Travel
Menilik Bangunan Museum Sumpah Pemuda, Fakta: Pernah Jadi Kos-kosan, Toko Bunga, hingga Hotel
TRIBUN-VIDEO.COM - Mendekati perayaan hari Sumpah Pemuda yang ke-94, seputar Museum Sumpah Pemuda menarik untuk dibahas.
Museum Sumpah Pemuda dikenal sebagai tempat mengenang sejarah perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia silam.
Tak hanya mengenang sejarah, Museum Sumpah Pemuda menyimpan beragam fakta menarik untuk diketahui.
Seiring dengan perubahan zaman, gedung Museum Sumpah Pemuda juga mengalami perkembangan.
Nah, ada fakta menarik dan unik mengenai perkembangan gedung Museum Sumpah Pemuda dari awal berdiri pada 1908 hingga sekarang.
Baca: Rekomendasi Wisata di Pekalongan, Ada Museum Batik Pekalongan yang Cocok Dikunjungi saat Akir Pekan
Dilansir TribunTravel dari situs resmi Museum Sumpah Pemuda Senin, (24/10/2022), berikut sejarah gedung Museum Sumpah Pemuda dari tahun 1908 hingga sekarang.
1. Cammensalen Huis, Tahun 1908
Gedung Museum Sumpah Pemuda didirikan pada abad ke-20.
Saat itu tahun 1908, gedung yang dijadikan tempat tinggal dan belajar dikenal dengan nama Cammensalen Huis
Museum Sumpah Pemuda dalam catatan sejarah dulunya merupakan rumah tinggal milik Sie Kong Lian keturunan Tionghoa.
Sejak tahun 1908 gedung yang saat ini menjadi Museum Sumpah Pemuda, disewa pelajar Stovia (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen) dan RS (Rechtsschool) sebagai tempat tinggal dan belajar.
Terdapat 18 Mahasiswa yang pernah tinggal di Gedung Cammensalen Huis antara lain Muhammad Yamin, Amir Sjarifoedin, Assaat, Abu Hanifah, Abas, dan Soerjadi dari Surabaya.
Lalu ada Soerjadi dari Jakarta, Hidajat, Ferdinand Lumban Tobing, Soenarko, Koentjoro Poerbopranoto, Mohammad Amir, Roesmali, Mohammad Tamzil, Soemanang, Samboedjo Arif, Mokoginta, Hassan, dan Katjasungkana.
2. Indonesische Clubhuis atau Gedung Pertemuan, Tahun 1927
Gedung Gedung Kramat 106 atau kini dikenal sebagai Museum Sumpah Pemuda menjadi saksi bisu lahirnya Sumpah Pemuda.
Pada tahun 1927 digunakan berbagai organisasi pergerakan pemuda.
Beberapa tokoh Algemeene Studie Club Bandung dan Bung Karno sering hadir di Gedung Kramat 106.
Para tokoh dan penghuni Gedung Kramat 106 membicarakan terkait format perjuangan.
Selain itu, sejarah gedung Museum Sumpah Pemuda pernah menyelenggarakan konres PPPI, Sekar Roeken dan Pemuda Indonesia.
Dalam sejarahnya gedung Museum Sumpah Pemuda ini, juga menjadi sekretariat PPPI dan sekretariat majalah Indonesia Raja.
Sejak tahun 1927 mengingat digunakan berbagai organisasi, sejak itu Gedung Kramat 106 semula bernama Langen Siswo diberi nama Indonesische Clubhuis atau gedung pertemuan (Clubgebouw) .
Baca: Puncak Hari Sumpah Pemuda ke 94 di IKN Nusantara, Presiden Meminta Peserta Pakai Pakaian Adat
3. Gedung Sumpah Pemuda, Tahun 1928
Penamaan gedung menjadi Gedung Sumpah Pemuda dicetuskan karena menghasilkan keputusan yang lebih maju.
Tahun 1928 tepatnya tangga 15 Agustus, di gedung ini diputuskan akan diselenggarakan Kongres Pemuda Kedua pada Oktober 1928.
Soegondo Djojopuspito, ketua PPPI, sebagai ketua terpilih kongres.
Dalam kongres pertama telah berhasil menyelesaikan perbedaan-perbedaan sempit berdasarkan kedaerahan dan tercipta persatuan bangsa Indonesia.
Dalam Kongres Pemuda Kedua diharapkan akan menghasilkan keputusan yang lebih maju.
Terbukti di Gedung Sumpah Pemuda telah menghasilkan keputusan yang lebih maju.
4. Rumah Tinggal, Tahun 1934 hingga 1937
Sejak peristiwa Sumpah Pemuda gedung menjadi menjadi sepi penghuninya.
Para pelajar meninggalkan gedung Indonesische Clubgebouw karena sudah lulus belajar.
Para pelajar tidak melanjutkan sewanya di tahun 1934.
Kemudian gedung ini disewakan kepada Pang Tjem Jam pada tahun 1934 hingga 1937 dijadikan sebagai rumah tinggal.
Baca: Rekomendasi Wisata di Pekalongan, Ada Museum Batik Pekalongan yang Cocok Dikunjungi saat Akir Pekan
5. Toko Bunga, Tahun 1937 hingga 1948
Pada tahun 1937 – 1951 gedung ini disewa Loh Jing Tjoe.
Loh Jing Tjoe menyewa dan menggunakan gedung sebagai toko bunga.
Gedung digunakan sebagai toko bunga selama 11 tahun, pada tahun 1937 hingga 1948.
6. Museum Sumpah Pemuda, Tahun 197 hingga Sekarang
Gedung Kramat 106 mengalami pemugaran yang dilakukan oleh Pemda DKI Jakarta.
Pemugaran dilakukan pada tanggal 3 April hingga 20 Mei 1973.
Kemudian Gedung Kramat 106 dijadikan museum dengan nama Gedung Sumpah Pemuda.
Demikianlah sederet perkembangan gedung serta perjalanan sejarah dan saksi bisu dari proses perjuangan bagi kemerdekaan Indonesia.
Museum Sumpah Pemuda bisa ditemui berada di Jalan Kramat Raya No.106, RT.2/RW.9, Kwitang, Kecamatan Senen, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunTravel.com dengan judul Fakta Bangunan Museum Sumpah Pemuda: Pernah Jadi Kos-kosan, Toko Bunga, hingga Hotel
# Museum Sumpah Pemuda # toko bunga # kos-kosan # Hotel #
Video Production: Ignatius Agustha Kurniawan
Sumber: Tribunnews.com
To The Point
Hotel di Kyoto Minta Tamu Israel Teken Surat Pernyataan Bebas Kejahatan Perang sebelum Chek In
Selasa, 29 April 2025
Live Update
Jeritan Pebisnis Hotel di Kabupaten Bogor Dampak Efisiensi Anggaran, Terpaksa Kurangi Karyawan
Minggu, 20 April 2025
Tribunnews Update
Momen Hangat Raja Yordania Jadi Sopir Presiden Prabowo, Sambutan Istimewa Menuju Hotel di Amman
Senin, 14 April 2025
Terkini Daerah
Lisa Mariana Singgung Keinginan RK yang Tak Bisa Ditolak saat Kejadian di Hotel Palembang
Sabtu, 12 April 2025
Regional
Jebloknya Okupansi Hotel di Jogja saat Libur Lebaran, Lebih Rendah dari Capaian Tahun Lalu
Kamis, 10 April 2025
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.