Gempa Cianjur
Minim Bantuan dan Tenaga Medis Sangat Kurang, Pengungsi Gempa Cianjur Terpaksa Makan Wortel Busuk
TRIBUN-VIDEO.COM - Sejumlah titik pengungsian masih minim bantuan hingga hari ke-7 penanganan gempa Cianjur, Minggu (27/11).
Banyaknya posko pengungsian gempa Cianjur dan masih beratnya medan membuat distribusi bantuan belum bisa dilakukan secara merata. Begitu pula tenaga medis dan obat-obatan.
Di posko pengungsian gempa Cianjur di Kampung Warung Batu, Desa Mekarsari, Kecamatan Cianjur, Sabtu (26/11) lalu, sejumlah ibu bahkan terpaksa membersihkan wortel busuk untuk dijadikan bahan makanan.
"Ini yang ada saja dimanfaatkan, kan masih panjang waktunya," kata Heni, salah seorang pengungsi.
Meski telah mendapatkan bantuan logistik, ujarnya, bantuan masih sangat terbatas karena jumlah pengungsi mencapai 200 orang. Proses pengajuan bantuan sangat lama.
"Harus lapor ke RT, ke desa, terus ke kecamatan, prosesnya lama. Sudah dikasih, cuma sedikit," sahut Sinta, pengungsi lainnya.
Selain berharap mendapatkan bantuan logistik makanan, warga di pengungsian juga berharap mendapatkan obat-obatan, selimut, dan tenda.
"Pengungsi sudah mulai mengeluhkan sakit, terlebih anak-anak, batuk-batuk, demam," ujar Heni.
Baca: Balita Berhasil Selamat seusai Tertimbun Reruntuhan saat Gempa Cianjur, Saat Dievakuasi Tak Menangis
Baca: Ridwan Kamil Tanggapi soal Sekelompok Orang yang Copot Label Gereja untuk Bantuan Gempa Cianjur
Masih minimnya bantuan juga terlihat di posko pengungsian di Kampung Pasir Ipis di Desa Sukamulya, Kecamatan Cugenang, terutama di RW 01. Di RW ini terdapat 1.800-an jiwa.
"Alhamdulillah, bantuan sudah mulai mengalir ke sini, meski masih minim," ujar Koordinator Bantuan Kampung Pasir Ipis RW 01, Aldi Saprudin.
Tak hanya bantuan logistik, tenaga medis juga sangat kurang di Kampung Pasir Ipis RW 01 ini.
"Setiap hari ada saja warga di sini yang membutuhkan bantuan medis, soalnya di sini hanya ada satu tenaga medis, tentu tidak bekerja 24 jam. Kasihan warga yang ingin berobat," ujarnya.
Aldi mengatakan, bantuan kerap tak sampai ke Kampung Pasir Ipis karena selalu dicegat oleh para pengungsi lainnya sebelum tiba di kampungnya.
"Bantuan yang seharusnya datang ke sini, selalu dicegat dijalan, makanya kami baru merasakan bantuan menyeluruh itu baru-baru ini," ujar Aldi.
Ada 48 posko pengungsian yang ada di RW di ujung Kampung Pasir Ipis ini. Satu posko diisi oleh ratusan orang.
"Di daerah sini tidak punya lahan yang luas. Jadi jika ada lahan sedikit, ya di situ bisa didirikan tenda sementara. Makanya sekarang kita membutuhkan banyak terpal untuk keperluan pembuatan tenda," ujarnya.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, para pengungsi tersebar di 325 posko pengungsian. Sebanyak 183 di antaranya adalah posko terpusat, sementara 142 lainnya adalah posko mandiri.
"Per hari ini jumlah pengungsi yang berhasil tercatat ada sebanyak 73.874 orang, dengan perincian 33.713 laki-laki, 40.161 perempuan, 92 disabilitas, 1.207 ibu hamil, dan 4.240 lansia," ujar Kepala BNPB, Letjen Suharyanto, kemarin.
Tim pendataan gabungan dari unsur pemerintah, TNI/Polri dan perguruan tinggi, ujar Suharyanto, juga mencatat mencatat terdapat 62.628 rumah yang rusak.
"Dari jumlah tersebut, 27.434 rusak berat, 13.070 rusak sedang, dan 22.124 rusak ringan. Sedangkan sekolah yang rusak akibat gempa bumi itu ada sebanyak 398 bangunan," ujarnya.
Stok Bantuan
Ditemui di RSUD Cimacan, kemarin, Bupati Cianjur, Herman Suherman, membantah bahwa bantuan logistik untuk para pengungsi belum merata. Menurut Herman, distribusi logistik yang mereka salurkan untuk para korban gempa sebenarnya merata.
"Sebetulnya bukan tidak merata, tapi ada warga yang menyetok," kata Herman.
Saat meninjau lokasi pengungsian, Herman mengaku melihat beberapa warga menyetok atau menyimpan bantuan tersebut.
"Saya lihat barusan ada pengungsi yang menyimpan [bantuan] dan sebagainya, sementara masih ada warga lain yang menerima sedikit," ujarnya.
Hal inilah, kata Herman, yang menyebabkan distribusi logistik kurang merata.
"Saya cek semuanya sudah menerima bantuan. Cuma masih ada yang banyak dan masih ada yang sedikit," ujarnya.
Hal lain yang menyebabkan masih kurang meratanya bantuan, ujar Herman, masih banyaknya warga yang "berwisata" di lokasi bencana.
Itu membuat jalur distribusi dilanda kemacetan dan itu menyebabkan distribusi logistik untuk para korban terhambat jarena jalanan terkena macet.
"Itu memang saya cek ada wisata-wisata bencana alam. Yang datang dari mana-mana, saya imbau, kasihan warga yang membutuhkan sembako," kata Herman.
"Ngangkut barangnya susah, macet dan sebagainya. Itu datang dari mana-mana sekadar ingin melihat," ujarnya.
Bagi masyarakat yang ingin menyalurkan bantuan, Herman mempersilakan agar datang langsung ke posko dapur umum.
"Daripada langsung ke tempat-tempat pengungsian. Akhirnya ada yang [dapat] banyak dan ada yang sedikit dan juga memacetkan lalu lintas," ujarnya.(tribun network/adi/ferri am/fauzi/fersianus)
Artikel TribunJabar.id lainnya bisa disimak di GoogleNews.
(*)
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Pengungsi Gempa Cianjur Terpaksa Makan Wortel Busuk, Bupati Bantah Distribusi Bantuan Belum Merata
# cianjur gempa bumi # gempa Cianjur # Cianjur # gempa
Sumber: Tribun Jabar
Peristiwa Hari Ini
Peristiwa: Gempa 7,6 M di Kepulauan Banggai Picu Tsunami Setinggi 6 Meter, 54 Orang Tewas
Senin, 5 Mei 2025
Tribun Video Update
Viral Video Siswi SD Cianjur Baca Surat Terbuka kepada Dedi Mulyadi: Curhat Sekolah Mirip Kontrakan
Minggu, 4 Mei 2025
Selebritis
Pemandangan Depan Rumah Lesti Kejora di Kampung Bikin Takjub, Ada Bukit hingga Air Terjun
Sabtu, 3 Mei 2025
Viral
Terseret Banjir, Mobil Ini Nyangkut di Antara Dua Rumah, Melayang di Atas Saluran Drainase
Rabu, 30 April 2025
Live Update
Bencana Banjir Menerjang Kabupaten Cianjur, 412 Jiwa Terdampak, 92 Rumah di Karangtengah Terendam
Selasa, 29 April 2025
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.