Rabu, 14 Mei 2025

Polisi Tembak Polisi

Kesaksian Sopir Ambulans yang Bawa Jenazah Yosua, TKP Disebut Berlumuran Darah hingga Banyak Kamera

Senin, 7 November 2022 16:37 WIB
Kompas.com

TRIBUN-VIDEO.COM - Sopir ambulans bernama Ahmad Syahrul menceritakan penjemputan jenazah Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J usai tewas ditembak di rumah dinas Ferdy Sambo, di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan, pada 8 Juli 2022.

Hal itu disampaikan Syahrul saat menjadi saksi kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J dengan terdakwa Richard Eliezer atau Bharada E, Ricky Rizal, dan Kuat Ma’ruf.

Syahrul mengatakan, ia awalnya mendapat telepon dari call center tempatnya bekerja di PT Bintang Medika sekitar pukul 19.08 WIB untuk penjemputan orang sakit yang kemudian dikirimkan juga lokasi penjemputannya.

“Lalu, saya prepare untuk jemput ke lokasi. Saya belum tahu saat itu, lokasinya maps,” kata Syahrul dalam sidang di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Senin (7/11/2022).

Baca: Bharada E akan Buktikan Jika Dirinya Diperintah Ferdy Sambo di Persidangan Lewat Keterangan Saksi

Setelah bersiap, Syahrul mengungkapkan, sekitar pukul 19.13 WIB ada nomor tidak dikenal mengirimkan pesan singkat melalui aplikasi WhatsApp (WA) untuk menanyakan lokasinya.

“Saudara dari mana? tanya hakim ketua Wahyu Iman Santosa.

“Pancoran Barat 7,” jawab Syahrul.

Kemudian, Syahrul menuju titik penjemputan di Duren Tiga melalui jalan Tegal Parang. Namuun, sampai di Rumah Sakit Siloam Duren Tiga, ada orang yang mengetuk kaca mobilnya.

"Mas, sini, Mas, saya yang pesan ambulans, beliau naik motor,” ujar Syahrul.

Baca: Momen Keluarga Brigadir J Joget seusai Sidang Ferdy Sambo, Kamaruddin :Biar Sedihnya Tak Berlarut

Selanjutnya, Syahrul mengaku diarahkan masuk ke Kompleks Polri Duren Tiga. Sampai di gapura perumahan tersebut, mobilnya diberhentikan oleh anggota Provost.

“Di situ ada anggota Provost lalu saya disetop. ‘Mau ke mana dan tujuan apa?',” katanya menirukan suara petugas dari Provost.
Syahrul lantas menunjukkan lokasi titik penjemputan di rumah di dalam Kompleks Duren Tiga tersebut.

“Katanya (anggota Provost), 'Ya sudah, Mas, masuk saja lurus, minta sirene ambulansnya dimatikan',” ujar Syahrul menirukan percakapannya kala itu.

Sampai di titik penjemputan, Syahrul mengaku berhenti di pintu belakang rumah tersebut lantaran di depan rumah itu telah terparkir dua mobil.
“Sampai di dalam rumah saya kaget karena ramai dan banyak juga kamera,” kata Syahrul.

“Saya bilang yang sakit yang mana, Pak? Katanya ikutin saja. Saya ikuti police line. Lalu, saya terkejut di samping tangga ada jenazah,” ujarnya lagi.

“Jenazah sudah di kantong?” tanya hakim.
“Belum. Masih tergeletak berlumuran darah, Yang Mulia,” jawab Syahrul.

“Setelah itu, apa yang Saudara lakukan setelah lihat ada jenazah?” tanya hakim lagi.

“Saya disuruh salah satu anggota untuk cek nadinya. Saya cek, sudah tidak ada nadinya. Memang sudah tidak ada, Yang Mulia,” ujar Syahrul.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Sopir Ambulans Jemput Jenazah Brigadir J: Tergeletak Berlumuran Darah"

# Polisi tembak polisi # Brigadir J # Bharada E # Ferdy Sambo # Putri Candrawathi

Editor: Aditya Wisnu Wardana
Video Production: Rania Amalia Achsanty
Sumber: Kompas.com

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved