Senin, 12 Mei 2025

Terkini Daerah

2 Dekade Jember Fashion Carnaval, JFC Dibangun untuk Memberikan Kebermanfaatan

Minggu, 7 Agustus 2022 21:38 WIB
Surya

TRIBUN-VIDEO.COM - Jember Fashion Carnaval (JFC) memasuki dua dekade atau tahun ke-10 di Tahun 2022 ini.

Tetapi jika dihitung dengan masa pandemi, maka sudah masuk di tahun ke-22. Namun untuk karnaval fesyen di jalan yang digelar secara meriah dan megah (world class street fashion carnival), memasuki tahun ke-20.

Sebuah pagelaran karnaval yang tidak pendek.

Karnaval fesyen yang secara kontinyu digelar setiap tahun.

Karenanya, JFC di tahun ke-20 kali ini menyuguhkan sebuah warisan agung 'The Legacy', menampilkan karya yang menjadi tonggak agung di setiap perjalanannya selama 10 tahun terakhir.

The Legacy ini pula juga mengacu kepada warisan yang ditinggalkan oleh founder JFC (alm) Dynand Fariz.

Surya berbincang dengan Presiden JFC saat ini Budi Setiawan, yang menggantikan posisi Dynand Fariz, perihal perjalanan dua dekade JFC.

Iwan, demikian panggilan akrabnya, menyebut dua dekade ini merupakan tonggak atau estafet awal untuk menuju tonggak selanjutnya.

Banyak dinamika, baik riak kecil sampai besar, dalam perjalanan menuju dua dekade JFC ini.

Namun dengan dua kekuatan dan nilai besar yang dibangun JFC, membuat JFC masih bisa berjalan sampai 20 tahun ini.

"Ada dua kekuatan dalam perjalanan JFC. Pertama tujuan yang dibangun secara jelas. Tujuan JFC adalah sebagai wadah penguatan, juga branding sebuah kota, yang nantinya bisa memberikan kebermanfaatan besar bagi semua," ujar Iwan dalam perbincangan dengan Surya menjelang perhelatan JFC ke-20.

Kekuatan kedua yang menopang JFC adalah organisasi yang dibangun secara sukarelawan (voluntary).

"Organisasi ini dibangun oleh kekuatan kesukarelawanan, justru ini menciptakan wadah untuk orang lintas usia, profesi, juga kelompok," tegasnya.

Kesukarelawanan ini juga akhirnya menciptakan sebuah ekosistem karnaval.

Ekosistem karnaval yang diciptakan JFC telah menjadi kekuatan tersendiri.

Ekosistem karnaval ini yang belum bisa ditiru oleh daerah lain.

"Penting juga bagaimana ekosistem karnaval ini terbentu. Tidak hanya sekadar yang mengorganisasi pelaksanaan karnavalnya, namun banyak elemen di dalamnya. Ada peserta, Pemda, media, masyarakat, banyak elemen terlibat sehingga menciptakan sebuah ekosistem," imbuhnya.

Dia mencontohkan bagaimana peran media luar biasa dalam menyiarkan karnaval JFC.

Dukungan dari Pemda Jember, meskipun sudah ada empat orang bupati memimpin Jember di dua dekade perjalanan JFC. Kepemimpinan empat bupati berbeda ini memberikan banyak dinamika, pelajaran, dan pengalaman bagi JFC.

Baca: Grand Carnival JFC 2022 Digelar Sepanjang Jalan 3,6 Kilometer dari Central Park Jember

Belum lagi dari sisi keikutsertaan peserta. Peserta karnaval JFC ini menjadi kekuatan besar.

Sebab, mereka yang menciptakan 'keajaiban' melalui tampilan mereka.

Ini juga yang dinyatakan oleh Iwan ketika ditanya Surya, bagaimana menciptakan konten karnaval yang biar tidak dinilai 'itu-itu saja' itu penonton.

"Itu yang kami juga selalu heran. Setiap mereka tampil, pasti akan selalu menemukan 'kok bisa ya jadi begini', 'kok kepikiran ya mereka menciptakan kostum yang seperti itu'. Inilah yang kami sebut 'miracle'. Jadi konten karnaval ini merupakan karya dari sang pencipta mahakarya melalui tangan-tangan adik-adik peserta," tegas Iwan.

Manajemen JFC yang menjadi penyelenggara hanya membikinkan petunjuk dan nilai-nilai dalam JFC.

Untuk kostum yang bakal dipakai, penyelenggara hanya menyiapkan prototipe nya saja.

Para peserta sendiri yang mengeksplorasi.

Di setiap eksplorasi peserta inilah keajaiban itu muncul.

Keajaiban itu menjadi kekayaan kostum dan tampilan, yang itu secara keseluruhan menjadi konten karnaval.

Hal inilah yang membuat penampilan peserta JFC akan berbeda jika ditelisik secara detil.

Kekuatan konten karnaval itu pula yang disiapkan, kemudian ditularkan kepada generasi berikutnya di JFC.

Manajemen JFC saat ini menyiapkan regenerasi untuk etape selanjutnya.

Sebab, kata Iwan, dua dekade JFC ini menjadi tonggak awal untuk etape selanjutnya.

"Modal kekuatan yang saya sebutkan tadi merupakan modal yang sudah terbangun di 20 tahun pertama ini. Dampak yang sudah ada antara lain Jember terkenal sebagai Kota Karnaval, berdampak pada datangnya investor. Ekonomi masyarakat bergerak saat JFC berlangsung," imbuhnya.

Baca: Puncak Acara Jember Fashion Carnaval 2022, Ada Penampilan Puteri Indonesia hingga Defile Terbaik

Modal itu pula yang harus terus dijaga, dan dikembangkan untuk kemudian melaju ke etape berikutnya, melalui generasi-generasi baru.

Peserta JFC diberi pengalaman bagaimana pelaksanaan sebuah karnaval fesyen di jalan namun dalam skala besar seperti JFC digelar.

Skala besar, sebab setiap pagelaran JFC diikuti oleh ribuan orang peserta.

Selama dua hari event JFC tahun 2022 ini, ada 1.500 orang menjadi penampil.

Mereka tampil di Wonderful Artchipelago Carnival Indonesia, Pet's Carnival, Artwear Carnival, World Kids Carnival, dan Grand Carnival (puncak karnaval JFC).

Mereka, antara lain, mulai dari Puteri Indonesia, ibu rumah tangga, anak sekolah, model, pecinta hewan, juga desainer.

Pagelaran JFC menempuh jarak terjauh sepanjang 3,6 Km, melewati jalan nasional.

Walhasil, jalan-jalan tersebut harus ditutup.

Sebuah karnaval yang mau tidak mau harus didukung oleh pembuat kebijakan dan pemerintah daerah, karena memang memakai fasilitas publik di dalamnya.

Karnaval ini pula membawa dampak ekonomi luar biasa, seperti contoh 2.000 kamar yang dimiliki oleh hotel di Jember terisi penuh saat JFC.

Belum lagi dampaknya kepada tempat makan, juga ekonomi kerakyatan di sekitar tempat pelaksanaan karnaval.

"Karena JFC dibangun untuk memberikan kebermanfaatan," tegas Iwan.

Baca: Grand Carnaval Jember Fashion Carnaval 2022 Digelar Minggu Malam, Ini Rute yang Akan Dilewati

Kebermanfaatan ini pula yang ditekankan oleh Bupati Jember Hendy Siswanto. JFC, katanya, telah memberikan manfaat, satu di antaranya, dari sisi ekonomi.

"Ekonomi bergerak, terutama ekonomi kerakyatan. Karenanya, selama perhelatan JFC, kami dari Pemkab Jember mendatangkan UMKM di Alun-Alun, belum lagi tenda UMKM yang dibangun di sepanjang rute. Belum lagi para PKL yang berjualan," kata Hendy.

Selama ini memang belum ada penghitungan nilai ekonomis dari satu pagelaran JFC.

Namun jika dihitung secara kasar dari kamar hotel saja, sedikitnya ada transaksi Rp 1 miliar di satu kali pelaksanaan JFC.

Itu hanya dari satu subsektor saja.

Belum lagi dampak ekonomi bagi pelaku usaha di subsektor makanan, minuman, juga pernak-pernik karnaval.

Ambil contoh, satu orang peserta Grand Carnival saja, yang bisa mengeluarkan uang sampai Rp 2 juta untuk membuat satu kostum karnaval JFC.

Sementara, ada ratusan orang terlibat di pelaksanaan Grand Carnival.

Karenanya, Bupati Hendy menegaskan Pemkab Jember sangat mendukung pagelaran JFC.

"Dan mulai tahun ini, kita tambahi sebutan Kota Karnavalnya, ada tambahan Dunia, menjadi Jember Kota Karnaval Dunia," tegasnya.

Pemkab Jember bakal mendukung dari sisi sarana dan prasarana, seperti contoh, JFC tahun ini digelar malam hari.

Pelaksanaan ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

Pelaksanaan malam hari ini menjadi tonggak awal, bagaimana JFC mampu menggelar event karnaval besar di siang dan malam hari.

"Kita lihat bagaimana pelaksanaan karnaval malam hari. Nanti ke depan, kami akan mendukung dengan pemberian lampu-lampu penerangan lebih," tegasnya.

JFC ke-20 Tahun 2022 yang mengambil tema The Legacy ini bakal diejawantahkan dalam 10 defile yakni Sriwijaya, Madurese, Majapahit, Garuda, Kujang, Aztec, Betawi, Mahabharata, Sasando, dan Poseidon.

Untuk kali pertama, Grand Carnival JFC digelar malam hari, yakni Minggu (7/8/2022) malam.

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul 2 Dekade Jember Fashion Carnaval, 'JFC Dibangun untuk Memberikan Kebermanfaatan'

#Jember #Jember Fashion Carnaval #fashion #Festival

Baca Artikel Lainnya di Sini

Video Production: Arie Setyaga Handika
Sumber: Surya

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved