Rabu, 14 Mei 2025

Terkini Daerah

Sempat Ditolak 21 Rumah Sakit, Bocah 7 Tahun Meninggal akibat Gagal Ginjal Akut di Cilincing

Kamis, 27 Oktober 2022 16:39 WIB
TribunJakarta

TRIBUN-VIDEO.COM - FA, anak perempuan warga Kelurahan Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, meninggal dunia setelah didiagnosis mengalami gangguan gagal ginjal akut pada 17 September 2022.

Muhammad Rifai (35) mengatakan, putri tercintanya itu sempat tidak bisa dirujuk ke 21 rumah sakit.

Setelah ke sana kemari, FA tutup usia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo atau RSCM, Jakarta Pusat.

"Tadinya sudah disebar informasi untuk rujuk ke banyak rumah sakit, ada 21 rumah sakit," kata Rifai di rumahnya, Jalan Sarang Bango, Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (26/10/2022).

Ia melanjutkan, "Bilangnya ada yang nolak, ada yang belum kasih jawaban."

Penolakan dari berbagai rumah sakit untuk menangani FA bukan tanpa alasan, begitu penjelasan Rifai.

Awalnya, FA sempat dirawat di Rumah Sakit Pekerja, Sukapura, Cilincing, Jakarta Utara.

Di sana, pihak rumah sakit memberitahukan orangtua bahwa gejala yang dihadapi FA adalah gejala gagal ginjal akut.

Baca: Cerita Pilu Orangtua di Cilincing Saksikan Anaknya Meregang Nyawa karena Gagal Ginjal Akut

Terutama ketika anak 7 tahun itu mengalami gangguan buang air kecil.

Akan tetapi, rumah sakit tersebut tidak bisa memberikan penanganan maksimal terhadap FA karena minimnya fasilitas.

Pihak Rumah Sakit Pekerja lantas menyarankan agar FA dirujuk ke rumah sakit lain yang sekiranya mumpuni untuk penanganan gagal ginjal akut.

Setelah ditolak 21 rumah sakit, Rifai dan istrinya Romlah (33) memutuskan membawa FA ke RSCM yang banyak menangani kasus gangguan gagal ginjal akut pada anak.

"Makanya butuh rumah sakit grade A, dikasih saran ke RSCM karena di sana komplit," kata Rifai.

"Akhirnya kami setuju langsung dibawa ke RSCM," ucapnya kemudian.

FA menjalani perawatan selama sepekan di RSCM sebelum meninggal dunia pada 17 September 2022.

Almarhumah meninggal dengan kondisi kesehatan yang cukup buruk di ruang PICU RSCM.

Menurut keterangan Rifai, FA sempat mengalami masalah kesehatan pada awal September.

Ia kemudian melarikannya ke Klinik Dompet Dhuafa Rorotan di dekat rumahnya.

Akhirnya, beberapa hari kemudian dibawa ke Rumah Sakit Pekerja lalu dipindah lagi ke RSCM.

Baca: Perjuangan Tu Bagus Satya, Bocah 3 Tahun Bertahan & Berhasil Pulih dari Gagal Ginjal Akut Misterius

FA juga sempat diberikan obat sirup setelah klinik mendiagnosis terkena penyakit selulitis.

"Awalnya demam, dikerokin sama dikasih obat warung pertama, besoknya masih demam saya bawa ke klinik," kata Rifai.

Di Klinik Dompet Dhuafa, dokter umum yang jaga mendiagnosis FA mengidap selulitis, karena timbul merah di kaki sebelah kanan.

Dokter lalu memberikan obat antibiotik, puyer, Paracetamol sirop dan salep. Untuk obat selulitis, Rifai membelinya di apotek.

Penjelasan Dokter Klinik

Dokter Umum Klinik Dompet Dhuafa Rorotan, dr. Ridho Andriansyah mengatakan, FA dibawa orang tuanya berobat pada 1 September.

Menurut Ridho, saat itu FA mengalami gejala penyakit selulitis dengan kondisi kulit kemerahan di bagian kaki.

"Kondisi pasien pada saat datang itu mengalami, yang pertama atas nama inisial FA, 7 tahun. Dia datang dengan keluhan kulit kemerahan di bagian kaki, diagnostik kerja pada saat itu adalah selulitis," kata Ridho.

Selain kaki yang kemerahan, putri pasangan Rifai dan Romlah itu juga mengalami panas tinggi.

Pihak klinik pun memberikannya obat-obatan antibiotik hingga pereda demam.

"Karena diagnostik selulitis kita memberikan terapi sesuai dengan selulitis, pemberian antibiotik kemudian pemberian analgetik-antipiretik obat demam, karena suhunya pada saat itu sedikit demam," kata Ridho.

Ridho menambahkan, orangtua FA sempat kembali membawanya ke klinik selang tiga hari kemudian.

Dalam kunjungan kedua kalinya, karena kondisi FA tak kunjung membaik, akhirnya pihak klinik merekomendasikan orangtua agar membawa FA ke Rumah Sakit Pekerja.

Pihak klinik tidak mengetahui pasti penanganan dari rumah sakit tersebut terhadap FA yang terkonfirmasi gagal ginjal akut.

Klinik Dompet Dhuafa sempat dikunjungi aparat kepolisian dari Polres Metro Jakarta Utara bersama perangkat pemerintahan terkait.

Ridho menjelaskan, kunjungan polisi dan pemerintah untuk mengonfirmasi soal kondisi kesehatan dua anak perempuan yang sempat berobat di kliniknya sebelum belakangan diketahui meninggal karena gangguan gagal ginjal akut.

"Kunjungan kemarin itu dari Polres Metro Jakarta Utara itu terkait konfirmasi adanya kasus pasien yang mengalami AKI (acute kidney injury) dan meninggal di rumah sakit," katanya.

Ia melanjutkan, pihaknya juga menjelaskan mengenai gejala yang muncul pada saat kunjungan FA apa saja, dan mendapatkan pengobatan apa saja.

Menurut Ridho, Klinik Dompet Dhuafa Rorotan merupakan fasilitas kesehatan yang tidak memiliki kapasitas untuk mengidentifikasi pasien gagal ginjal akut.

Proses identifikasi kasus gagal ginjal akut hanya bisa dilakukan di fasilitas kesehatan setara rumah sakit.

Gagal ginjal akut ini kasus yang sedikit kompleks buat diidentifikasi, ada pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan.

"Seperti pemeriksaan darah, urine, dan semacamnya. Kita tidak bisa melakukan proses tersebut di klinik maupun di Puskesmas," terang dia.

(*)

# Cilincing # Cilincing # Gagal Ginjal # Meninggal

Editor: Dimas HayyuAsa
Video Production: Damara Abella Sakti
Sumber: TribunJakarta

Tags
   #gagal ginjal   #Rumah Sakit   #Cilincing   #meninggal

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved