Terkini Daerah
Nelayan Pesisir Kota Tegal Mulai Putus Asa, Imbas Kenaikan Harga BBM, Berniat Jual Kapal
TRIBUN-VIDEO.COM - Para nelayan kecil di pesisir Kota Tegal merasa putus asa dengan kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM bersubsidi.
Sebab kenaikkan harga BBM bersubsidi tidak diimbangi dengan kenaikan harga ikan.
Sebagian nelayan, terpaksa tetap melaut meski keuntungan yang didapat hanya balik modal dan untuk makan sehari-hari.
Sebagian yang lain memilih untuk menganggurkan kapalnya dan mencari pekerjaan lain.
Baca: Massa Aksi Unjuk Rasa BEM SI Tolak Kenaikan Harga BBM, Runtuhkan Pertahanan Berlapis Kepolisian
Data DKPPP Kota Tegal, jumlah nelayan kecil ada sekira 300 orang.
Mereka merupakan nelayan yang memiliki kapal dengan ukuran di bawah 6 gross tonnage (GT).
Seorang nelayan, Ramli (67) mengatakan, kondisi para nelayan kecil sepertinya saat ini sedang sulit.
Harga BBM solar bersubsidi naik, tetapi harga ikan sama dan tidak ada kenaikkan.
Akhirnya nelayan kecil pun tidak mendapatkan keuntungan setiap kali pulang melaut.
Dia mencontohkan, dalam sekali melaut membutuhkan 30 liter solar, total harganya sekarang mencapai Rp 204 ribu.
Baca: Organda Kota Tidore Gelar Unjuk Rasa terkait Kenaikan Harga BBM di Depan Kantor DPRD
Sedangkan hasil tangkapan melaut hanya terjual sekira Rp 300 ribu.
"Dampaknya sangat terasa."
"Harga ikan dengan solar, mahal solar."
"Tapi saya tetap melaut, ya karena kerjanya di laut," kata Ramli kepada Tribunjateng.com, Kamis (15/9/2022).
Ramli berharap, pemerintah bisa melihat nasib dan kehidupan para nelayan kecil.
Karena bagaimanapun nelayan kecil berbeda dengan nelayan besar.
Dia menilai, semestinya pemerintah bisa menurunkan harga BBM bersubsidi untuk meringankan beban nelayan kecil.
"Harapannya ya, seharusnya harga BBM solar bersubsidi diturunkan lagi, sedikit lagi."
"Kalau seperti ini terus, bisa-bisa para nelayan jual kapal," ujarnya.
Nelayan lainnya, Masruhi (41) bercerita, sudah seminggu tidak mengoperasikan kapalnya setelah ada kenaikan BBM bersubsidi.
Sebab hasil tangkapan ikan tidak bisa menutup modal untuk perbekalan dan BBM.
Dia memilih ikut bekerja di kapal lain.
Menurut Masruhi, dia bahkan berencana menjual kapal miliknya.
Karena digunakan untuk melaut pun hasilnya hanya untuk menutup modal.
"Ini kapal baru saya beli dua tahun, tapi mau saya jual."
"Mending saya ikut kapal lain hasilnya jelas," katanya kepada Tribunjateng.com, Kamis (15/9/2022).
Masruhi menyayangkan, pemerintah tidak bisa menyeimbangkan harga ikan dengan kebijakan kenaikkan harga BBM bersubsidi.
Karena semua ikan saat ini harganya murah, termasuk cumi, udang, dan rajungan.
Dia mencontohkan, seumpama untuk sekali melaut membutuhkan modal Rp 400 ribu.
Sedangkan hasil tangkapan hanya laku sekira Rp 350 ribu- Rp 400 ribu.
"Itu sangat pas-pasan."
"Nelayan ya inginnya solar turun."
"Kalau tidak turun ya harga ikan, cumi, rajungan dinaikkan," harapnya.
(*)
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Nelayan Pesisir Kota Tegal Mulai Putus Asa, Imbas Kenaikan Harga BBM, Berniat Jual Kapal
# nelayan # Kota Tegal # putus asa # kenaikan harga BBM # Jual # kapal
Video Production: Dwi Adam Sukmana
Sumber: Tribun Jateng
Nasional
DETIK-DETIK Mencekam Tenggelamnya Kapal Feri Muchlisa di Kaltim, 1 Korban Berhasil Dievakuasi
Selasa, 6 Mei 2025
TRIBUNNEWS UPDATE
1 ABK Ditemukan Tewas di Kapal Feri Muchlisa yang Tenggelam, 1 Korban Masih Dalam Pencarian Tim SAR
Selasa, 6 Mei 2025
TRIBUNNEWS UPDATE
Kronologi 2 ABK Terjebak saat Kapal Feri Tenggelam di Balikpapan, Korban Belum Bisa Dievakuasi
Senin, 5 Mei 2025
Live Tribunnews Update
LIVE: Kapal Feri Tenggelam di Perairan Balikpapan, 2 Penumpang Masih Terjebak Dalam Mobil
Senin, 5 Mei 2025
Live Update
Kapal Tongkang Hantam Pemukiman Warga di Pinggir Sungai Musi Gandus Palembang, 5 Kapal Hancur
Minggu, 4 Mei 2025
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.