Senin, 12 Mei 2025

Terkini Nasional

AMAN Tano Batak Meriahkan Panggung Budaya KMAN VI Papua dengan Tampilkan Repertoar Gondang & Tortor

Sabtu, 29 Oktober 2022 18:26 WIB
Tribun Papua

TRIBUN-VIDEO.COM - Repertoar musik Gondang dan Tortor dari Tanah Batak akan kembali menyihir peserta Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI di Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Sabtu (29/10/2022).

Sebelumnya, alat musik tradisional asal kawasan Danau Toba ini telah dimainkan rombongan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara ( AMAN) Tano Batak, sejak pawai budaya pembukaan KMAN VI di Stadion Barnabas Youwe Sentani, pada Senin (24/10/2022).

Diketahui, komunitas masyarakat adat kawasan Danau Toba yang berhimpun dalam AMAN Tano Batak berkontribusi aktif dalam kongres ini.

Masyarakat adat dari Kabupaten Simalungun juga ikut dalam rombongan AMAN Tano Batak.

Mereka membawa serta aset budaya berupa alat musik tradisional gondang, berupa ensambel gendang, atau disebut Tifa di Papua.

Diketahui, delegasi masyarakat adat dari Sumatra Utara dalam KMAN VI sebanyak 76 orang. Sementara dari AMAN Tano Batak ada 30 orang.

Perwakilan dari Tano Batak berasal dari Kabupaten Simalungun, Toba, Tapanuli Utara, Samosir, Humbang Hasundutan, Tapanuli Selatan dan Tapanuli Tengah.

Baca: Bupati Belitung Jamu Yachter Sail Indonesia 2022 di Rumah Adat Belitung dengan Tradisi Bedulang

Ketua AMAN Tano Batak, Roganda Simanjuntak mengatakan, dalam kongres kali ini masyarakat adat yang berasal dari Tano Batak mengharapkan pengakuan dan perlindungan terhadap masyarakat adat untuk segera diimplementasikan.

Adapun para pemain alat musik godang; Amani Jamauli Siallagan, sebagai Partagading atau pemukul gending.

Amani Jamauli sendiri mewakili masyarakat adat Pomparan ni Ompu Umbak Siallagan, Dolok Parmonangan, Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun.

Amani Jamauli Siallaganm, nama kecilnya Sorbatua Siallagan, keturunan (ibunya) cucu dari Ompu Lemok Ambarita dari Sihaporas.

Adalah Ompu Jaipul Ambarita, atau anak kedua dari Ompu Mamontang Laut Ambarita. Ompu Lemok Ambarita generasi kelima keturunan Ompu Mamontang Laut Ambarita.

Keturunan Ompu Mamontang Laut Ambarita sudah 11 generasi di Sihaporas, kawasan Danau Toba, Kecamatan Pematang Sidamanik, Kabupaten Simalungun.

Sementara, Paminta gondang atau pendoa dan pemimpin orasi ritual dalam repertoar ini adalah Ompu Morris Ambarita atau Mangitua Ambarita. Ia generasi ke-8 dari Ompu Mamontang Laut Ambarita.

Ompu Morris Ambarita sendiri aktif sebagai Wakil Ketua Umum Lembaga Adat Keturunan Ompu Mamontang Laut Ambarita Sihaporas (Lamtoras).

Lalu ada Ama Dohar Ambarita atau Thomson AMbarita, sebagai pemukul gong atau Si Palu Ogung dalam repertoar gondang. Ia generasi ke-9 dari Ompu Mamontang Laut Ambarita.

Baca: Harapan Kepala Suku Dayak untuk Calon Terpilih Sekjen AMAN di KMAN VI Papua: Bisa Memperjuangkan!

Ama Dohar Ambarita menjabat Bendahara Lamtoras, dan pernah masuk penjara karena kriminasiliasi pihal PT Toba Pulp Lestari, tahun 2019 sd 2020.

Ia adalah keturunan Ompu Sohailoan Ambarita, anak pertama Ompu Mamontang Laut Ambarita.

Baik Mangitua Ambarita maupun Thomson Ambarita tidak penah surut berjuang untuk pengakuan hutan dan tanah tanah adat Sihaporas, meskipun badan dikerangkeng di balik jeruji. Mereka berjuang terus untuk tanah leluhur, tumpah darah, dan masa depan anak-cucu.

"Sebab kami percaya, ajaran leluhur kami tidak salah. Jadi kami akan berjuang demi tanah leluhur kami. Kami eprcaya pada poda, nasihat leluhur kami, bahwa tanah adat kami akan kembali. Seperti orang Israel dan Palestina, kami berjuang demi tanah leluhur untuk hidup kami kini, dan masa depan anak-anak cucu kami," ujar Mangitua Ambarita.

Hutan dan tanah adat Sihaporas dicaplok penjajah Belanda sekitar tahun 1913. Kemudian diakui dengan terbitnya Peta Enclave Belanda tahun 1916, atau 29 tahun sebelum Indonesia merdeka. Peta enclave ini terdapat di Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup.

Kemudian, ada Parsarune (peniup serunai) bernama Amanta Simangunsong, dari komunitas masyarakat adat Sigalapang, Kabupaten Toba, dan rekan lainnya.

Gondang Batak atau gondang sabangunan terdiri atas tagading, serunai, ogung dan hisik-hisik.

Tagading terdiri atas enam alat gending yang dibagi lagi menjadi dua bagian.

Gordang (ukuran paling besar, diameter mendekati 50 cm. semacam bas) dan lima anak tagading, ukuran berurut semakin kecil mengikuti birama do-re-mi-fa dan sol.

Gondang sendiri menghasilkan bunyi pentatonik yang bisa menembus dimensi ruang dan waktu.

Bunyinya berbeda dengan alat musik modern yang mengeluarkan nada diatonis.

Tagading terbuat dari kayu keras dan solid. Biasanya batang nangka.

Baca: Hari Terakhir Sidang Pleno KMAN VI dan 10 Profil Calon Sekjen KMAN VI di Papua

Bagian tengah batang nangka dipahat: dilubangi.

Kemudian kedua ujung ditutup pakai kulit kering hewan, seperti kulit kambing, kulit kuda atau kulit sapi.

Pantauan Tribun-Papua.com pada Jumat (28/10/2022) malam, rombongan AMAN Tano Batak memainkan repertoar gondang di panggung budaya KMAN VI, Kalhkhote, Kampung Harapan, pinggiran Danau Sentani.
Mereka sukses membuat para peserta KMAN serta penonton terpesona keindahan bunyi dari musik batak.

Dengan riang, para pengunjung ikut menari Tortor bersama rombongan AMAN Tano Batak di depan panggung.

Nampak tangan pengunjuk ikut meliuk-liuk, kakinya menhentak sambil menirukan gerakan Tortor dari komunitas adat kawasan Danau Toba.

Ada turis Barat yang ikut manortor dalam momen ini.

Group musik etnik Batak, Horja Bius juga tampil memukau.

Lewat lirik lagu dan pukulan gondang, Vokalis Horja Bius, Mogan Pasaribu bahkan membuat emosional para Batak rantau di Papua memuncak.

Orang Batak di Jayapura yang hadir dalam momen ini dibuat seakan berada di kampung halamanan; Tanah Batak.

"Tutup TPL, perusak hutan!," ujar Mogan di awal pertunjukan, disambut teriakan pengunjung,"Palao TPL."

TPL adalah singkatan dari PT Toba Pulp Lestari, perusahaan bubur kertas terbesar di Indonesia, milik Sukamto Tanoto.

Perusahaan ini mulanya bernama Inti Indorayon Utama, lalu ditutup saat era Presiden Megawati Soekarnoputri, lantaran dianggap merusak sendi kehidupan dan membuat masyarakat sengsara.

PT Toba Pulp Lestari selama ini dianggap warga telah membabat hutan, merampas hak ulayat, serta merusak lingkungan di kawasan Danau Toba.

Pabriknya berlokasi di Desa Sosor Ladang, Pangombusan, Kecamatan Parmaksian, Kabupaten Toba, Sumatera Utara.

Baca: Kulit Kayu Tak Hanya Jadi Noken, Anna Mote Pamer Kreasi Lain di KMAN VI Papua

Lawan Perusahaan Perampas Tanah Adat

AMAN Tano Batak hingga kini memperjuangkan tanah adat yang dirampas 'perusahaan nakal' dengan memanfaatkan kebijakan negara.

Ketua Badan Pengurus Harian AMAN Wilayah Tano Batak, Roganda Simanjuntak, mencontohkan, hadirnya pabrik bahan kertas bernama PT Toba Pulp Lestari di Kabupaten Toba membuat masyarakat adat sengsara hingga sekarang.

Menurutnya, perusahaan ini selalu mengeklaim konsesi atas hutan adat dan lindung pada sejumlah wilayah adat Tano Batak.

Selain merampas hak ulayat, tujuannya juga meningkatkan pendapatan dengan produk industri.

"Sampai hari ini terus merampas, mengkriminalisasi dan menggusur suara dari Tano Batak. Kami akan terus perjuangkan keputusan strategis hak masyarakat adat di Tano Batak," ujar Roganda.

Nantinya, AMAN Tano Batak akan menampilkan repertoar musik bernama Gondang Sabangunan saat pawai pembukaan KMAN VI.

Sekadar diketahui, KMAN VI digelar di wilayah adat Tabi; Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura, Papua sejak 24 hingga 30 Oktober 2022. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul AMAN Tano Batak Tampilkan Repertoar Gondang dan Tortor di Panggung Budaya KMAN VI Papua

#aman #Tano Batak #Panggung Budaya #KMAN VI #Papua #Gondang #Tortor

Baca Artikel Lainnya di Sini

Video Production: Muhammad Taufiqurrohman
Sumber: Tribun Papua

Tags
   #aman   #Tano Batak   #Panggung Budaya   #KMAN VI   #Papua   #Gondang   #Tortor

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved