Senin, 12 Mei 2025

Terkini Nasional

Presiden Jokowi Beberkan Penyebab Kenaikan Harga Telur, Prediksi akan Turun dalam 2 Minggu

Senin, 29 Agustus 2022 10:05 WIB
Tribunnews.com

TRIBUN-VIDEO.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan apa yang menjadi penyebab dari naiknya harga telur di Indonesia yang mencapai diatas Rp 30.000 per kilogram di sejumlah daerah.

Hal tersebut diungkap Jokowi dalam kunjungan kerjanya ke Pasar Cicaheum, Bandung, Jawa Barat pada Minggu (28/8/2022) kemarin.

Menurut Jokowi penyebab naiknya harga telur adalah karena harga pakan yang naik.

Selain itu Jokowi menilai naiknya harga telur kali ini juga dikarenakan fluktuasi biasa.

“Ya ini kan pertama karena pakan ternak yang naik, kedua ini fluktuasi biasa," kata Jokowi dilansir laman resmi setkab.go.id, Senin (29/8/2022).

Jokowi kemudian memprediksi, dalam dua minggu ke depan harga telur nantikan akan turun.

"Nanti dua minggu InsyaAllah akan turun,” jelas Jokowi.

Baca: Respons Jokowi soal Harga Telur Naik: Pastikan Harga Telur Turun dalam Dua Pekan ke Depan

Sementara itu, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) sebelumnya menyebut penyebab naiknya harga telur ini salah satunya karena adanya permintaan telur yang besar dari Kementerian Sosial (Kemensos).

Permintaan telur yang besar dari Kemensos ini diketahui digunakan kepentingan bansos yang dirapel untuk tiga bulan.

Sehingga membuat permintaan akan telur tinggi dan berpengaruh pada kenaikan harga.

Hal tersebut disampaikan Zulhas dalam Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR RI.

"Kemensos juga untuk keperluan bansos dirapel 3 bulan dan bantuannya itu dari bentuk telur. Telur kalau (stok) kurang dikit harga jadi naik," kata Zulhas dilansir Kompas.com, Senin (29/8/2022).

Tak hanya itu, Zulhas juga mengaku sejak ia menjabat sebagai Mendag, harga telur memang sudah tinggi di pasaran hingga di atas Rp 30.000, meskipun sempat turun menjadi Rp 26.000 per kilogramnya.

Menurut Zulhas, dengan Rp26.000 per kg, Zulkifli menyebut harga itu tak layak bagi para penjual telur ayam.

Sehingga, para indukan ayam dilakukan apkir dini atau disembelih.

“Waktu saya duduk pertama Rp32.000 turun sampai Rp26.000, sekarang naik lagi. Ya sebabnya itu karena terlalu murah jadi apkir dini. Apa yang disebut dengan apkir dini. Jadi induknya itu, induknya (ayam) yang petelur itu disembelih, dijual,” kata Zulhas sebagaimana diberitakan Tribunnews.com sebelumnya.

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini menjelaskan alasan apkir dini tersebut."

Hal itu dilakukan untuk mendongkrak harga telur ayam yang sempat anjlok dan apkir dini pun melibatkan perusahaan besar telur ayam ini.

“Kalau terlalu murah dipotong, dijual induknya. Kan ada induk ayam bertelur, diapkir atau disembelih, dijual agar enggak nelur lagi, telur sedikit harga naik,” jelasnya.

Baca: Harga Telur Ayam Hari Ini 29 Agustus 2022, di Sekitar Jakarta Kini Sudah Mencapai Rp 31 Ribu per Kg

Tingginya Harga Jagung Internasional Jadi Salah Satu Faktor Harga Telur Melesat

Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Azizah Fauzi mengatakan, kenaikan harga telur yang terjadi selama hampir sepekan ini, salah satunya disebabkan oleh tingginya harga jagung internasional.

Menurutnya, jagung merupakan bahan utama pakan ternak, khususnya untuk ayam petelur.

“Kebutuhan jagung untuk pakan ternak masih membutuhkan impor karena pasokan domestik belum mencukupi kebutuhan ini. Sayangnya impor jagung pakan ternak masih restriktif karena hanya terbuka untuk BUMN dengan Angka Pengenal Impor Umum (API-U),” ucap Azizah dalam keterangan tertulisnya, Jumat (26/8/2022).

Berdasarkan data Food Monitor yang dihimpun CIPS dari United States Department of Agriculture (USDA), rata-rata produksi jagung Indonesia 2015-2020 hanya mencapai 11,5 juta ton.

Sementara tingkat konsumsi tahunannya diperkirakan melebihi 12 juta ton. Selisih antara produksi domestik dan kebutuhan ini dipenuhi dengan impor.

Azizah kembali melanjutkan, ketersediaan dan harga sebuah komoditas tidak hanya bergantung pada kuantitas produksi.

Beberapa faktor lain yang mempengaruhi ketersediaan dan harga jagung antara lain produksi jagung yang tidak stabil sepanjang tahun.

Secara umum terdapat tiga kali musim tanam jagung di Indonesia, yaitu pada Oktober-Februari, Maret-Juni dan Juli-September.

“Hampir setengah produksi jagung nasional dihasilkan pada musim tanam pertama yang bertepatan dengan musim penghujan. Musim tanam kedua dan ketiga masing-masing hanya menyumbang 37 dan 14 persen produksi,” papar Azizah.

Sayangnya, Permendag 25/2022 (Perubahan atas Permendag 20/2021) hanya memperbolehkan BUMN dengan API-U untuk mengimpor jagung pakan ternak. (*)

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Bambang Ismoyo)(Kompas.com/Ade Miranti Karunia)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Jokowi Ungkap Penyebab Naiknya Harga Telur hingga Prediksi 2 Minggu Lagi Harganya akan Turun

# Presiden Jokowi # Pasar Cicaheum # Presiden Joko Widodo # Bandung # 

Editor: Wening Cahya Mahardika
Sumber: Tribunnews.com

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved