Kamis, 15 Mei 2025

Kerusuhan Arema Vs Persebaya

Alasan Polisi Pakai Gas Air Mata di Kanjuruhan Meski Dilarang FIFA Terjawab, Begini Kata Mahfud MD

Senin, 3 Oktober 2022 17:16 WIB
Tribun Jatim

TRIBUN-VIDEO.COM - Tragedi Kanjuruhan Malang imbas kekalahan Arema FC melawan Persebaya dengan skor 2-3 telah merenggut nyawa ratusan orang.

Keadaan semakin tak terkendali seusai polisi memutuskan untuk menyemprot gas air mata ke seluruh sudut Stadion Kanjuruhan, termasuk tribun penonton.

Akibatnya, ratusan penonton panik, sesak napas, pingsan dan terinjak-injak.

Setelah tragedi ini, sebagian masyarakat menyalahkan pihak polisi yang menyemprotkan gas air mata.

Pasalnya, larangan untuk menggunakan gas air mata telah tertuang dalam ketentuan Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) Bab III dan Pasal 19 soal Steward di pinggir lapangan.

Karena itu, masyarakat menyayangkan keputusan polisi.

Banyak yang berpendapat bahwa kepanikan, sesak napas dan kerusuhan diperparah karena adanya gas air mata.

Kendati begitu, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Mahfud MD memiliki penjelasan terkait tindakan polisi menyemprotkan gas air mata.

Baca: Video Prajurit TNI Tendang Suporter di Kanjuruhan, Mahfud MD Minta Jenderal Andika Tindak Tegas

Menurut Mahfud MD, gas air mata dikeluarkan lantaran banyak supporter mulai mengejar para pemain sepak bola.

Mahfud MD mengungkap ada lebih dari 2000 massa baik dari Arema FC maupun Persebaya turun ke lapangan.

Itu sebabnya, polisi menembakkan gas air mata agar situasi kembali kondusif.

"Ada yang mengejar Arema karena merasa kok kalah. Ada yang kejar Persebaya. Sudah dievakuasi ke tempat aman. Semakin lama semakin banyak, kalau tidak pakai gas air mata aparat kewalahan, akhirnya disemprotkan," jelas Mahfud MD kepada Kompas TV, Minggu (2/10/2022).

Kendati begitu, tindakan aparat Malang itu nantinya akan dilakukan evaluasi lebih lanjut agar kejadian yang sama tak lagi terulang.

"Yang jangka panjang, kita evaluasi dalam peristiwa ini, sesungguhnya di balik ini ada apa," paparnya.

Sementara itu, Mahfud MD mengungkap biaya pengobatan dan perawatan korban selama berada di rumah sakit telah ditanggung oleh Pemerintah Kabupaten Malang.

"Biaya-biaya yang dibutuhkan untuk perawatan dan penyelesaian masalah korban akan ditanggung Pemda Kabupaten Malang," ujar Mahfud MD.

Baca: Mahfud MD Bentuk Tim Gabungan Pencari Fakta, Usut Tuntas Tragedi Kanjuruhan Paling Lama 3 Minggu

Di sisi lain, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo ( Presiden Jokowi ) meminta evaluasi menyeluruh seusai tragedi tersebut.

Permintaan evaluasi disampaikan kepada Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali dan Ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Mochamad Iriawan dan Kapolri Jendera Pol Listyo Sigit Prabowo.

Hal ini dalam melakukan pelaksanaan pertandingan sepak bola di Indonesia.

"Saya juga telah perintahkan kepada Menpora, Kapolri dan Ketum PSSI untuk melakukan evaluasi menyeluruh pelaksanaan pertandingan sepakbola dan juga prosedur pengamanan penyelenggaraannya," kata Presiden Jokowi dalam keterangannya, Minggu (2/10/2022).

Jokowi juga meminta Kapolri untuk mengusut tuntas tragedi memilukan ini.

Tak hanya itu, Jokowi juga menegaskan untuk liga 1 Indonesia harus ditunda untuk sementara waktu.

Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan semula hendak menghentikan kompetisi selama sepekan.

"Khusus kepada Kapolri saya minta melakukan investigasi dan mengusut tuntas kasus ini. Untuk itu saya juga memerintahkan PSSI untuk menghentikan sementara liga 1 sampai evaluasi dan perbaikan prosedur pengamanan dilakukan," ucap Jokowi.

Di samping itu, Gilang Widya Premana alias Juragan 99 selaku Presiden Arema FC juga menyampaikan kesanggupannya untuk bertanggung jawab dan menanggung biaya pengobatan korban.

Ia juga menyampaikan permintaan maaf dan duka mendalam untuk korban serta keluarga yang ditinggalkan.

"Saat ini manajemen Arema FC terus berkoordinasi dengan pusat layanan kesehatan untuk mengurus para korban," papar Gilang.

"Kami meminta agar diberikan pelayanan yg maksimal dalam penanganan korban luka2, dan meminta pusat2 layanan kesehatan utk menyampaikan pembiayaan nya kepada manajemen Arema FC."

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Terjawab Alasan Polisi Pakai Gas Air Mata di Kanjuruhan Meski Dilarang FIFA, Mahfud MD: Kok Kalah?

# Liga 1 Indonesia # Arema FC # Persebaya Surabaya # Tragedi Kanjuruhan # kerusuhan # gas air mata

Editor: Aditya Wisnu Wardana
Video Production: Gianta Firmandimas Adya Mahendra
Sumber: Tribun Jatim

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved