa ditampiknya cukup membuat khawatir namun di sisi lain juga karena panik untuk melakukan penyelamatan dini lebih diprioritaskannya.

Baca: Update Kasus Pungli di KSOP Tarakan, Direskrimsus Polda Kaltara Periksa Puluhan Orang

“Lebih baik kita selamatkan diri kita tidak tahu tiba-tiba, kalau kena hujan baru pakai payung kan gak bagus. Jadi sebelum hujan sediakan payunglah, antisipasi,” ujarnya.

Sampai hari ini terhitung dua hari sudah tidak melakukan pekerjaan sehari-hari. Ia mengakui pekerjaannya memukat dan budidaya rumput laut.

“Kami dalam tenda di sini lumayan banyak, kalau adek saya juga sudah ada orangtua keluarganya semua anggotaya ada di sini,” jelasnya.

Ia menambahkan terpikirkan membuat tenda di lokasi yang terletak di area perbukitan di belakang MKI Binalatung karena sudah ada pengalaman lalu saat gempa tahun 2015 lalu.

“Saat gempa 2015 lalu, kami naik ke sini juga, gempa malamnya kami ngungsi dua hari di sini. Kalau tidak salah Desember kejadiannya karena itu warga panik, ada pengalaman lalu,” ujarnya.

Ia melanjutkan, ada juga beberapa warga pendatang dari Palu yang mengalami trauma tinggal di pesisir Pantai Amal.

“Pengalaman mereka di sana dibawa ke sini, mereka pernah mengalami,” ungkapnya.

Namun lanjutnya setelah mendengar penjelasan BPBD ia siap menerima dan yang ia pahami, di Tarakan berpotensi gempa, tapi sekali lagi gempa tidak bisa diprediksi kapan terjadi.

Baca: Butuh Tiga Hari Penyelidikan, Pasutri Dalang Kasus Pembunuhan Sepupu di Tarakan Diungkap

“Tanggal sekian, bulan sekian, mau lusa atau bulan depan tidak bisa diprediksi. Kalau tsunami, baru bisa diketahui ketika selesai gempa apakah berpotensi terjadi atau tidak. Itu penjelasan BMKG dan BPBD,” ungkapnya.

Ia melanjutkan, untuk titik pengungsian juga sudah disampaikan BPBD ada lima titik.

Namun lanjutnya yang membuat kondisi warga masih panik karena informasi kembali beredar bahwa tidak ada lagi tempat pengungsian.

“Kami dengar dari masyarakat tidak ada lagi tempat. Itu bikin panik. Tapi tadi malam juga ada bapak dewan, menelpon ke BMKG jadi rekamannya itu kami rekam waktu menelpon dan dikirm ke saudara dan sudah ada penjelasan BMKG,” ungkapnya.

Ia mengakui untuk rekan lainnya dalam tenda belum tahu apakah akan kembali ke rumah hari ini. Namun untuk tenda nanti akan dibongkar.

“Kami mau bongkar tapi nanti dulu karena ada yang kelelahan. Istirahat dulu, kalau rumah aman saja, rumah saudara saya masih ada yang berjaga di bawah,” pungkasnya.

Penulis: Andi Pausiah

(*)

Baca berita terkait lainnya di sini.

# pesisir pantai # Pantai Amal # pengungsian # tenda # BMKG

Editor: Fitriana SekarAyu
Video Production: Gianta Firmandimas Adya Mahendra
Sumber: Tribunnews.com

Tags
   #pesisir pantai   #Pantai Amal   #pengungsian   #tenda   #BMKG

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved