Rabu, 14 Mei 2025

HUT ke-77 RI

HUT ke-77 RI: Sejarah Lomba Panjat Pinang Peninggalan Belana, Kini Terancam Punah

Kamis, 11 Agustus 2022 18:01 WIB
Kompas.com

TRIBUN-VIDEO.COM - Memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia, masyarakat menggelar beragam perlombaan.

Salah satu perlombaan yang khas menjelang 17 Agustus adalah panjat pinang.

Perlombaan ini melibatkan sejumlah orang, dengan menggunakan batang pohon pinang yang di tanam di tanah dan dilumuri pelicin.

Ujung batang pinang diberi tempat untuk menggantungkan beragam hadiah yang bisa diambil para peserta.

Seperti diberitakan Harian Kompas, 23 Agustus 1996, perlombaan panjat pinang disebut merupakan peninggalan kolonial Belanda.

Meski begitu, tak dituliskan terlalu banyak mengenai kapan perlombaan ini pertama kali diadakan.

17 Agustus 2018, dahulu panjat pinang digunakan sebagai acara hiburan kaum kolonial. Panjat pinang sering diadakan di acara-acara penting seperti hajatan, hari libur nasional, atau hri ulang tahun tokoh penting Belanda.

Tradisi memberi pelicin di batang pohon pinang pun telah ada sejak zaman penjajahan Belanda.

Dahulu, peserta dalam satu tim juga berlomba, agar berhasil memanjat dan mengambil hadiah yang digantung.

Kala itu, hadiah yang digantung di atas batang pinang meliputi bahan pokok seperti makanan, tepung, gula, hingga pakaian.

Baca: Tokoh-tokoh di Balik Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ke Berbagai Pelosok Daerah

Baca: Tokoh-tokoh di Balik Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ke Berbagai Pelosok Daerah

Mengulik sisi lain, Harian Kompas pada 14 Agustus 1997 memberitakan, bulan Agustus menjadi berkah bagi para pedagang batang pohon pinang.
Selain pedagang musiman bendera, pedagang batang pinang juga mendulang keuntungan menjelang peringatan HUT RI pada 17 Agustus.
Para pedagang musiman menggelar lonjoran batang pinang sejak awal bulan hingga akhir bulan Agustus.
Melansir Harian Kompas, 17 Agustus 2000, pohon pinang sirih (Areca catechu) merupakan jenis yang dipilih sebagai bahan baku tiang lomba panjat-memanjat.

Alasannya, karena memiliki kualitas bagus, batangnya lurus dan tinggi, serta lingkarannya sempurna.

Setelah kulitnya dikupas, batang pohon pinang sirih menjadi benar-benar licin dan mulus. Ruas-ruas yang ada pada batang pinang sirih mudah diratakan dengan serutan atau amplas.

Ke depan, perlombaan panjat pinang terancam menjadi sebuah kenangan, lantaran pohon pinang semakin jarang.

Usaha peremajaan dan pembudidayaan pohon pinang saat ini belum cukup mendapatkan perhatian.
Padahal, pertumbuhan pohon pinang relatif lambat. Pohon pinang baru layak ditebang untuk keperluan perlombaan setelah berusia 30 tahun.
Hanya dari batang pohon pinang setua itu yang disebut bisa ideal untuk tiang lomba panjat pinang, ukurannya yakni tinggi antara 8 hingga 12 meter dan diameter sekitar 43 hingga 60 cm.

Kelangkaan pohon pinang itu juga diperparah dengan keengganan petani meremajakan jenis pohon tersebut. Menanam pohon pinang dianggap sebagian petani tak ekonomis.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Lomba Panjat Pinang, Peninggalan Kolonial yang Terancam Jadi Kenangan"

# kemerdekaan # pohon pinang # perlombaan # Belanda

Editor: Restu Riyawan
Video Production: Lulu Adzizah F
Sumber: Kompas.com

Tags
   #kemerdekaan   #perlombaan   #pohon pinang   #Belanda

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved