Minggu, 11 Mei 2025

HUT KEMERDEKAAN RI

Siapa B. M. Diah Orang yang Pungut Teks Proklamasi Asli di Tong Sampah dan Simpan Selama 46 Tahun

Senin, 8 Agustus 2022 08:20 WIB
Tribun Video

TRIBUN-VIDEO.COM - Sejumlah tokoh turut hadir dan menjadi saksi perumusan naskah Proklamasi yang dilaksanakan di rumah Laksamana Muda Maeda.

Satu di antaranya adalah Burhanuddin Mohammad Diah atau B.M Diah yang merupakan seorang wartawan yang terlibat dalam penyebaran berita kemerdekaan Indonesia atas perintah langsung dari Mohammad Hatta.

Ia juga menjadi penyelamat draf naskah proklamasi tulisan tangan Soekarno.

B.M Diah kemudian menyimpan naskah tersebut lebih dari 40 tahun hingga masih bisa kita saksikan saat ini.

Saat itu, Soekarno dan Moh Hatta serta Achmad Soebardjo menyusun draf proklamasi di dalam ruangan.

Sedangkan B.M Diah, para aktivis dan para pemuda lain menunggu di ruang tengah rumah Laksamana Maeda.

Setelah draf proklamasi telah disetujui oleh para wakil pemuda dan anggota PPKI yang hadir, Soekarno meminta Sayuti Melik untuk mengetik naskahnya.

Pasca diketik, naskah itu ditandatangani oleh Soekarno-Hatta lalu Sayuti Melik membuang begitu saja draf proklamasi itu.

Tak ada yang peduli pada draf tulisan tangan itu, namun B.M Diah sebagai wartawan memiliki naluri yang berbeda.

Ia kemudian menyelamatkan setiap bukti dari sebuah momen paling bersejarah tersebut.

B.M Diah memungut kembali naskah proklamasi dari tempat sampah dan kembali merapikannya.

Lalu naskah itu diselipkan ke buku catatan yang ia bawa dan disimpan lebih dari 40 tahun.

Naskah itu baru diserahkan ke pemerintah Republik Indonesia pada 1992.

Peran B.M Diah tak hanya sampai situ, ia juga turut membantu angkat senjata merebut percetakan Djawa Shimbun.

Percetakan itu kemudian yang menerbitkan Harian Asia Raja.

Saat itu, Jepang terus berusaha meralat berita-berita kemerdekaan hingga menyegel kantor berita.

Namun perjuangan B.M Diah tak pernah padam, mereka terus menyebarkan berita proklamasi dengan mencetak surat kabar dan selebaran hingga ke pelosok Indonesia.

Sebelum kemerdekaan, selain menjalani profesinya sebagai jurnalis, BM Diah sering berdiskusi dengan Sukarni dan Chairul Saleh mengenai gagasan kemerdekaan Indonesia.

Ia pernah melakukan pertemuan pada Mei dan Juni 1945 bersama kaum muda untuk menentukan sikap dan berusaha melepaskan diri dari penjajahan.

Karena jasa BM Diah dalam mendorong para pemuda, ia sempat ditangkap oleh Jepang pada 7 Agustus karena dinilai membahayakan.

Ia baru dibebaskan pada 15 Agustus 1945 setelah dijamin oleh keluarga besar istrinya.

Setelah itu, ia bergegas menemui Sukarni dan Chairul Saleh di rumah Soebardjo untuk mendorong Soekarno-Hatta melakukan revolusi.

Pasca merdeka, B.M Diah dipercaya menjadi duta besar Indonesia untuk Cekoslovakia dan Hongaria.

Lalu ia dipindahkan ke Inggris pada 1962-1964, kemudian ke Thailand pada 1964-1966.

Pada 1966 ia kembali ke Indonesia dan diangkat oleh Presiden Soeharto menjadi Menteri Penerangan pada 1966-1968.

Setelah selesai menjabat, B.M Diah kembali menekuni dunia jurnalis dan duduk sebagai Presiden Direktur PT Masa Merdeka dan Wakil Pemimpin di PT Hotel Prapatan-Jakarta.

B.M Diah meninggal dunia pada (10/6/1996) di Jakarta akibat stroke dan penyakit ginjal.

Untuk mengenang jasa BM Diah, ia diberi beberapa penghargaan oleh negara, yakni:

Bintang Mahaputra Utama dari Presiden Soeharto pada 10 Mei 1978

Piagam Penghargaan (17 Agustus 1995)

Medali Perjuangan Angkatan '45 dari Dewan Harian Nasional (17 Agustus 1995)

(Tribun-Video.com)

# Achmad Soebardjo # Soekarno # Mohammad Hatta # proklamasi

Editor: Alfin Wahyu Yulianto
Reporter: Ratu Budhi Sejati
Video Production: Dwi Adam Sukmana
Sumber: Tribun Video

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved