HUT ke-77 RI
Sosok Laksamana Maeda Perwira Tinggi Angkatan Laut Jepang yang Mendukung Kemerdekaan Indonesia
TRIBUN-VIDEO.COM - Biodata Laksamana Maeda atau yang memiliki nama lengkap Laksamana Muda Tadashi Maeda merupakan perwira tinggi Angkatan Laut Jepang.
Laksamana Maeda lahir di Kajiki, 3 Maret 1898.
Ia menjabat sebagai Kepala Penghubung Angkatan Laut dan Angkatan Darat Jepang pada masa pendudukan Indonesia di bawah Jepang.
Laksamana Maeda juga merupakan sosok penting pada Kemerdekaan Indonesia.
Ia mempersilahkan kediamannya di Jl. Imam Bonjol, No.1 Jakarta Pusat sebagai tempat penyusunan naskah proklamasi oleh Soekarno, Mohammad Hatta dan Achmad Soebardjo, serta sang juru ketik Sayuti Melik.
Rumah Laksamana Maeda
Kediaman Laksamana Maeda menjadi kantor penghubung yang beroperasi pada Oktober 1942.
Ia membentuk empat departemen di kantor penghubung, dengan mayoritas staf adalah warga sipil.
Salah satunya adalah Ahmad Soebardjo, kepala kantor cabang departemen penelitian.
Soebardjo dan Laksamana Maeda sudah saling kenal sejak di Den Haag, Belanda, dan Berlin, Jerman pada 1930.
Baca: Pahlawan Nasional Mohammad Yamin, Penggagas dan Perumus Sumpah Pemuda dari Sumatera Barat
Saat di Belanda, Soebardjo merupakan aktivis Jong Java dan Persatuan Mahasiswa Indonesia.
Selain itu, Soebarjo bersama Mohammad Hatta merupakan perwakil Indonesia dalam Liga Menentang Imperialisme dan Penindasan Penjajah di Brussels, Belgia dan Jerman.
Ketika itu, Laksamana Maeda menjadi atasan Kedutaan Besar Kekaisaran Jepang di Belanda dan Jerman.
Laksamana Maeda merupakan perwira tinggi militer Jepang yang mendungkung para pemuda Indonesia untuk mewujudkan kemerdekaanya.
Bahkan Laksamana Maeda tidak keberatan jika kantornya digunakan Soebardjo bersama kawan-kawannya untuk mengadakan pertemuan kecil.
Laksama Maeda pun meminta agar Soebardjo untuk melakukan pertemuannya lebih intens untuk mewujudkan kemerdekaan.
Sejak itu, Laksamana Maeda bertolak belakang dengan sikap militer Jepang, terutama Rikugun.
Pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 saat sekutu menjatuhkan bom atom di Hiroshima, Kekaisaran Jepang lanngsung menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia.
Pada 12 Agustus 1945, tiga tokoh nasional, Soekarno, Hatta, dan Radjiman Wedyodiningrat diminta bertemu Panglima Tertinggi Jepang untuk Asia Pasifik Marsekal Hisaichi Terauchi di Dalat, Vietnam.
Dalam pertemuan tersebut, Jepang memberikan kemerdekaan kepada Indonesia pada 24 Agustus 1945.
Namun setelah tiga hari dalam pertemuan itu, Radio Asia Raya mengumumkan kekalahan Jepang atas Sekutu.
Baca: Sosok sang Pahlawan Nasional Jenderal TNI GPH Djatikusumo, Komandan BKR di Solo dengan Pangkat Mayor
Sejak itu pula, Jepang membangkitkan para muda Indonesia untuk meminta Soekarno mengumumkan kemerdekaan secepatnya.
Bertepatan pada 16 Agustus 1945, dibawah pimpinan Sukarni, para pemuda sempat mengasingkan Dwi Tunggal, Soekarno-Hatta, ke Rengasdengklok, Karawang, untuk mengumumkan proklamasi hari itu juga. Ide itu ditolak kedua pemimpin pertama Indonesia.
Soebardjo pun menjemput Dwi Tunggal untuk pulang ke Jakarta yang diiringi para pemuda.
Namun, rapat yang akan digelar di Hotel Des Indes gagal karena mereka tiba di Jakarta sudah larut malam.
Soebardjo yang aktif di Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) kemudian meminta izin kepada Maeda untuk memakai kediamannya sebagai lokasi rapat persiapan kemerdekaan.
Perumusan Naskah Proklamasi
Puluhan tokoh pemuda serta anggota PPKI telah berkumpul di kediaman Laksamana Maeda, memasuki pada 17 Agustus, tengah malam.
Di ruang makan, Soekarno, Hatta dan Achmad Soebardjo melakukan perumusan naskah proklamasi.
Sedangkan, anggota lainnya menanti di ruang besar.
Seusai merumuskan naskah proklamasi, Sukarno menuju ke ruangan besar yang dihadiri 40-50 an orang.
Hatta mengusulkan agar mengikuti deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat founding fathers-nya meneken semua.
Kemudian Sukarni juga mengusulkan, jika penandatangannya diwakilkan dua orang saja, yakni Soekarno dan Hatta. Namun diatas namakan rakyat Indonesia.
Setelah sudah disepakati, Soekarno meminta kepada Sayuti Malik untuk mengetik naskah proklamasi dengan didampingi wartawan BM Diah.
Namun di rumah Laksamana Maeda tidak memiliki mesin ketik dengan huruf latif, hanya huruf kanji saja.
Saat itu, asisten rumah tangga Laksama Maeda dierintah untuk mencari dan meminjam sebuah mesin ketik dari Konsulat Jerman.
Akhirnya mendapatkan pinjaman mesin ketik dari Mayor Kandelar.
Mesin ketik itu digunakan untuk mengetik naskah proklamasi.
Saat mengetik, Sayuti Melik mengubah tiga kata dari tulisan tangan Sukarno, seperti kata 'tempoh' menjadi hanya 'tempo'. Kemudian 'wakil-wakil bangsa Indonesia' menjadi 'atas nama bangsa Indonesia.'
Lalu penulisan tahun. Pada naskah tulisan bung Karno tertulis: 'Jakarta, 17-8-05', oleh Sayuti Melik ditambah menjadi 'hari 17 bulan 8 dan tahun 05'.
Seusai naskah proklamasi sudah selasai diketik, pukul 02.00 dini hari, Sukarno dan Hatta menbubuhkan tanda tangan di atas grand piano yang ada di rumah Maeda.
Berbekal naskah yang telah ditandanganinya, Sukarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia beberapa jam kemudian di kediamannya yang terpaut hampir dua kilometer dari rumah Laksamana Maeda.
Secara keseluruhan rumah Laksamana Maeda hanya digunakan selama empat jam. Namun, empat jam itu lah yang turut menentukan nasib Indonesia sebagai sebuah negara.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribuntribunlampungwiki.com dengan judul Biodata Laksamana Maeda Sosok Perwira Tinggi Angkatan Laut Jepang
# HUT ke-77 RI # Laksamana Maeda # perwira tinggi # Kemerdekaan Indonesia
Video Production: Irvan Nur Prasetyo
Sumber: Tribun Lampung
TRIBUNNEWS UPDATE
Daftar 13 Perwira Tinggi Polri Naik Pangkat, Ada 6 Jenderal Baru hingga Akhmad Wiyagus Jabat Komjen
Kamis, 1 Mei 2025
Tribunnews Update
Kapolri Mutasi 6 Perwira Tinggi Polri, Ada Kapolda Jatim Irjen Imam Sugianto hingga Wakapolda Kepri
Minggu, 2 Februari 2025
Local Experience
Kiprah Pakubuwana X dalam Pergerakan Nasional, Turut Memberi Dukungan Materi
Senin, 21 Oktober 2024
Local Experience
Peran Penting Sri Sultan Hamengkubuwono IX di Masa Awal Kemerdekaan Indonesia
Senin, 21 Oktober 2024
Local Experience
Melihat Perjuangan Tan Malaka, Tokoh yang Menginspirasi Soekarno-Hatta untuk Membentuk RI
Rabu, 16 Oktober 2024
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.